• Chapter 11 •

33 9 5
                                    

annyeong yolobunnn
seperti biasa yaw..
vote, komen dan share ke temen' kalian, karena bintang dari kalian sangat' berharga buat aku🥺
okay pii reading all🖤


Wanita dengan usia yang diperkirakan sekitar 35 tahun itu sedang menatap fokus layar komputer yang ada didepannya. Seperti itulah kegiatannya sehari-hari, duduk berjam-jam didepan layar komputer demi mencukupi kehidupannya dengan sang putri bungsunya di Indonesia yang terbilang sudah sangat bahkan lebih dari cukup. Padahal anak sulungnya yang saat ini sedang menempuh perguruan tinggi di salah satu universitas di Australia karena beasiswa itu pun juga tidak pernah lupa untuk mengirimkan uang kepada wanita itu yang notabene adalah mamanya.

Bukan, bukan karena mereka terobsesi dengan uang. Melainkan uang yang wanita dan putra sulungnya kumpulkan itu untuk biaya pengobatan sang putri bungsu yang memiliki riwayat penyakit sejak kecil.

Fokus wanita itu terpecahkan oleh suara dering ponselnya. Ada panggilan masuk yang berasal dari kepala sekolah tempat putri bungsunya bersekolah.

"halo, ibu Syalwa. Selamat pagi." sapa sang kepala sekolah dengan sopan.

"selamat pagi pak Rohan, ada apa bapak menghubungi saya?" tanya wanita berusia 35 tahun itu yang diketahui bernama Syalwa.

"mm begini bu, anak ibu Alicia saat ini sedang berada di UKS karena tadi Cia sempat mengalami mimisan. Dan menurut kesaksian dari temannya, saat hendak dibawa ke UKS Cia ping-"

"baik pak saya segera kesana." ucap Syalwa lalu menutup sambungan telepon itu secara sepihak dan langsung bergegas menuju sekolah putrinya dengan segenap rasa khawatirnya.

20 menit berlalu akhirnya Syalwa sampai disekolah Alicia sang putri bungsunya itu. Dengan langkah yang tidak sabaran ia langsung mencari ruangan yang bernama UKS. Setelah menemukannya, tanpa basa-basi ia langsung memasuki ruangan tersebut dan mendapati putrinya terbaring di brangkar UKS.

"Cia nak sayang, ini mama." ucap Syalwa lembut sambil mengelus-elus pipi Alicia.

Yang dipanggil pun masih enggan membuka matanya yang semakin membuat rasa khawatir itu menjalar ke seluruh hati dan pikiran Syalwa. Syalwa mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan langsung menghubungi sopir pribadi nya.

"halo pak Adam, tolong bawa Alicia ke mobil, kita kerumah sakit sekarang!" titah Syalwa.

"baik bu!" jawab pak Adam dari seberang telepon.

Tidak sampai 5 menit pak Adam sampai diruangan UKS dan langsung membawa tubuh Alicia kedalam gendongan nya menuju mobil. Sebelum Syalwa meninggalkan ruang UKS, ia sempat berpamitan dan beberapa kali mengucapkan terimakasih kepada petugas kesehatan diruangan tersebut serta pak Rohan selaku kepala sekolah.

"terimakasih pak Rohan, saya pamit dulu." ucap Syalwa dengan amat sangat ramah ditengah-tengah kekhawatiran nya.

"sama-sama bu Syalwa, saya doakan semoga Alicia segera pulih dan bisa belajar kembali." jawab pak Rohan.

"terimakasih banyak pak." ucap Syalwa. Setelahnya, ia benar-benar berlalu menyusul pak Adam yang sudah menunggunya di mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luka dari Semesta [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang