Waktu menunjukan pukul tujuh malam, bulan juga sudah menghiasi gelapnya langit malam, bintang pun juga bertaburan di langit hingga malam itu terlihat lebih megah dari sebelumnya, karena kemarin-kemarin setiap malam hujan terus mengguyur membuat udara malam lebih dingin dari biasanya.
Dan malam itu Junkyu dibuat panik ketika ia baru memasuki kamar di suguhi pemandangan Jihoon yang menangis, padahal tadi waktu ia tinggal mengerjakan deadline kerjaannya ia masih lihat jelas bahwa anak itu tidur dengan lelap.
Ketika Junkyu bertanya apa yang membuat Jihoon menangis, lelaki itu malah menggeleng dan terus mengucapkan kata 'pak Junkyu jangan jahat lagi', tentu saja semua itu membuat Junkyu menunjukkan tatapan penuh kebingungan pada si manis, hingga beberapa detik kemudia ia dibuat tersenyum tipis begitu menangkap arti dan maksud dari ucapan Jihoon tersebut.
Kini Junkyu dibuat terjaga karena lelaki manis yang ada di dekapannya masih terus mengganggu matanya yang hampir terpejam, bukan marah, tetapi Junkyu malah mendekap erat tubuh mungil yang ada di pelukannya, bahkan sesekali memberikan kecupan ringan di kening atau kepala si manis yang kini masih kedip-kedip tanpa rasa kantuk di mata cantiknya.
"Pak, saya laper" Ucap Jihoon tiba-tiba, lelaki itu bahkan mendongak dengan dagu di sandarkan ke dada bidang milik si dominant, tatapannya bak seorang anjing yang meminta makanan pada tuannya.
"Kamu belum makan malem kah?" Tanyanya dengan kening mengkerut, tetapi begitu ia mendapat anggukan kecil dari lelaki di dekapannya, Junkyu segera menatap tajam si manis yang kini menatapnya dengan mata penuh kepolosan, seakan-akan memberi tau agar Junkyu tak melontarkan kata-kata penuh kekesalan atau pun amarah.
Junkyu menghela nafas begitu mulutnya tak bisa mengomeli Jihoon karena hampir skip makan malam, ia malah bangkit dari posisi tidurannya membuat si manis merengut karena kembali merasa sendirian. Junkyu tak mengucapkan sepatah kata pun, karena bila ia biarkan mulutkan melontarkan kata, yang ada bakal ribuan omelan yang keluar dalam mulutnya, ia malah menggendong Jihoon dan membawa si manis ke dapur lalu mendudukan si manis di kursi meja makan.
Keduanya saling berdiam diri di dapur, Junkyu yang sibuk membuatkan makan malam untuk Jihoon, dan Jihoon sendiri tidak ada minat membantu, ia malah sibuk menatap punggung Junkyu dengan kedua tangan menopang dagunya.
"Saya mimpi bapak akan pergi meninggalkan saya" Ucap Jihoon tiba-tiba, membuat tangan Junkyu yang sibuk memotong daun bawang seketika berhenti, Junkyu bahkan menahan nafas sebentar begitu kata itu keluar dalam mulut Jihoon.
"Walau bagaimana pun bukannya saya memang harus pergi??, apa lagi ketika Yoonbin telah kembali ke pelukanmu" Ucap Junkyu dengan tangan kembali melanjutkan tugasnya yang sibuk dengan daun bawang.
Jihoon dibuat terdiam, ruang lain dalam hatinya begitu sakit mendengar perkataan Junkyu, kepalanya bahkan kini menunduk menatap tangannya yang kini ia simpan di atas meja.
Jihoon akui, beberapa bulan bersama Junkyu, ia dibuat jatuh cinta pada lelaki itu, bahkan hanya karena senyum tipis yang lelaki itu berikan mampu membuat hatinya menghangat, bahkan hatinya dengan entengnya membukakan pintu untuk Junkyu bisa masuk kedalam ruangan kecil di sana.
Jihoon bukan hanya merasa seperti pendosa, tetapi fakta lain dengan hatinya yang terdapat nama Junkyu di dalamnya membuat dirinya merasa begitu buruk untuk Yoonbin, ternyata bukan hanya tubuhnya yang telah dengan entengnya ia berikan ke Junkyu, tetapi hatinya juga ia berikan dengan entengnya, jadi apakah watak Jihoon ini masih di sebut nomal??, sepertinya kata brengsek lebih cocok untuk Jihoon sekarang.
"Park Jihoon!" Sentak Junkyu membuat Jihoon tersadar dari lamunannya, ia menatap makanan yang Junkyu buat untuk dirinya, lalu setelahnya ia menatap wajah lelaki itu yang kini menghela nafas kecil begitu melihatnya masih dalam keadaan linglung.
Hingga akhirnya ia meraih mangkuk berisi sup serta piring yang berisi nasi lalu mulai menyuapkan makanannya ke dalam mulut, isi otaknya masih terbagi menjadi beberapa arah hingga membuat Jihoon kadang lupa menyuapkan makanannya, dan semua itu membuat Junkyu menghela nafas, ia menepuk pipi si manis dengan lembut membuat Jihoon kembali menatapnya, lalu tangannya segera merampas sendok yang Jihoon pegang, dan akhirnya ia menyuapi si manis yang kini hanya bisa menurut.
"Kalau makan, makan aja, jangan kebanyakan ngelamun, katanya nanti nasinya terbang kalau kamu tinggal melamun" Ucap Junkyu dengan nada pelan.
Jihoon tak lagi merespon Junkyu, lelaki manis itu malah sibuk dengan otaknya yang dibuat memikirkan dua lelaki dalam bersamaan. Rasanya… otaknya benar-benar sudah tidak waras, bisa-bisanya ia memikirkan lelaki di depannya, padahal Yoonbinlah yang menjadi tunangannya.
✧✧✧
Nafasnya ia hela dengan berat, punggungnya ia sandarkan karena terlalu lelah ia buat duduk tegak, kepalanya mulai merenung banyak peristiwa acak yang datang di dalam otaknya yang penuh dengan imajinasi. Netranya menatap lurus ke arah komputer di atas meja, hingga akhirnya ia mendongakkan kepalanya dan menatap langit-langit ruangannya yang terlihat gelap.
Matanya terpejam begitu pening datang di kepalanya, dan nafasnya kembali ia hela dengan berat, hingga akhirnya ia memilih bangkit dari kursi kerjanya dan mulai berjalan ke arah kamarnya yang ada di lantai atas, langkah kakinya begitu berat sama seperti kepalanya, tetapi akhirnya ia tetap terus melanjutkan langkahnya untuk segera masuk ke kamarnya yang terlihat lebih cerah karena lampu utama masih di nyalakan.
Matanya melirik arah ranjang yang kini masih rapi, tetapi suara gemericik air yang berada dalam kamar mandi membuatnya tau bahwa ada sosok lain dalam kamarnya.
Bokongnya ia dudukan di atas ranjang, punggungnya kembali ia rebahkan dengan tangan menekan perutnya yang sedikit terasa kram akibat terlalu lama di biarkan dalam posisi duduk.
Ceklek
Suara pintu terbuka membuat matanya kembali terbuka sebentar, ia masih terdiam dalam posisinya meski ia merasakan sosok yang baru keluar dari kamar mandi itu berjalan ke arahnya, tubuhnya masih diam di posisinya begitu merasakan tangan sosok itu melingkar di pinggang rampingnya.
"Sudah selesai dengan pekerjaanmu?" Tanya sosok itu dengan kepala mulai mendusal di leher serta dadanya.
Nafasnya ia hela pelan, tangannya menepuk kepala sosok yang mendekapnya, kecupan ringan ia berikan di rambut lembut sosok itu yang kini masih tetap betah di posisinya.
"Belum selesai semuanya, tetapi rasanya tinggal sedikit lagi hingga sampai puncaknya, rasanya kepalaku akan meledak sekarang juga" Keluhnya menimbulkan kekehan lembut di ranum sosok itu.
"Kamu sampai melupakan aku saking sibuknya dengan kerjaan itu" Keluh sosok itu, bahkan kini mulai menatapnya dengan pandangan kesal akibat merasa cemburu dengan laptop dan komputer yang ada di meja sana, meski merasa gak waras karena cemburu dengan barang, namun apa lagi yang kini ia rasakan dalam hatinya selain rasa cemburu??.
"Sedikit lagi sayangkuuu, kamu sabar aja, sedikit lagi semuanya akan terbuka" Bisiknya lembut, kecupan lembut ia berikan di ranum si lelaki yang kini mulai lebih baik situasi hatinya.
Benar… sedikit lagi… sedikittt lagi.
#$#$#$#$#$
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't be fooled || Kyuhoon Ft Yoonbin
Romance❝ Kamu mendapatkan apa yang di butuhkan, dan Saya juga mendapatkan apa yang Saya inginkan. Bukankah itu adil??. ❞ Jihoon yang harus terjebak di dalam sangkar singa bernama Kim Junkyu yang merupakan Boss di tempat ia bekerja sekaligus calon kakak ipa...