_ _ _ _
seumur hidupnya, jaemin selalu berusaha untuk memperlakukan orang lain dengan baik. walaupun perlakuan yang diterima olehnya belum tentu baik. terkadang ada yang memanfaatkannya, mengabaikannya, bahkan terang-terangan membencinya dan menganggap kebaikannya palsu.seperti pagi ini, jaemin memandang pakaian kotor yang dibiarkan menumpuk selama seminggu lebih di keranjang laundry dengan jengah. lalu pandangannya beralih, ke arah keranjang laundry suaminya yang kosong melompong. jaemin mendengus, kala melihat pakaian suaminya yang sudah wangi dan terlipat rapi di atas rak cucian. jaemin bersumpah bahwa, perbedaannya terlalu kentara.
"jaemin, sarapan sudah siap." donghyuck datang ke ruang laundry untuk mencari suami manisnya, masih dengan memakai celemek.
"kenapa kamu yang masak?" tanya jaemin, merasa bersalah karena biasanya dia yang menyiapkan sarapan.
"sesekali aku yang masak." donghyuck berujar sembari membawa jaemin ke dalam rengkuhannya. menghirup wangi rambutnya dan mengecup keningnya dengan lembut. "aku membuat dak-gomtang, kimchi, gyeran-mari dan teh hangat."
dalam rengkuhan hangat suaminya, jaemin bergumam, "aku ingin dak-galbi." yang kemudian dibalas dengan kekehan halus dan usapan pelan di punggungnya oleh donghyuck.
"nanti malam aku belikan dak-galbi."
"terima kasih, haechan." jaemin berujar sembari tersenyum. dia bisa mengambil nafas sejenak, karena kebaikan suaminya.
_ _ _ _"jelas-jelas bibi pengurus rumah itu membencimu." chaewon, salah satu sahabatnya menyahut setelah jaemin mengeluh perihal kinerja bibi pengurus rumahnya. "dia tidak mencuci pakaian kotormu, tidak membereskan ruang kerjamu, sering salah membeli bahan makanan, menyindir kamu ketika bangun lebih siang, dan tidak membereskan ruang tamu." chaewon meneguk kopinya dengan perasaan kesal sebelum melanjutkan, "saranku pecat saja dia, kerja tidak becus begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
the perfect blue ; hyuckna
Fanfiction• lee donghyuck • na jaemin jaemin yakin bahwa pernikahan yang diatur secara tiba-tiba ini akan hancur suatu saat nanti. namun, donghyuck tidak berpikir demikian.