Rahasia Yang Terungkap

169 16 20
                                    


****

Menyadari kesalahan di depan matanya saat ini, kelopak mata Hendery melebar dari normalnya ketika melihat Xiaojun memukulnya bukan dengan tangan, melainkan dengan mulutnya.

Xiaojun mencium bibirnya!

Erangan yang tertahankan keluar dari kerongkongan Hendery. Darah terus mengalir keluar akibat pendarahan. Lapisan kulit yang robek itu tanpa ampun digerogoti oleh Xiaojun. Segera rasa pedih merangkak naik seakan ada ratusan duri yang menusuk bibirnya. Dia hanya bisa melenguh kesakitan di tengah keterkejutannya saat melihat apa yang dilakukan pria ini.

Seperti dugaannya kalau pria ini, Dejun, adalah sosok Vampir.

Lidah bersuhu rendah terjulur untuk menjilat darah hangat manusia di hadapannya. Mengecap semua darah yang berceceran. Bahkan tidak meninggalkan yang mengalir di dagu. Namun darah yang keluar dari luka itu tidak mengeluarkan begitu banyak seperti yang dia inginkan. Menjadi rakus, dia akhirnya menghisap bibir terluka itu hingga darah lebih banyak keluar. Tidak membiarkan satupun darah yang menetes. 

Tangan yang menahan wajah manusia itu mengibarkan jari-jari panjang dan pucat. Menyisir di setiap rambut hitam halus milik Hendery. Dengan kuat dia mencengkram helaian pendek rambut itu, melampiaskan rasa besi berkarat memenuhi mulut keduanya.

"Ah."

Melihat bibirnya dimakan dengan rakus oleh monster jadi-jadian ini, dan menjilat sekitar mulutnya seperti seekor anjing, Hendery tidak bisa berkutik. Akibat tendangan sebelumnya, dadanya masih terasa sakit untuk menggerakkan tubuhnya. Tetapi rasa sakit di bibirnya membuat kepalanya kesemutan. Jeritan terus tertahan ketika bibirnya terasa seperti kunyah. Ini bukan ciuman. Cara Xiaojun melakukannya seperti hewan buas yang mengoyak daging mangsanya dan memakannya. Apa Vampir ini tidak bisa memberikan pelayanan ciuman yang lebih baik?

Hendery menggunakan lidahnya untuk mendorong lidah musuh, suhu sedikit dingin dari daging lembab itu membuat bulu kuduknya meremang. Lidah merah itu mulai saling melilit satu sama lain, seolah beradu. Yang lain menolak mundur. Hendery lebih dulu menghisap lidah sialan yang gencar menjilat luka di selaput lendir bibirnya. Ketika lidah mereka saling terjalin, segera suara basah yang tercipta dari ciuman yang berubah panas dan dalam. 

Merasa benda lunak hangat itu terus menghalanginya untuk menjilat sumber darah yang dia incar, Xiaojun berusaha mendorong lidah pengganggu itu. Masih belum ada dari keduanya tampak ingin melepaskan pagutan panas mereka. Yang satu gigih menggigit untuk meraup darah di bibir itu. Yang satu melawan tapi juga memperdalam cumbuan mereka. Bibir yang saling melahap mulai meninggalkan genangan air liur bercampur darah diujung dagu yang menempel. Namun, taklama kapasitas udara di paru-paru kian menipis. Xiaojun lebih dulu berada diambang batas.

"Tunggu….lepas ⁠─hmpfm…."

Sentuhan ini segera terasa salah dan begitu intim. Xiaojun ingin mundur dan melepaskan pagutan yang sudah di luar kontrolnya. Namun Hendery menahan pinggangnya. Dia menggunakan tangan untuk menahan kepala Hendery, berharap manusia bajingan ini berhenti memperdalam ciumannya. 

"Hmmfh….Ah⁠─Berhenti!"

Xiaojun tidak punya pilihan selain menjambak pria itu, menjauhkan dari wajahnya dan memaksa melepaskan pagutan mereka. Tanpa menunda sedetik pun, dia langsung bergerak mundur sampai membentur dinding di belakangnya.

Hendery hanya termangu di tempatnya setelah cumbuan itu berakhir. Matanya menatap kosong lurus kedepan, wajah memerah padam dan bibir membengkak akibat gerogotan Vampir lapar tadi. Sekitar mulutnya yang terluka di selimuti air liur entah milik siapa. Benar-benar berantakan.

Keadaan Xiaojun juga tak jauh berbeda. Mungkin karena darah yang dia minum dari luka di mulut Hendery, pipinya mulai menunjukkan rona merah muda. Membuat tampak seperti orang sehat dengan darah mengalir di kulit wajahnya.

Cyfrinachol: henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang