****
[tanggal 23, di pagi hari suatu bulan
di musim panas, di suatu tahun]Hendery pikir dia akan hidup tenang meski dia masih belum bisa menyingkirkan obsesi dirinya pada darah. Dia menjalani hidup yang konyol sepanjang karirnya sebagai dokter, dia menghabiskan uang dan otaknya hanya untuk memuaskan hasrat semata. Sampai kemudian, dia akhirnya mendapatkan julukan Vampir Pembunuh dari orang-orang di Dunia Bawah. Semua perjuangan tidak berarti ini berujung hanya untuk ditiru oleh seorang peniru busuk dan membuat dirinya berakhir diancam oleh eksistensi makhluk antah berantah seperti Dejun?
Jika dipikir-pikir semua ini aneh. Motif dan tujuan peniru ini menirukan 'Vampir Pembunuh' miliknya saja sejak awal sudah aneh. Tetapi Hendery sama sekali tidak memperdulikanya, dia mengambil sikap diam dibalik layar dan duduk di kursi penonton untuk menikmati peniru ini memainkan dramanya. Tapi semua dalam sekejap berubah semenjak kasus terbaru dari pembunuhan Sasha muncul, itu juga bukan bagian atraksi dari duplikat Vampir Pembunuh. Menurut Hendery, itu dilakukan orang lain yang biasa-biasa saja.
Kejadian ini terlalu kompleks untuk dijadikan sebuah kebetulan di skala 1 banding 1 triliun kejadian. Sebuah 'kebetulan' korban Sasha memiliki seorang teman yang ternyata bukan seorang manusia alias monster Vampir. Dan yang semakin mengejutkannya lagi, monster itu ingin membalaskan dendamnya kepada Vampir Pembunuh tetapi malah Hendery yang menjadi 'salah sasaran' monster itu. Hendery sudah menduga ini akan menjadi sesuatu yang semakin lama semakin menjengkelkan. Akar dari 'keanehan' rentetan kejadian ini masih belum terjawabkan. Dia sekarang bertanya-tanya.
Apakah ada seseorang yang memberitahu Vampir ini mengenai identitas dirinya?
Jika memang ada, Hendery tidak kepikiran jika itu dilakukan oleh si pembunuh Sasha. Orang itu terlalu tolol, pikirnya. Apakah ada orang 'lain' di dalam lingkaran ini? Apa itu orang ketiga?
Hendery mengerutkan alis. Di dalamnya tengkoraknya seolah ratusan ubur-ubur menari dan berpesta yang membuat kepalanya sakit. Dia kurang tidur semalaman, itu semua berkat kedatangan tamu tak terduga dari Vampir sialan. Bukan, pria itu sendiri mengatakan dirinya bukan Vampir. Tapi apapun makhluk ini, dia benar-benar membahayakan dirinya. Ditambah lagi luka yang dia terima, seluruh badannya mulai mati rasa dan nafasnya sedikit tersendat. Rasa pedih yang menggerogoti mulutnya yang robek akibat ulah di Xiaojun, membuatnya ingin mengamuk tanpa alasan.
Menyebalkan.
Setelah semua rasa sakit ini, bagaimana bisa pikiran 'mendambakan bibir itu secepat ini' terlintas dalam otaknya dungu ini? Itu pasti hanya kehilangan akal sehatnya sementara. Karena bagaimana mungkin dia yang telah di tendang, di gampar menggunakan borgol besi lalu kepalanya disundul sekuat tenaga oleh monster sialan ini, masih menginginkan berciuman dengannya lagi?
Bukankah beberapa menit lalu tadi aku juga sudah bilang kalau aku tidak tertarik dengan tubuh pria?!
BBANG─
Suara benturan itu mengejutkan seluruh sarafnya. Atensi Hendery teralihkan pada meja bangsal yang telah terbang kesamping dan membentur dinding hingga retak.
"......?"
Hendery menoleh kedepan untuk menatap Xiaojun yang menjadi dalang pelemparan bangsal. Kini tidak ada lagi pemisah antara Xiaojun dan Hendery. Hanya berjarak dua langkah, bayangan Xiaojun memenuhi wajah Hendery yang ditatap dengan tatapan mengerikan. Nafas seperti naga yang marah menghembuskan uap-uap dari kantong apinya yang mulai membara seolah siap memuntahkan lahar panas. Bunyi deritan geraham yang di gigit membuat Hendery merasa ngilu. Alis tebalnya menukik tajam. Dan taring runcing itu yang seperti dilapisi racun siap mengoyak wajahmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cyfrinachol: henxiao
FanfictionVampir tidaklah nyata. Itu tak lebih dari sebuah karakter fiksi. 'Vampir' hanya akal-akalan dari seorang pembunuh berantai. Akan tetapi, semua berubah setelah aku mendapatkan gangguan dari-nya. "Kau vampir ya?" "Aku bukan vampir." "?" ...