Happy reading!!!
Setelah beberapa hari tak sadarkan diri, Xiao Zhan akhirnya terbangun menatap sekeliling yang menurutnya asing.
"Ughh,," ringisnya saat merasa kram pada bagian bawah perutnya.
"Kau sudah bangun? Tunggu aku akan panggilkan dokter!" seru seorang pria dengan suara baritonnya.
Pria berperawakan tinggi dan tegap tersebut berjalan keluar kamar, tak berselang lama ia kembali dengan seorang dokter dan seorang pria paruh baya lainnya namun terlihat cantik.
Dokter segera memeriksa keadaan Xiao Zhan serta menekan nekan perut Xiao Zhan pelan.
"Apa yang Anda rasakan Tuan?" tanya dokter wanita itu lembut.
"Sedikit kram di bagian itu dok" jawab Xiao Zhan.
Dokter wanita itu tersenyum lembut lalu kembali menurunkan baju Xiao Zhan.
"Bagaimana?" tanya pria berparas cantik itu.
"Tidak apa apa. Itu adalah hal yang wajar saat sedang hamil, gege tenang saja" ucapnya.
Pria paruh baya itu bernafas lega. Kemudian ia melangkah mendekati Xiao Zhan dan duduk di tepi tempat tidur tersebut.
Ia mengusap ngusap perut Xiao Zhan yang masih rata.
"Nak, kau harus menjaga kandunganmu dengan baik. Kau hampir saja kehilangan kedua calon anakmu" ucapnya lembut.
"Dan maaf karena membawamu kemari tanpa meminta izin darimu. Apa kau tidak masalah?" lanjutnya.
Xiao Zhan mengangguk sebagai jawaban, tangannya mengusap perutnya yang masih ratanya.
Demi menghindari kejaran Hao Xuan, ia hampir saja kehilangan kedua calon anaknya.
Tunggu! Dua? Pikir Xiao Zhan.
"T-tuan maksud anda anak saya kembar?" tanya Xiao Zhan.
"Ya, usianya baru dia minggu" jawabannya.
"Tapi nak, apa yang terjadi padamu malam itu?" tanyanya kemudian.
Pandangan Xiao Zhan tiba tiba menyendu saat teringat apa yang terjadi padanya.
"Aku di culik oleh sahabatku sendiri, dia juga memalsukan kematian ku dan memisahkan ku dengan suami ku. Saat tau aku mengandung anak Yibo dia berniat menggugurkan kandunganku" ucap Xiao Zhan bercerita.
"Yibo?" tanya pria berperawakan tegas tersebut.
"Ehhmm,, Lan Yibo, Tuan mengenal suamiku?" tanya Xiao Zhan penuh harap.
"Tidak, kami sudah lama menetap di sini dan tidak pernah kembali ke Beijing" ucap Pria itu dengan suara baritonnya.
Melihat wajah sedih dari Xiao Zhan membuat pria itu tak tega, terlebih wajah dari Xiao Zhan sangat mirip dengan almarhum anaknya.
"Apa kau masih mengingat nomor ponsel suami mu? Aku akan menghubunginya dan mengatakan jika kau berada disini" ucapnya menyodorkan ponselnya pada Xiao Zhan.
Xiao Zhan menerima ponsel tersebut dan memasukkan nomor Yibo di dalamnya, kemudian mengembalikan ponsel tersebut kepada pemiliknya.
"Terimakasih tuan" ucap Xiao Zhan.
"Tidak masalah" jawab pria itu. Lalu melangkah keluar menghubungi nomor yang Xiao Zhan berikan tadi.
"Nak, siapa namamu?" tanya pria berparas manis itu setelah cukup lama terdiam.
"Xiao Zhan, Lan Xiao Zhan" jawab Xiao Zhan.
"Nama kita sama, tapi sekarang aku sudah mengganti namaku. Wang Sean itu adalah namaku. Dan pria yang tadi adalah suami ku namanya Wang Yi dan dia Zhao Lusi adik ku" ucap Wang Sean.
"Sekali lagi terimakasih Tuan" ucap Xiao Zhan.
"Tuan? Tidak panggil aku mama saja, wajahmu terlihat sangat mirip dengan Xiao Xiao ku" ucap Sean dengan wajah terlihat sendu.
Deg!
"M-mom ini Xiao Xiao mom, maafkan Xiao Xiao" Xiao Zhan membatin sambil menitikkan air mata.
Sean yang melihat Xiao Zhan menangis pun merasa khawatir.
"Zhan, ada apa? Mengapa kau menangis?!" serunya.
Xiao Zhan menggeleng dan mengusap air matanya kasar.
"Hanya teringat ibuku" ucap Xiao Zhan.
"Ibumu pasti sedih saat ini" ucapnya.
Lagi lagi Xiao Zhan menggeleng "Ibuku sudah meninggal saat aku berusia 10 tahun, ayahku menikah lagi tapi ibu dan saudara tiriku sangat jahat padaku" ucap Xiao Zhan.
Tak lama Wang Yi kembali dan menggeleng menandakan panggilannya tidak di angkat oleh Yibo.
Sean menoleh kearah Xiao Zhan yang tampak sedang sedih.
"Kita akan menghubunginya nanti. Jika kau mau kau bisa tinggal di sini dan menjadi anakku, aku sering kesepian jika suami dan adik ku pergi bekerja" ucapnya memasang wajah sedihnya.
Membuat Xiao Zhan terkekeh, saat Sean memasang wajah sedihnya, ia merasa seperti sedang berkaca.
"Kau tertawa, itu bagus orang hamil tidak boleh sedih atau pun stress itu bisa berpengaruh pada bayimu" ucap Sean tersenyum manis.
Xiao Zhan pun ikut tersenyum kala melihat Sean tersenyum.
Beberapa saat kemudian ia menutup mulutnya saat merasakan dirinya akan muntah.
Xiao Zhan segera berlari menuju kamar mandi dan berjongkok di depan kloset.
Sean memijit tengkuk Xiao Zhan dan memberikannya air minum.
Xiao Zhan meneguk air tersebut hingga tersisa setengah lalu ia beranjak berdiri dengan di bantu oleh Sean.
Sean mendudukkan Xiao Zhan di tempat tidur dan menyelimutinya sebatas pinggang.
"Apa kau menginginkan sesuatu? Seperti yang manis, asam atau yang lainnya?" tanyanya pada Xiao Zhan.
Xiao Zhan menggelengkan kepalanya. Ia tidak menginginkan apapun saat ini.
"Baiklah jika kau menginginkan sesuatu kau bisa beritau aku" ucap Sean beranjak dari sana.
"Istirahatlah kau belum pulih sepenuhnya" ucapnya lagi mengusap kepala Xiao Zhan.
Xiao Zhan mengangguk dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur.
Setelah kepergian Sean, Xiao Zhan kembali bangun dan menyenderkan tubuhnya di bad head tempat tidur sambil mengusap perutnya yang masih rata.
Pikirannya jauh melayang memikirkan suaminya Lan Yibo.
"Ge, aku di sini... Hampir saja aku kehilangan anak kita, aku merindukanmu ge" monolog Xiao Zhan.
Air kembali mengalir membasahi pipi tirusnya.
Pemandangan itu tak luput dari mata Sean. Ya pria paruh baya itu tak sepenuhnya pergi.
Ia mengintip Xiao Zhan dari celah pintu yang sengaja tak ia tutup rapat.
"Anak yang malang... Aku pasti akan membuatmu bahagia dan melupakan sejenak masalah mu" batinnya lalu melangkah pergi dari sana.
____________
T
B
C
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Wang's season || : Istri Tengil Sang Mafia ✅✅
FanficWang Xiao Fan memilih mengakhiri hidupnya malam itu. Saat terbangun ia sudah menempati tubuh seseorang yang bernama Lan Xiao Zhan. Istri dari seorang Lan Yibo pemimpin mafia yang terkenal dengan sikap dingin, kejam dan bengis. Bahkan terhadap istri...