_ _ _ _
tumbuh di dalam keluarga berada dengan cinta, membuatnya memiliki impian yang sama. donghyuck juga menginginkan keluarga untuknya sendiri. dia ingin memiliki pasangan, mengucapkan janji dalam pernikahan yang meriah, memelihara kucing atau anjing, dan hidup bahagia bersama hingga mati. namun, impian itu dihancurkan oleh sebuah kalimat nak, kami sudah memilih pasangan yang tepat untukmu—yang dilontarkan ayahnya.
"pasangan apa? siapa? untuk abang?" tanya donghyuck, berusaha untuk tidak nampak terkejut.
"aku sudah punya suami." abangnya, doyoung berujar sembari menunjukkan cincin pernikahannya.
ayahnya berdeham lalu menjawab pertanyaan donghyuck, "untuk kamu, namanya jaemin."
"anak dari keluarga pemilik industri penerbangan." ibu menambahi dengan senyuman di wajahnya.
"tapi aku baru saja putus ibu." donghyuck paham bahwa cepat atau lambat, dia akan dijodohkan. namun, dia tidak menyangka akan secepat ini. tepat setelah dia baru saja putus dengan kekasihnya—yang sekarang sudah menjadi mantan kekasih.
"ya berarti bagus, kamu bisa menikah dengan jaemin tanpa ada gangguan."
"aku tidak mau dijodohkan." donghyuck berujar dengan penuh penekanan. bagi donghyuck bila dia memang harus menikah dengan jaemin, dia ingin menikah karena cinta.
namun sayang, ayah dan ibu donghyuck lebih keras kepala. mereka masih terus membujuk donghyuck dengan cerita masa lalu yang manis. seperti, bagaimana dia dulu selalu pergi ke rumah jaemin, main baersama, makan bersama, nonton film bersama, bahkan cerita perihal donghyuck yang menangis saat jaemin harus pindah ke luar negeri.
donghyuck tidak bereaksi, dan raut mukanya terlihat masam. abang doyoung yang mengerti suasana hati donghyuck, hanya bisa mengusap punggungnya sembari berujar, "coba kenalan dulu, dia tidak seburuk itu."
donghyuck menghela nafas, dengan berat hati dia setuju. "ya sudah kapan kenalannya?"
doyoung hanya menjawab dengan senyuman ketika bunyi bel pintu terdengar dari luar. doyoung, ayah, dan ibu tersenyum senang dan segera beranjak untuk menyambut tamu. donghyuck walau sedikit kebingungan, juga ikut menyambut kedatangan tamu setelah mendapat kode dari abangnya.
donghyuck tidak paham mengapa jantungnya berdegup lebih kencang kala tahu bahwa tamu yang datang adalah jaemin, calon suaminya.
_ _ _ _
donghyuck dan jaemin kini tengah berada di halaman belakang. sebab para orangtua meminta mereka untuk mengobrol tujuannya supaya lebih dekat. namun, mereka melupakan fakta bahwa masa dekat mereka berakhir di umur yang tidak dapat mereka ingat.
sepuluh menit pertama mereka bersama hanya diisi oleh keheningan.
tidak tahan dengan rasa canggung dan hening, donghyuck mulai mencoba membuka pembicaraan dengan pertanyaan klasik. "sekarang kesibukan kamu apa jaemin?"
"desain pesawat terbang." jaemin menjawab dengan singkat. terkesan dingin, tapi bisa dimaklumi karena mereka berdua sudah lama tidak bertemu.
"aku kira kamu bisnis juga seperti tuan na." donghyuck berujar sembari menuangkan jus— yang telah disediakan ke dalam gelas, lalu memberikannya pada jaemin.
jaemin menerimanya lalu menjelaskan, "kakak yang melanjutkan bisnis papa. aku sempat belajar bisnis tapi aku tidak tertarik, aku lebih suka desain."
donghyuck mengangguk, menerima jawaban jaemin dalam diam.
"kalau haechan?"
donghyuck tidak menyadari bahwa telinganya sedikit memerah mendengar nama panggilan haechan. dadanya juga kembali mengalami debaran aneh, namun dia mengabaikannya.
"apa?" donghyuck bertanya dengan sikap yang lebih tenang. lagipula, tidak mungkin dia salah tingkah hanya karena panggilan masa kecil yang keluar dari mulut jaemin.
melihat reaksi donghyuck, jaemin mengira dia tidak menyukai panggilan tersebut. sehingga, jaemin memutuskan untuk mengubah panggilannya. "donghyuck, kamu memang ingin melanjutkan bisnis ayahmu atau sempat kepikiran keinginan lain?"
"aku tidak sempat kepikiran apa-apa, dan abang sudah memutuskan untuk menjadi pengacara karena itu, aku yang diminta ayah untuk melanjutkan bisnis hotel."
tidak ada tanggapan dari jaemin, sehingga donghyuck kembali bicara, memulai inti percakapan yang sebenarnya. "kamu tidak masalah dengan perjodohan ini?"
jaemin menggeleng, "orangtuaku belum pernah minta apapun dari aku kecuali ini, jadi aku hanya berusaha mengabulkan permintaan mereka."
"kalau kamu, donghyuck?"
"haechan, panggil saja haechan."
"haechan."
"aku juga… tidak bisa menolak permintaan orangtuaku."
donghyuck merasa bahwa ucapan doyoung ada benarnya, perjodohan ini tidak begitu buruk.
a/n : hi! gimana kesan pesannya untuk chap pertama? semoga suka ya <33
KAMU SEDANG MEMBACA
the perfect blue ; hyuckna
Fanfiction• lee donghyuck • na jaemin jaemin yakin bahwa pernikahan yang diatur secara tiba-tiba ini akan hancur suatu saat nanti. namun, donghyuck tidak berpikir demikian.