BAB 4. Minho & otak licik nya 𐂡

105 11 0
                                    

Malam itu, seeluruh murid  Home School tengah mengistirahatkan diri. Tengah malam ini tempat mereka mendapati hujan dengan badai yang cukup kuat, berbeda dengan yang lain, alih-alih tidur pulas Seungmin justru terbangun. Kaki nya ia langkah kan perlahan ke aarah jendela, membuka tirai nya pelan, pepohonan bergoyang seakan tertampar oleh tetesan air hujan yang turun. Di lihat nya pinggiran hutan sana, Seungmin mengkhawatirkan kelinci mereka. Kembali menutup tirai jendela, Seungmin bawa langkah kaki nya di ranjang Changbin, "hey, bangun lah. Ayo bangun!" seru nya seraya mengguncang kan tubuh Changbin pelan.

Salah besar Seungmin membangun kan Changbin, laki-laki dengan perawakan nya yang besar itu jika sudah tidur memang seperti tengah ber-simulasi mati. Seungmin pasrah, ia tak mendapat respon apapun dari Changbin, laki-laki itu bukan nya bangun justru melenguh sekali dan menutup tubuh nya menggunakan selimut untuk menyaman kan diri. Seungmin tak ada pilihan, ia segera beranjak keluar perlahan dari kamar nya, di lirik nya kanan dan kiri, para master tak ada disana, ini kesempatan baginya!

Seungmin berlari, menuju hutan yang dimana kelinci mereka berada. Dengan baju nya yang basah, Seungmin tersenyum lalu bergerak cepat kala 3 kelinci dari mereka sedikit basah kehujanan dan memojok kan diri di samping jerami, 3 nya lagi sudah berada di rumah kecil yang mereka buat sore tadi. Memasuk kan nya perlahan, di elus nya kelinci paling kecil yang berkalung 'Imo', lalu memasuk kan nya ke dalam rumah kecil bersama yang lain, "Seungmin harap kalian baik-baik saja, Seungmin akan merawat mu dengan baik, Imo!" katanya, lalu pergi kembali menuju Home School.

. . . { 𐂡 } . . .

Malam menuju pagi, hujan pun telah reda. Berbeda dengan yang lain, Lia kini justru tengah duduk melamun di kursi samping pohon besar di pinggir hutan bersama dengan kelinci yang di tugaskan untuk mereka rawat. Entah apa yang ia pikirkan malam ini, tapi wajah nya terlihat nampak lelah dan putus asa.

Secara tiba-tiba, matanya tertutup oleh dua tangan kekar dari belakang. Lia terkejut, "siapa?!" serunya. Yang di belakang nya terkekeh lalu melepas tangan nya dari mata Lia, beralih duduk di samping Lia lalu merangkul nya, "apa yang kau lakukan disini sendiri?" tanya nya penasaran. Lia mendengus dan menyandarkan punggung nya kembali di sandaran kursi, "aku hanya ingin menenang kan diri. Kau sendiri?" ujar Lia. Minho menggeleng, "aku melihat mu disini, aku akan menemani mu. Lagi pula, master tak ada yang mengetahui.

Lia mengangguk saja lalu kembali diam, ia mendongak lantas memejamkan mata menikmati angin yang melintasi wajah nya, para kelinci di kandang nya tengah sibuk bermain. Minho mengusap kepala Lia pelan, "apa kau ada masalah?" tanya nya. Lia membuka matanya perlahan, ia menoleh menatap Minho yang kini tengah menatap nya lembut, "aku hanya memikir kan keluarga ku," ucap Lia di selingi hembusan nafas gusar.

Minho mengernyit, "kenapa dengan keluarga mu?" Minho yang penasaran, laki-laki itu menegak kan tubuh nya dan kini beralih mengelus punggung Lia, "cerita kan saja pada ku."

Lia menghela nafas lalu mulai berucap, "ibu ku seorang wanita malam. . " Lia menjeda ucapan nya, "ayah ku membenci nya, begitu pun dengan mereka, tak sama sekali menginginkan kehadiran ku. Karna itu, aku di buang di Home School," jelas nya lalu mendongak menahan air mata yang hampir menetes kala mengingat dimana ayah nya membawa dirinya ke sebuah hotel yang sedang ibu nya bekerja, alih-alih menyambut putri nya, ibu Lia justru tidak mau tau dan membiarkan nya menangis tanpa kasih sayang di keliling nya. Sungguh menyedihkan, harusnya Lia cukup sadar diri untuk itu.

Minho mengangguk mengerti, tersenyum tipis lalu ia genggam tangan kiri Lia erat membuat gadis di depan nya bingung, "semua orang mempunyai keluarga masing-masing, tapi tidak semua keluarga bisa di namakan rumah," ujar nya. Lia mengangguk, mengusap air mata nya lalu mendekat kan diri dengan Minho dan memeluk nya, Minho balas pelukan itu. Entah mengapa, jika dengan Lia, emosi Minho tak meluap-luap tenimbang dengan teman nya yang lain. "Kau sendiri?"

HOME SCHOOL : SKZ ft. ITZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang