Confession

490 38 1
                                    

Contain L word <3

Maafkan segala ke typo an ya, harap maklum.

.

.

.

Pagi itu Ibunda Sena hendak menyuapi putra nya untuk sarapan namun Sena menolak ia belum terlalu selera makan, sang Bunda sedikit kerepotan untuk meminta sang anak makan. Sena hanya asyik duduk sambil membaca bukunya.

"Nana sayang, makan ya nak"

"ga mau bunda, nanti aja"

"kan ga boleh telat makannya, atau nana mau makan apa bilang sama bunda"

"engga bun ga mau" mata nya sudah berkaca-kaca Hanna jelas tidak tega tapi anaknya harus makan.

"yaudah bunda nangis aja" Hanna menundukan kepalanya hendak memancing anaknya untuk luluh.

"jangan...hiks...ga boleh bunda ga boleh nangis hiks.." Sena malah menangis, sang Bunda malah memeluknya putra nya erat.

Rajendra hanya menggelengkan kepalanya dan menghela nafasnya panjang, drama apalagi ini yang di buat oleh dua orang kesayangannya di pagi hari. Ia kemudian meletakkan tablet nya di atas meja dan menghampiri kedua orang tersayangnya itu.

"Kenapa ga mau makan anak pinter?" tanya Rajendra pada putra nya yang sedang menangis.

"ga..hiks..ga mau..perutnya ga enak Ayah"

Sang Bunda menyingkir membiarkan suami nya membujuk Sena agar ingin makan.

"Demam ya mas?" tanya Sang Bunda.

Rajendra mendekap tubuh putra nya sambil menyentuh keningnya. Benar ternyata anak kesayangannya itu sedang demam makanya rewel sejak tadi pagi.

"iya yang, pantesan rewel ternyata anget badan anak ayah ini, mau mam apa nak? ayah beliin dimsum kesukaan sena ya? mau? sama bakpao?"

Sena yang mendengarnya mulai tertarik dan menganggukan kepalanya pelan.

"Yaudah stop dulu nangisnya.." Sang ayah mengusap air mata anaknya itu dengan lembut.

"mau..mochi.." kata Sena pelan.

"Nana mau mochi? oke mochi...apalagi?" tanya sang ayah kembali membuat Sena kembali memeluknya erat.

"Mau Bunda buatin bubur abalone kesukaan Nana?" tanya sang Bunda.

Sena kemudian meghapus air matanya kemudian tersenyum senang sambil menganggukan kepalanya.

"Tapiiii karena Ayah harus beliii dulu dan tempatnya jauhhh banget jadi pasti bakalan lama, Bunda juga harus pulang dulu ke rumah buat bikinin Nana bubur abalone yang super enak, sekarang makan ini dulu supaya bisa minum obat nya ya?" bujuk Rajendra pada anak yang sedang memeluknya, sambil menyodorkan bubur untuknya.

"ga mauu hiks..enggaaa ayahhh..hiks.." Sena menangis lagi sambil memeluk sang Ayah.

"hahhhh....." Ayah dan Bunda Sena hanya bisa menghela nafasnya panjang. Sulit kalau seperti ini, keduanya mana tega untuk memaksa, apalagi kondisi sang anak yang belum terlalu sehat.

tok tok tok

"Yang tolong bukain pintunya, bocil ini ga mau lepas pelukannya, liat erat banget"

Hanna mengangguk, kemudian menghampiri pintu depan kamar rawat anaknya, di lihat ternyata sudah ada teman-teman Sena yang datang untuk menjenguknya.

"Oh Nalendra...dan ini siapa ya ampun rame banget" Sang Bunda terjekut melihat beberapa orang di samping Nalen yang semuanya berparas tampan.

Di depan pintu sudah ada Satya,Zavi,Javier, Haider beserta Arjuna dan juga Nalendra yang datang menjenguk Sena.

Lost To Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang