bagian 24

4.2K 274 43
                                    

𝘾𝙝𝙖𝙣𝙮𝙚𝙤𝙡 - 𝙂𝙤𝙤𝙙 𝙀𝙣𝙤𝙪𝙜𝙝
____________

Zafran duduk di ruang tamu apartemen miliknya dengan laptop kerjanya. Berkas yang dirinya biarkan tergeletak sembarang bahkan ada yang bertaburan di lantai.

Tadi pagi dia menyuruh Satya agar pekerjaannya dialihkan ke apartnya saja. Soalnya Zafran malas ke kantor dengan keadaan bonyok seperti ini. Efek perkelahian kemarin memang terasanya sekarang. Badannya sakit sekujur badan. Ditambah kegiatannya dengan Berlian juga menjadi salah satu faktor.

Tapi, dirinya harus tetap bekerja. Kasian pegawainya jika mendapat bos pemalas dan banyak alasannya.

Seharusnya memang sekarang dirinya duduk di ruang kerjanya. Tapi, ada istrinya yang masih tidur. Lebih tepatnya istirahat. Katanya lelah pakai sangat. Takut ganggu.

Sarapan saja gadis itu tetap di kasurnya. Bahkan kali ini mereka pesan makanan online untuk pertama kalinya. Kalau Zafran yang masak lagi, takutnya Berlian kali ini keracunan.

Memperbaiki letak kacamata baca miliknya, penampilan Zafran jauh dari kata tampan. Wajah lebam pastinya. Mata lelahnya juga terlihat. Rambut yang sudah semrawut. Dan bulu kaki yang berdiri.

Fokusnya teralihkan ketika pintu apartemen miliknya digedor keras dan tak sabaran. Siapa yang bertamu di jam matahari sedang naik-naiknya? Pasti manusia setengah iblis.

Zafran pun mau tak mau harus membukanya. Kasian juga sama pintunya yang tidak ada salah apa-apa tapi dipukul secara brutal.

Dan begitu membuka pintunya, mata Zafran disambut penampilan rapi ala pelayat. Oh atau malaikat pencabut nyawa? Tapi, kebagusan gak sih menyematkan malaikat ke manusia bernama Javier Anggara?

"Mana Berlian?" tanya itu terlontar dari mulut Javier. Wajahnya lebam tentu saja. Tapi makin gagah dan LAKIK banget dengan penampilan serba hitamnya. Kemeja hitam dengan dua kancing teratas dibiarkan terbuka. Seolah tak mampu menahan dada bidangnya. Lalu celana bahan yang agak ketat. Seolah postur tubuhnya memang tercipta padat dan keras.

Yang paling mencolok memang rambutnya. Disisir rapi belah pinggir. Apalagi dengan warna peraknya yang berkilau. Zafran seolah ingin menghilang dari bumi karena penampilannya yang jauh bagai bumi dan jupiter.

"Cari noh di jewelry store. Emang sejak kapan apart gue jualan Berlian?" jawab Zafran dengan ala kadarnya. Ala kadar yang bisa membuat Javier ngamuk.

"Kemilau Berlian. Pacar gue. Dimana dia sekarang? Gue mau ketemu sama dia," senyum miring terlihat. Javier berhasil membuat wajah Zafran yang tadinya masih ada senyumnya kini menghilang secepat kilat. Tergantikan mulut mengkerut tajam dan tatap mata awasnya.

"Pacar?! Masih aja lu dengan ilusi itu. Gue dong langsung jadi suami," balas Zafran sengak dengan menaikan kacamata beningnya. Main cantik dulu. Sebelum gontok-gontokan.

"Oh, suami hasil belas kasihan, karena pengantin yang asli kabur? Kasian ya Berlian, berkorban segitunya," seusai mengatakan hal krusial itu, Javier segera masuk ke dalam apart tanpa izin pemiliknya.

Berdiri secara gagah. Dengan satu tangannya masuk ke dalam kantong celana. Memperhatikan keseluruhan apartemen milik sepupunya ini. Sekaligus mencari dimana Berlian-nya.

Zafran pun segera masuk juga setelah menutup pintu. Menatap sinis dan geram pada pria berambut silver itu dari arah belakang. Sedikit tak terima, tapi itu memang faktanya. Sialan! Ini semua salah Berlian!

"Kasih tau gue dimana Berlian sekarang?!" Javier bertanya kembali. Tapi tak diindahkan Zafran. Lelaki itu malah sibuk kembali dengan pekerjaannya yang menumpuk. Tanpa sedikitpun mempersilahkan tamu agungnya untuk duduk.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang