Somebody Else

528 57 3
                                    

Somebody Else

.
.
.
Ketika memasuki kelas, tentu semua mata tertuju pada Sena yang berjalan di depan Satya, Sena sedikit bingung kenapa pikirnya sejak tadi pagi semua orang memperhatikannya.

Satya pun dengan santai berjalan di belakang Sena tanpa ingin mendahuluinya dan membiarkan Sena berjalan di depannya dengan langkah pelan.

"Ju kenapa sih semua orang pada ngeliatin aku kaya gitu?" Tanya Sena ketika mendudukan dirinya di kursi.

"Dari pagi lu udah jadi bahan gosip, nih foto lu yang di gandeng Satya udah kesebar dimana-mana" jawab Juna sambil menyodorkan handphone nya.

"Dih artis kali ah banyak amat paparazi, tapi malu juuu" Sena menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Udah deh jangan gemes gemes na gua gigit lu" jawab Juna.

"Apasih juu, oiya nih minta nomor juju dong hehe" Sena menyodorkan handphone nya pada Juna yang kemudian di raih Juna untuk mengetikan nomor handphone nya.

"Makasih ju, Sena juga boleh ga minta nomor telpon Zavi?" Sena membalikkan tubuhnya ke kursi belakang Juna.

"Ah..iya na boleh kok boleh, nanti gua masukin ke grup kelas juga ya" sahut Zavi.

"iya, makasih zaviiiii" jawab sena dengan senyum yang merekah, mata nya menghilang lagi ketika memberikan senyuman itu.

"Lucu banget sihh" Zavi hendak mencubit pipi Sena namun tangannya di tahan oleh Satya.

"ngapain sih" tanya Satya.

"elu yang ngapain Bim sus banget gua liat liat, eh Sena mau sekalian gua ketikin nomor nya Bima ga?" tanya Zavi.

"eh? uhmm itu..anu..ga usah Zavi soalnya udah ada hehe" jawab Sena malu-malu.

"HAH??" Zavi dan Juju terkejut dengan bersamaan.

"hehe" sena hanya tertawa sambil mengeluarkan beberapa bukunya. Satya sih cuek saja sambil memainkan ponselnya.

"Lu utang cerita ya sama gua na" bisik Juna pada Sena.

'Kok mereka jadi deket ya padahal baru sehari ketemu' batin seseorang. (siapa hayo?)

Setelah itu, ada guru yang memasuki ruangan, bersama anak baru lagi ?
Cukup aneh ada beberapa anak baru yang terlambat masuk karena sudah memasuki pertengahan semester, dua orang lagi.

"Nah anak-anak hari ini kita kedatangan teman baru lagi, ayo nak kemari dan perkenalkan diri kamu" pinta sang wali kelas.

"Nalendra Manggala Yudha" hanya itu yang terucap lalu seketika hening. Semua terlonjak kaget, perkanalan macam apa barusan.

Nalen mengedarkan matanya ke sekeliling kelas, ia melihat Sena disana sudah tersenyum manis, namun di belakangnya sudah ada orang yang tadi pagi sudah membuat keributan dengannya.

Satya juga menatap Nalendra lekat, kenapa dia ada disini pikirnya.

"Dia lagi.." kata Satya pelan.

"Yasudah Nalendra kamu bisa duduk di pojok sana ya, kursi kosong terakhir" perintah sang wali kelas sambil menunjukan kursi kosong di dekat jendela yang sejajar dengan Sena.

Kemudian kelas pun berlangsung.
.
.
.
.
.
Sudah tiga mata pelajaran mereka lewati dengan damai, dengan beberapa tugas yang harus di kerjakan. Tidak lama bel tanda waktu istirahat berbunyi.

Sena melipat kedua tangannya di atas meja kemudian mengistirahatkan kepalanya.

"Kenapa na?" Tanya Juna karena Sena terlihat tidak seaktif biasanya.

Lost To Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang