_ _ _ _
trigger warning: sexual assault and attempted rape
jaemin merasa keberuntungannya menurun. pertama, dia kesiangan dan tertahan di kamar mandi karena mual yang mengganggu. kedua, kafe yang menjual kopi americano kesukaannya tutup. ketiga, dia hampir melupakan flashdisk miliknya di mobil—membuatnya harus turun lagi dari ruang kerjanya yang terletak di lantai 9. keempat, dia harus mengurus seorang intern yang salah cetak blueprint. kalau ada kesialan kelima mungkin dia sudah dapat piring cantik.
“jaemin.” panggil minjeong, salah satu rekan kerjanya. membuat jaemin menoleh dengan ekspresi suntuk dan bertanya dengan nada ketus, “apa lagi?!”
minjeong yang tidak terbiasa dengan sikap ketus jaemin, menjawab dengan nada takut. “ma-maaf tapi ada orang yang ingin bertemu denganmu.”
jaemin memijat keningnya yang lelah kemudian mengatur nada bicaranya supaya terdengar lebih sopan, “siapa namanya?”
“song hojin.”
sial. sial. sial.
batin jaemin mendadak ribut. rasa mual kembali naik mencekik tenggorokannya. masa lalu yang dia kubur begitu dalam mulai merangkak naik. seolah menghina seluruh usahanya untuk terlihat baik-baik saja.
“aku minta maaf karena sudah tidak sopan. terima kasih untuk infonya.” ujar jaemin sembari buru-buru melangkah pergi.
_ _ _ _
“apa maumu?” tanya jaemin dengan pandangan tajam. jaemin tidak habis pikir dengan sosok pria yang duduk di depannya dan tanpa tahu malu memanggil namanya, dengan harapan bisa nostalgia bersama. tampaknya song hojin lupa dengan kuku palsu chaewon yang menancap di wajahnya, tendangan felix, dan pukulan jaemin yang berhasil membuat hidungnya patah.
“kamu tampak kesal.” ucap hojin mencoba basa-basi saat mereka memutuskan untuk singgah di sebuah restoran daging.
“just cut to the chase.” jawab jaemin dengan tampang muak. hojin mengangguk sembari menyingkirkan barang-barang berbahaya, khawatir jaemin menggunakannya untuk memukul wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the perfect blue ; hyuckna
Fanfiction• lee donghyuck • na jaemin jaemin yakin bahwa pernikahan yang diatur secara tiba-tiba ini akan hancur suatu saat nanti. namun, donghyuck tidak berpikir demikian.