****"Aku beri waktu 10 hari. Apapun informasinya, kirim saja berupa teks lewat pesan email."
Itu kalimat yang dia ucapkan sebelum meninggalkan rumah itu.
Xiaojun pulang dari rumah Hendery setelah akhirnya berdiskusi panjang mengenai janji yang dikatakan Hendery sebelumnya. Jika manusia itu mengerti untuk tidak melanggar kesepakatan, mak Xiaojun akan menerima bantuan informasi yang lebih detail darinya. Bajingan memang.
Saat diperjalanan pulang, notifikasi email masuk mengintrupsi omelannya disepanjang mobil bergerak menembus lalu lintas yang lenggang.
Ketika lampu merah menyala, mobil audi putih langsung menginjak rem dengan ganas, lalu dia meraih ponselnya yang tergeletak di kursi penumpang disebelahnya, dan melihat sebuah email telah mengirimkan sebuah link gdrive. Tanpa pikir panjang dia meng-klik tautan tersebut. Di dalamnya tidak ada hal lain selain sebuah video rekaman cctv yang sama kemarin dilihatnya. Rekaman ini menampilkan pembunuh yang mengenakan pakaian serba hitam tengah berjalan menjauh dari kamera terpasang. Penampilan pembunuh itu memang sama persis seperti yang Xiaojun temui malam itu. Namun disaat yang sama, ingatan yang terjadi tadi malam tanpa peringatan mengalir kedalam otaknya. Gara-gara rekaman cctv ini-lah membuat Xiaojun mengalami tindakan tak menyenangkan yang dilakukan si babi busuk bajingan kurang ajar itu. Seketika buku-buku tangannya memutih karena mencengkram stir mobil begitu kuat. Bibirnya yang sudah tenang kembali berkomat-kamit merapalkan sumpah serapah terkutuk yang dia layangkan khusus untuk Hendery.
Apakah manusia itu sengaja menerima kerja sama ini untuk melakukan tindakan asusila padanya? Xiaojun tak habis pikir.
Disaat yang sama, lampu lalu lintas berubah menjadi hijau dan perlahan kendaraan bergerak maju dari titik berhentinya. Xiaojun dengan tatapan datar mengendarai mobilnya melaju diatas kecepatan 90 km/jam, tepat ketika dari samping sebuah BMW hitam melesat menyalipnya. Awalnya Xiaojun biasa saja, namun saat mobil itu dengan enteng berada di depannya untuk menunggu waktu menyalip truk tronton, entah mengapa Xiaojun merasa marah. Seolah-olah pantat mobil itu tengah meledeknya karena berhasil menyalipnya. Lalu dengan semangat membara, Xiaojun menginjak pedal gasnya dengan kuat seolah membayangkan dirinya menginjak kepala manusia busuk itu, dan berusaha menyusul bajingan tengik lainnya yang tampaknya ingin balapan dengannya di tol hari itu.
Tanpa Xiaojun sadari, ponsel yang dia lempar ke kursi kebelakang, layarnya mulai bergerak dengan sendirinya dan kemudian mati.
***
Beberapa hari telah berlalu. Sudah seminggu ini Hendery menghabiskan waktu hanya untuk fokus kerja, kerja dan kerja. Pekerjaannya tidak mengenal kata libur, kecuali si bos muda Yangyang ingin libur ya berarti kafe akan diliburkan. Bahkan jika ditengah waktu bekerja, bos Yangyang bilang harus tutup toko, ya maka kafe akan closingan saat itu juga. Melelahkan memang mempunyai bos muda labilan macam dia. Mungkin karena Yangyang tengah demam semangat masa mudanya, dia sangat aktif kuliah dan juga bekerja di kafe. Biasanya bos muda ini rutin libur di hari kamis, dan Hendery sudah terbiasa dengan rutinitas hari Minggunya di hari itu, namun kali ini Yangyang berubah menjadi monster workaholic yang ganas.
Kalau berbicara soal monster, Hendery sudah lama tidak bertemu Dejun. Anehnya dia malah menjadi kaget karena hari-harinya tidak dikejutkan oleh kehadiran tak terduga dari makhluk halus itu. Dipikir-pikir lagi, Hendery merasa kalau ada yang salah dengan dirinya. Tapi dia tidak memperdulikannya dan mulai membayangkan apa yang tengah monster Dejun lakukan untuk penyelidikannya.
Dia sejujurnya ragu jika Xiaojun mampu menemukan pembunuh itu setelah semingguan ini. Hendery juga belum menghubunginya untuk memberikan informasinya. Tapi yang pasti, Xiaojun kepayahan mencari beberapa penunjuk dengan dirinya seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cyfrinachol: henxiao
FanficVampir tidaklah nyata. Itu tak lebih dari sebuah karakter fiksi. 'Vampir' hanya akal-akalan dari seorang pembunuh berantai. Akan tetapi, semua berubah setelah aku mendapatkan gangguan dari-nya. "Kau vampir ya?" "Aku bukan vampir." "?" ...