Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satya meninju tembok di depannya dengan keras setelah menerima pesan dari Zavi apalagi setelah membuka rekaman videonya.
"BANGSAT !!"
Satya segera meraih ponsel nya, lalu menghubungi Nalendra.
"Halo"
"Kenapa?"
"Gua dapet rekaman Sena di Bully di kantin tadi siang makanannya sampe tumpah kemana mana kaki nya sengaja di sandung udah gitu Sena di dorong juga, gua cari dulu orang orang berengsek itu"
"Anjing emang ! bangsat ! gua hajar mereka sampe mereka sujud minta maaf sama Sena ! gara-gara mereka Sena....ahhh ANJING !"
"Sena kenapa len? Sena kenapa bangsat? cepet jawab !"
"Tumbang bim Sena pingsan, Asam lambungnya kumat udah gitu Anemia nya...Sena ternyata mengidap Anemia Aplastik Bim, Asma nya jadi ke trigger juga, Sena kritis Bim gue ga sanggup liatnya, kok tolol banget ya gue gabisa jagain satu orang doang yang sangat berharga buat gua"
Satya dapat mendengar nada kekhawatiran Nalen, suaranya bergetar seperti sedang menahan tangis, Satya mengepalkan tangannya, amarah sudah sangat memuncak ia ingin membunuh orang-orang berengsek yang sudah menyakiti Sena.
"rumah sakit mana?"
"Di Belift hospital, lagi di ICU jangan kesini dulu ribet"
"tolong kabarin gua kalo udah di pindah ke ruang biasa"
"iya, tolong videonya kirim ke gua"
"iya, tolong juga jagain Sena"
"gausah lo suruh"
Panggilan telpon itu di tutup. Satya bergegas pergi.
.
.
.
Keesokan harinya Haider, Javier dan Zavian berkumpul di Dark moon, berdiskusi dan juga mencari informasi. Kebetulan hari ini adalah hari Sabtu.
Zavi dengan cepat mendapatkan nama-nama orang yang sudah membully Sena. Di geng Sultan, Zavi adalah sumber informasi yang bahkan jauh lebih baik dari detective atau intel sekalipun. Satya selalu mempercayakan Zavi untuk menggali informasi.
"Yaelah kelas rendahan begini aja pada belagu bangsat ! btw bukannya ini cewek yang suka kecentilan sama lu ya Bim?" kata Zavi memecah keheningan dan menujukan laptop nya pada ketiga orang di depannya.
"Berani banget, mereka ga pernah denger keluarga Ardana apa gimana? Ardana itu setara sama kita anjir itu aja posisinya dia tenggelem gimana bangkit ke permukaan, tolol banget" timpal Javi.
"Noted Zavi, gue langsung infoin ke pihak sekolah" Haider mengambil ponsel nya kemudian seperti mengirimkan pesan pada seseorang, Haider selaku ketua OSIS juga segera menindak lanjuti kasus ini.
