Tolong Akuh!

420 32 13
                                    

‼️trigger warning: kekerasan (adegan penusukan
dan penembakan), menyinggung
kasus pembunuhan dan darah‼️


****

Uap hangat membumbul tinggi dari atas cangkir kopi yang baru saja di sajikan, tangan-tangan terampil pelayan dengan telaten mengantar pesanan ke satu meja ke meja lainnya. Kafe itu tampak sibuk, entah dari pekerja maupun pengunjung. Di jam-jam sibuk seperti di jam makan siang, kafe dengan menu standar ala kafe memang selalu dan laku sampai dibanjiri pembeli.

Apalagi jika kamu memiliki pegawai yang tampan.

"Ini pesanan anda, nona-nona. Dan, Hati-hati ya," ucap salah satu pelayan pria dengan senyuman lebar di wajah rupawannya.

Para gadis, pengunjung kafe itu, cengar-cengir karena tersipu disuguhi senyuman ganteng dari pelayan muda itu, tapi juga kebingungan karena disuruh hati-hati. Salah satu dari mereka bertanya, "Hati-hati kenapa, kak?"

Hendery tertawa kecil dan menjawab, "Hati-hati terpesona sama ketampanan kakak."

Mendengar jawaban receh pelayan tampan itu sontak mereka tertawa dan rona memerah merambat hingga ketelinga mereka. Tidak menyangka akan mendapat kata-kata penuh percaya diri dari primadona dari kafe Neo ini.

Hendery, nama yang tertulis di nametag-nya, sudah menjadi tujuan utama dirinya untuk melayani para pengunjung yang datang. Ya jelas, pengunjung wanita-lah yang menjadi tujuan target marketing Hendery ini. Dan juga mereka semua mengakui kalau Hendery itu tampan, manis dan juga pintar menarik hati.

Selain memiliki rupa rupawan, Hendery juga dikenal sangat sopan dan memperlakukan pengunjung dengan baik. Bahkan di depan pembeli yang ngomel-ngomel atau menghadapi Karen, dia bisa mengatasinya dengan gentle dan rapi.

Hendery tersenyum simpul setelah mendapat respon memuaskan dari nona-nona cantik yang dia goda sebelumnya. Dia kembali ke dapur untuk mengambil pesanan sebelum akhirnya dia merasa kepalanya seperti bolong karena digetuk dengan tray aluminium.

Trang. Suara renyah antara besi dan tengkorak kepala yang bersinggungan.

Hendery segera memegang kepalanya sambil mengaduh kesakitan, dia mendelik kebelakang ingin memaki pelaku pemukulan. Ketika dia berbalik dan siap menyemburkan sumpah serapah ⁠─dia mendapatkan Johnny, pria tinggi dengan seram sudah memelototinya, berdiri dibelakang dengan tray aluminium yang terangkat tinggi.

Bukti senjata: tray stainless steel.
Pelaku: Johnny aka senior Hendery.

Hendery, "..... kenapa ya, kak? Kok main gemplang aja?"

Johnny menuruni tray yang tadi dia gunakan untuk memukul Hendery, dia menunjuk kearah depan. "Gantian jaga kasir saja sana, daripada semua pelanggan kamu godain terus."

"Kenapa? Padahal aku sudah menerpakan sesuai prosedut SOP sebagai pelayan yang melayani pelanggan dengan senyum ramah tamah⁠─"

"Gak usah banyak cocot, cepet gantian sama Benjamin."

Benjamin is another pegawai di kafe Neo dan dia masih 19 tahun, mahasiswa yang bekerja part-time di kafe Neo.

Hendery mengangguk patuh dan menaruh tray plastik yang selalu ada ditangannya selama dia menjabat sebagai pelayan. Tapi beberapa detik yang lalu jabatan dia sebagai pelayan telah dicopot dan beralih profesi sebagai kasir sekarang. Hendery berjalan keluar dapur dan mendekat kearah Benjamin yang diam mematung di depan konter.

Hendery menepuk bahu pemuda itu dan mendapatkan respon kaget dari Benjamin.

"Ben, gantian. Aku yang jaga kasir sini," ucap Hendery, dia melihat Benjamin ngangguk tapi tatapannya tidak fokus kearahnya. Malah fokus menonton layar tv yang terpajang di sudut kafe, yang mana dari sisi kasir, bisa melihatnya dengan jelas.

Cyfrinachol: henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang