bab 13 masalah

48 1 0
                                    

"Windi! Dimana lo!" teriak lyodra ia memasuki kelas 11 2 dan semua orang melihat ke arahnya.

"Ngapain cari gue?" tanya windi dengan santai, lyodra menghembuskan nafas kesal, berjalan ke arah gadis itu lalu langsung menampar nya dengan kasar.

"Maksud lo apa ngebully temen gue!?"

Windi memegang pipinya yang terasa sakit dan panas yang menjalar, ia terdiam saat pipinya berhasil di tampar.

"Jawab win!! Yang punya masalah maharani sama marie, tapi kenapa lo yang malah ikut-ikutan?"

"Bukan gue doang yang ngebully dia! Tapi kenapa lo malah marah ke gue?"

"kan lo sumber masalah nya!"

"Lyodra udah, udah tenangin diri lo." ucap denise mengusap belakang punggung gadis itu.

"Gimana gue bisa tenang denise? Gue gak Terima temen gue di bully kaya gitu."

"Ada apa ini?" tanya Maharani baru saja datang bersama lala. Ia melihat orang-orang berkerumun saling menonton kejadian tersebut.

"Rannn... Gue di tampar sama lyodra, hiks. " gadis itu berjalan dan memeluk maharani untuk mengadu, gadis itu menangis tersedu-sedu.

"Di tampar kok bisa?" tanya maharani.

"Dia udah ngebully marie!!" jawab lyodra.

Maharani melepaskan pelukan windi. "Bener win? Kamu ngebully marie?"

Windi menangis sesegukan. "T-tapi bukan gue doang yang ngebully dia, banyak kok hawa, lala, naisa juga. Tapi kenapa gue yang kena."

"Dari dulu juga gue gasuka sama sikap lo win, gue dari dulu dendam sama lo karna lo yang selalu cari-cari masalah, gue tahu lo tuh gasuka sama gue karna gue deketin aji kan? Emangnya kenapa kalo gue ngejar aji? Lo merasa tersaingi?"

"Udah, udah.. Jangan ribut, takut nanti ada guru kesini, mening kita saling memaafkan dan selesaikan masalah ini secara baik-baik." jelas Maharani agar masalah ini tidak menjadi panjang.

Maharani menyengol lengan windi. "Minta maaf sekarang sama mereka, " suruh gadis itu.

"Dih, bukan gue doang yang salah, kenapa harus gue yang minta maaf?" tanya windi.

"Win," maharani menatap windi.

Windi menghentikan kaki, "iya! Iya! Ini gue mau minta maaf!" ujarnya sambil memutar bola mata dengan malas.

"Gue minta maaf, tadi udah ngebully lo." ucap windi sedikit tidak ikhlas.

"Minta maaf nya yang ikhlas win," tegur maharani.

Windi menghembuskan nafas kesal, "gue minta maaf udah ngebully lo,"

Marie mengangguk singkat, "gue udah maafin lo kok,"

"Tuh, denger sendiri kan mar? Marie udah maafin gue, udah ya gue mau pergi, byee!"

.

Marie melamun di balkon kamarnya, entah apa yang sedang gadis itu pikirkan saat ini. Marie menyalakan ponsel, membuka aplikasi instagram dan melihat postingan Maharani bersama Verick, keduannya terlihat sangat cocok, gadis itu terdiam menatap foto itu lama lalu membaca beberapa komentar positif dari orang-orang tentang kedua pasangan tersebut.

"Apa masih ada kesempatan aku untuk bisa dekat sama kamu, Rick?"

"Apa aku harus mundur?"

"Kamu terlalu sempurna untuk aku yang sederhana. "

Marie duduk, gadis itu sedang merenung. Marie berdiri lalu masuk ke kamar, berjalan mendekati cermin, menatap dirinya yang terlihat jelek di cermin itu.

Verick mana mungkin bisa mencintai Marie apa adanya, sedangkan Marie memiliki banyak kekurangan. Tidak mungkin cowo itu bisa membalas perasaan Marie.

Walaupun aku tidak bisa memiliki mu, tapi biarkan aku mencintaimu sampai perasaan ku padamu pudar.

Gadis itu duduk di ranjang kasur, memasang hedset di kedua telinga dan mendengarkan lagu that should with be me -justin bieber, mungkin lagu ini cocok untuk kisah hidupnya yang sedang mencintai seseorang tetapi seseorang itu sudah di milik oleh orang lain.

Apa perasaan ini akan pudar seiring berjalannya waktu, saat aku melihatmu mencintai orang lain?

BUTTERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang