🍁 Sheet; 08 🍁

621 75 1
                                    

Pagi itu, ketika Yoshi baru memasuki ruangannya, seorang perawat menghampiri dan mengatakan bahwa pasiennya yang koma yakni Kim Yoonbin sadar, oleh karena itu, tanpa menunggu si perawat menyelesaikan seluruh hal yang akan di sampaikan, Yoshi segera berlari dan mengenakan jas dokternya dengan terburu.

Yoshi langsung melakukan pemeriksaan secepatnya, nafasnya terhela lega begitu mata tajam Yoonbin kini terbuka.

Selesai melakukan pemeriksaan pada Yoonbin, Yoshi langsung kembali ke ruangannya, ponselnya yang ia simpan di atas meja kerja ia ambil, jari tangannya mendial satu nomor yang tertulis nama 'Jihoonie'.

Kening Yoshi menyernyit begitu panggilannya tidak segera di angkat, biasanya Jihoon tidak pernah mengabaikan teleponnya yang berbunyi. Sekitar empat kali percobaan, hingga panggilan itu di angkat oleh orang di sebrang sana.

"Ji, Yoonbin sudah sadar"ucapnya dengan senyum senang.

Yoshi menyernyit begitu orang di sebrang sana tidak membalas apapun, "hal—"

"Ya, terima kasih, beritanya"balas seseorang di sebrang sana, yang Yoshi yakin itu bukan suara Jihoon, melainkan… Kim Junkyu, atasan Jihoon yang sifatnya tidak lebih dari kata iblis.

Yoshi masih ingin menyahuti, tetapi orang di sebrang sana lebih dulu mematikan sambungan teleponnya, rahangnya mengeras karena emosi, cukup lama ia terdiam di tempat, hingga akhirnya ingatannya terputar di kejadian kemarin.

Keningkan menyernyit penuh kebingungan, bahkan ia sampai tidak sadar ada sosok seseorang telah masuk ke ruangannya, orang itu juga duduk di kursi depan Yoshi.

"Seorang dokter dilarang melamun"suara dingin dengan intonasi datar membuat Yoshi tersadar, wajah bingungnya kembali mengeras begitu melihat sosok yang duduk di depannya.

"Mengapa anda kesini?!, Itu namanya tidak sopan, masuk ke ruangan orang lain dengan sembarangan, bahkan datang tanpa sopan santun"ucap Yoshi datar, kedua tangannya saling mengepal begitu melihat senyum menyebalkan dari bibir pucat pria di depannya.

Ap– ohh?, Apa tadi?, Bibir pucat???. Yoshi menatap pria di depannya dengan lamat, dan benar, ranum tebal lelaki itu memang pucat, mata elang itu juga sayu, meski terlihat tajam karena si empu menatap dirinya dengan datar.

"Tidak ada sopan santun yang di ajarkan oleh keluarga Kim, seorang Kim yang memperlakukan orang lain dengan sopan, adalah penghinaan bagi keluarga mereka"balas Junkyu tenang.

Senyum miring terbit di bibir Yoshi,"oleh karena itu para keturunan Kim selalu memiliki pasangan tanpa otak, karena mereka selalu melihat latar belakang tanpa melihat ketulusan"sahutnya dengan dingin.

Junkyu terkekeh kecil, hanya sebentar kekehan kecil itu, karena di selanjutnya tawa lebar yang memekakkan, Yoshi terdiam dan menatap Junkyu dengan datar, salah satu alisnya terangkat pertanda dirinya tak mengerti apa yang membuat Junkyu tertawa sekencang itu.

"Tapi kau tau, terkadang sedarah belum tentu sifatnya sama, ada yang terpaksa dan ada yang memang murni sifatnya"ucap Junkyu tenang, "orang lain hanya bisa melihat luarnya saja, ibaratnya… mereka hanya bisa menikmati bangunan tua yang terkenal indah, tanpa tau ada beberapa pekerja yang ikut terkubur dalam bangunan, tanpa mereka tau bahwa ada penyiksaan sebelum bangunan itu terbentuk dengan cantik"lanjutnya dengan tenang.

"Mereka hanya penikmat saja, mereka hanya menilai seperti apa luarnya"Junkyu menatap Yoshi tepat di mata tajam lelaki itu. "Dokter Kanemoto, saya ingin bertanya, ketika anda tidak sengaja bertemu seseorang yang meminta uluran tangan, apakah anda akan mengabaikannya??, Atau membantunya??"tanyanya dengan tatapan serius.

Yoshi terkekeh sinis,"tentu saja saya akan membantunya, mereka masih sejenis manusia seperti saya, mereka juga sama bila jalan menggunakan kaki"balas Yoshi, selanjutnya lelaki itu menatap Junkyu dengan tajam, "tidak seperti seseorang yang memanfaatkan kelemahan orang itu, dan menggapai uluran tangannya lalu mengurungnya dalam penjara"sindirnya tajam.

Don't be fooled || Kyuhoon Ft YoonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang