bab 10 Rooftop

72 3 0
                                    

Tinggalkan jejak dengan vote sama komen ya

Selamat membaca 🦋

Marie meminum es matcha, keempat gadis itu sedang berada di kantin pada jam istirahat. Marie hanya menyimak ketiga temannya yang sedang bercerita pasal kisah cinta nya, kisah cinta mereka terlihat mulus di bandingkan dirinya yang harus butuh banyak pengorbanan dan usaha yang tidak tahu apakah akan berhasil atau tidak.

Dulu waktu Marie duduk di bangku SMP ia selalu melihat Verick berjalan di lorong membawa es matcha di tangannya, jika Marie merindukan cowok itu ia akan membeli minuman matcha untuk mengobati rasa kangennya kepada Verick.

Selain itu juga, Marie selalu mendengarkan musik favorit Verick sebelum tidur untuk mengobati rasa rindunyaa juga terhadap cowok itu.

"Mar, saran gue meningan lo berhenti deh suka sama verick," kata wulan. "Soalnya gue denger dari kelas sebelah berita lo suka sama verick udah ke sebar tahu. "

"Ya terus, kalo ke sebar kenapa? Gak akan jadi masalah, yang suka sama Verick banyak, bukan cuman marie doang, " bela Lyodra.

"Ya gue tahu, tapi masalah nya gue takut nanti temen-temenya Maharani ngelabrak lo Mar, lo tahu sendiri kan gimana circle Maharani?"

"Gue juga ada niatan buat berhenti suka sama dia, tapi jujur gue masih ada perasaan sama dia dan mungkin emang gue perlu waktu buat bisa lupain dia, " kata Marie.

"Mar kok lo nyerah sih perjuangan dia? Ini hampir mau selesai lohh tugasnya. " ujar lyodra.

"Maaf lyodra, gue gabisa ngelanjutin tugas yang lo berikan ke gue."

"Gue udah capek, gue gamau lagi ngejar-ngejar dia lagi,"

"gue mau balik ke kelas." pamit marie berdiri, gadis itu pergi meninggalkan kantin.

"Mar! Tunggu dulu jangan pergi! Lo harus selesaiin tugas terakhir! " teriak lyodra. Marie menghembuskan nafas lelah, ia membalik badan .

"Tugas apa lagi? Harus ngasih dia makanan lagi? Percuma Lyodra dia bukanya suka sama gue tapi malah jadi benci. "

.

Teguh sedang menyenderkan punggung di belakang warji, saat ini. Warji sedang ramai-ramainya pelanggan di depan. Bibi siti dan bibi winwin sibuk membuat pesanan mieset dan juga seblak. Sedangkan Mamat pergi untuk mengantar pesanan ke rumah pelanggan.

Bibi Siti dulu bekerja sebagai baby sistter saat cowok itu masih balita. Verick lebih dekat dengan Bibi Siti dibandingkan dengan kedua orangtuanya yang hanya sibuk dengan pekerjaan. Sedangkan Bibi winwin, beliau sudah beribu tahun bekerja dikeluarga Abraham sebagai pembantu rumah tangga.

Verick sebenarnya tidak meminta kedua pembantu itu untuk membantu memasak di dapur tetapi beliaulah yang menawarkan diri untuk membantu warji, katannya bibi Siti dan bibi winwin pernah berpengalaman bekerja di tempat warung mie di kampung halamanya, jadi beliau memutuskan untuk membantu warji juga, selain meringankan beban anak muda, gajihnya beliau pun ingin menjadi dobel.

Bagi verick tidak masalah, karna bagi dirinya bibi Siti dan bibi Winwin sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri dan juga bagian dari keluarga Barudak Jarvos.

"Guh, woy! Jangan ngelamun!" Verick menampar buku novel tepat diwajah teguh.

"Anying! Meni nyeri! (Anjing! Sakit banget)" ucap Teguh dengan logat Sunda ia mengusap dahinya.

Verick tertawa hingga kedua pundaknya bergetar. "Hahah lagian, ngelamunin apasih lo! Oh ya tadi pas pulang sekolah penjaga perpus nanyain lo katanya buku novel belum di balikin, udah hampir 2 minggu gak lo balikin. Parah lo guh!"

"Iya! Iya! Entar gue balikin, gue belum juga selesai baca nih cerita novelnya. Baru sempet baca."

Rozi memarkirkan motornya, cowok itu melepas helm dan berjalan ke tempat warji. Verick menatap Rozi yang terlihat cuek, biasanya cowo itu selalu datang menyapa dirinya.

"Hayoloh bos ngambek tuh sama lu Rick," ucap teguh menyengol lengan cowok itu. "Samperin gih sana, sebelum pergi lagi. "

"Zi!" panggil Verick saat Rozi keluar dari warji, Rozi melirik ke belakang saat merasa di panggil, Verick menghampiri cowo itu.

"Gue mau minta maaf soal perkataan gue kemarin."

Rozi mengangguk, menepuk pundak Verick, "gue udah maafin lo Rick, kalo lo emang Bener-bener butuh bantuan jangan lupa hubungi gue, kalo ada masalah jangan di pendem, lo bisa cerita ke gue kalo lo emang gamau terlalu ngerepotin Jarvos, gue juga mau minta maaf kalo ada kata-kata gue yang bikin lo sakit hati." ucap cowok itu, suara dering ponsel bergetar di saku celana, cowok itu melihat nama panggilan tertera ibu mawar, beliau adalah ibu kandung Rozi.

Belum sempat Rozi mengangkat tombol hijau panggilan sudah di matikan, Rozi membuka pesan baru dari ibunya.

"Kenapa zi?" tanya Verick.

Setelah membaca pesan dari ibunya Rozi memasukan ponsel ke saku, "gapapa, gue duluan Rick." cowok itu terlihat buru-buru, ia berlari ke arah parkiran motornya. Verick berdiri dan memperhatikan belakang punggung Rozi yang perlahan menjauh.

Ting!

Suara notif berbunyi dari ponsel cowok itu, Verick mengcek dan melihat pesan baru masuk dari Marie. Cowok itu membuka dan membaca pesanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUTTERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang