🍁 Sheet; 07 🍁

723 84 18
                                    

Buat kalian yang baru baca, maaf yaa chapter ceritanya berantakan… wp emang nggak bersahabat sama ceritaku… 😭😭.

Tidak ada yang lebih lucu dalam kehidupan, selain hamil dari calon kakak ipar. Tidak, ini bukan sepenuhnya salah Junkyu, meski Junkyu entah sengaja atau tidak ketika berhubungan tanpa pengaman tetapi ini bukan kesalahan Junkyu semua, Jihoon juga salah, kenapa tidak ada inisiatif meminum pil pencegah hamil, walaupun pil itu tidak sepenuhnya membuat kehamilan tidak datang tetapi masih ada 5% mungkin untuk menundanya?.

Sepertinya Jihoon paham kenapa akhir-akhir ini dirinya tidak bisa jauh dari Junkyu, seperti hal apa saja ia lakukan agar Junkyu tetap berada di sampingnya, bahkan Jihoon rela dirinya di setubuhi di siang bolong hanya agar Junkyunya tetap menemani.

Bodoh ya, rela tubuhnya lelah hanya demi si lelaki menemani, bodoh memang. Tapi mau bagaimana lagi?, Junkyu orang sibuk, lelaki itu seperti tidak ada jam istirahat, setiap kemanapun iPad-nya akan terus di bawa, hanya cara itu yang membuat Junkyu melupakan pekerjaan yang tanpa ada habisnya.

Selain itu alasan lainnya, Junkyu pernah bilang kalau ingin menghentikan ia yang gila kerja harus ada kegiatan lain yang bermutu, seks termasuk kegiatan bermutu kan??, Jadi Jihoon tidak salah kalau hanya dengan cara itu membuat si Kim menemani dirinya.

"Menangis??".

Jihoon membaringkan tubuhnya, sepenuhnya ia mengabaikan Junkyu, lebih baik ia tidur, siapa tau ketika dirinya terbangun keadaan akan berubah tidak seperti sekarang.

Kekehan terdengar, Junkyu bergerak mendekat, bibirnya sedikit pucat bahkan pening di kepalanya semakin menjadi.

"Dengar!, Entah apapun yang akan terjadi kedepannya, saya mohon jangan menggugurkan anak itu"ucap Junkyu membuat Jihoon membuka mata, keduanya saling bertatapan hingga Jihoon sadar sesuatu.

"Bapak sakit?!, Badan bapak panas!!, seb—"

"Tidak!, Saya akan tidur saja, besok kemungkinan bisa sembuh dengan sendirinya"ucap Junkyu lalu bergerak menuju sisi lain ranjang, ia akan tidur saja.

Jihoon bergerak mendekat dengan berlahan, tangan kecilnya mengelus pipi Junkyu membuat sang empu membuka mata dengan tatapan yang sulit di artikan, mata elang Junkyu terpejam ketika Jihoon mengecup kening yang berkeringat dingin dengan sayang.

"Cepat sembuh pak, jangan sakit-sakitan"ucap Jihoon kalem.

Junkyu tidak membuka mata, namun lelaki itu berbalik memunggungi Jihoon, sepenuhnya lelaki itu abai dengan Jihoon yang tersenyum kecil.

Kata-kata itu akan Junkyu ingat seumur hidup, selamanya ia akan mengingat kata-kata dari si manis.

✧✧✧

Bibirnya masih pucat, tubuhnya masih panas dengan keringat dingin yang terus mengalir, tetapi Junkyu tidak bisa kalau menolak pertemuan dengan keluarga besarnya. Pintu besar dengan ukiran mewah itu di dorong, para penjaga pintu depan menunduk hormat karena sudah paham siapa lelaki itu, Junkyu berjalan dengan angkuh, tatapan penuh binar dan pujaan dari beberapa orang yang ia lewati sepenuhnya lelaki itu abaikan.

"Sayang!".

Suara pekikan membuat sakit di kepala Junkyu semakin menjalar, telinganya berdengung ketika dengungannya selesai ia menoleh ke sumber suara, tatapannya masih datar menatap seorang gadis berjalan kearahnya.

"Sayang ak—"

"Jangan berisik, telinga saya bisa tidak berfungsi kalau kau terus-terusan berteriak"potong Junkyu dengan datar.

Lia, gadis yang di peringati itu mengulum bibirnya, ia tersenyum kecil mendapat balasan datar dari tunangannya. "Sayang, kamu tau nggak Mama dan Papa kamu mau buat acara apa saja hari ini??"Lia berkata dengan lembut, sedikit memahami kesesensitifan Junkyu.

"Tidak".

"Katanya mau mempublikasi sesuatu gitu"ucap Lia.

Kening Junkyu mengerut, mata elangnya menatap Lia yang masih tersenyum dengan mata berbinar. "Kalian malah masih di sini"ucap nyonya Kim, senyum wanita itu masih terlihat cantik meski wajahnya sedikit berkerut karena usia yang terus bertambah.

"Ma—"

"Apa yang mau kau tanyakan bisa di tunda dulu??, Acaranya akan segera dimulai"ucap Nyonya Kim dengan sinis.

Bibir Junkyu mengatup, ia mengangguk kecil, kakinya kembali berjalan menuju tempat duduk khusus buat tuan rumah.

Di duduknya Junkyu tetap diam, meski tangannya terasa berat karena di glendotin sama Lia Junkyu masih diam, cukup lama Junkyu terdiam hingga rasa pening di kepalanya semakin menjadi.

"Sayang?, Kamu sakit??, Yaampun badan kamu panas banget!"pekik Lia.

Beberapa keluarga Junkyu dan Lia menoleh, mereka menatap Lia yang mulai panik ketika suhu tubuh Junkyu semakin panas.

"Hentikan"ucap Junkyu membuat Lia berhenti berbicara. Junkyu memijat pelipisnya, kemudian ia bangkit dari duduknya, langkah kakinya begitu cepat hingga Junkyu sampai di toilet.

Keran wastafel di nyalakan, di saat itu lah aliran jernih dari air berubah berwarna merah. Cukup banyak aliran darah itu keluar, setelah berhenti Junkyu mengangkat kepalanya, ia mendongak agar tidak ada pendarahan lainnya.

"Sial!, Mengapa harus hari ini"ucapnya dengan kesal. Tangannya merogoh ke celah Jas yang ia kenakan, plastik kecil berisi butiran obat ia keluarkan, ia mengambil satu butir untuk ia minum dengan air putih yang tadi ia bawa.

Drttt drttt drttt

Ponselnya ia buka, ketika melihat siapa si pemanggil Junkyu segera mengangkatnya, sedikit menyernyit ia ketika hal pertama yang telinganya tangkap hanya isak tangis.

"Halo?, Jihoon?, Kau kenapa?!".

[ “bapak kok pergi… saya sendirian di rumah… takut…” ]rengek orang di sebrang sana.

Junkyu mengulum bibirnya, ranumnya berkedut ketika otaknya terbayang dengan seperti apa reaksi Jihoon, tanpa sadar segaris senyum mampir di ranum tebalnya.

"S–saya… ekhem, kenapa memang??"Junkyu menatap cermin, ketika melihat rona kemerahan di pipinya muncul dengan samar, Junkyu segera membalik tubuhnya, ia membelakangi cermin; malu untuk menatap wajahnya sendiri.

[ “Saya capek pak, pengen istirahat… tapi tetep nggak bisa tidur… maunya sama bapak, di peluk dan pukpuk mungkin” ]rengeknya.

"Baik, saya pulang sekarang, kau ingin apa??"mengalah, akhirnya Junkyu memilih pulang dari pesta besar yang menyesakkan, lagian acara dua keluarga besar ini sangat menyita jam istirahatnya.

[ “Rujak buah pak… tapi banyakin mangganya yaa, sama sekalian beliin mangga muda, eumm sama donat boleh nggak…” ].

Junkyu terkekeh kecil, merasa lucu mendengar si manis yang meminta sesuatu dengan takut-takut. Junkyu berdehem untuk mengambil alih tubuhnya yang tadi sempat tersenyum, ia harus tetap teguh dan tetap di sisi tsundere-nya.

"Baik saya carikan, kalau begitu saya tutup teleponnya, selamat malam"balasnya.

Setelah panggilan telepon tertutup Junkyu memejamkan matanya, bibirnya bergetar menahan senyum yang hampir muncul di ranumnya; salah tingkah. "Sialan, mana mungkin saya keluar dengan wajah seperti tomat. Sialan sialan"ucapnya, tubuhnya terbalik untuk menyalakan keran wastafel lagi, wajahnya ia basahi mungkin dengan begitu mengurangi rasa panas karena mengingat tingkah si manis.

Yahh… Junkyu memang tidak memiliki masalah percintaan dari dulu, wajar dia bodoh dan bingung saat satu patah kata yang Jihoon ucapkan mampu membuat wajahnya memerah.

#$#$#$#$#$

TBC

Don't be fooled || Kyuhoon Ft YoonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang