Rintikan air hujan membasahi bumi, langit yang seharusnya cerah dan hangat karena sinar matahari bersinar dengan terangnya malah di gantikan dengan langit kelabu. Semerbak bunga yang tercium, tetesan air mata yang berteman dengan hujan, serta kumpulan orang-orang yang mengenakan pakaian hitam menjadi satu-satunya obyek dari gundukan tanah itu.
Jung Lia, gadis cantik itu menangis dengan derasnya, tatapannya berubah tajam begitu ia menatap sosok lain yang tak asing untuknya.
"Lo apain pak Junkyu bangsat!!, kenapa dia bisa sakit?!" Sentak Lia dengan tatapan marah yang teramat jelas di mata sembabnya.
Gadis itu bangkit, dengan cepat ia meraih Jihoon yang masih terdiam dengan tatapan kosong, dan dengan gerakan cepat Lia menampar pipi Jihoon dengan kerasnya. "Hei-hei!" Pekik Ryujin, ingin menengahi perdebatan itu, tetapi melihat tatapan marah yang orang tua Junkyu tujukan ke Jihoon, membuat Ryujin urung untuk mendekat.
Nyonya Kim mendekat ke arah Jihoon, hampir satu tamparan ia berikan, tetapi tangan seseorang langsung menahannya. "Kalau kamu ingin menampar seseorang, lihat dulu, apakah kamu bisa lebih baik dari seseorang itu??" Ucap sosok yang menahan tangan nyonya Kim.
Nyonya Kim menarik tangannya dengan kasar, tatapan mata tajam serta merendahkan ia tujukan pada sosok wanita di depannya, ranumnya mendecih sinis. "Kau hanya orang luar, jadi jangan berani-beraninya ikut campur di sini!!" Sentak Nyonya Kim tajam.
Wanita itu, Nyonya Yoon, adik dari Tuan Kim, sosok yang di keluarkan hanya karena pilihannya dalam cinta. "Ck, ck, ck. Sekarang saya tau kenapa Junkyu tidak berminat dekat dengan anda Nyonya Kim terhormat, Junkyu masih memiliki hati untuk menghargai orang lain, walau sebenarnya tidak secara terang-terangan. Sedangkan anda??, jangankan menghargai, setiap bertemu seseorang pasti memandang kasta terlebih dulu" Ucap Nyonya Yoon dengan sinis.
"Kau bilang saya orang luar, baiklah saya memang orang lain sekarang. Tetapi kalau untuk Jihoon??, setatusnya saja calon menantumu, calon istri Kim Yoonbin, anak bungsumu!" Lanjut Nyonya Yoon.
Jihoon menatap Nyonya Yoon dengan tatapan terkejutnya, bukan karena Nyonya Yoon yang menyebutnya sebagai calon menantu keluarga Kim, tetapi terkejut dengan pembahasan terang-terangan tentang tunangannya, padahal setauan, keluarga Kim tidak pernah mengakui Yoonbin hanya karena Yoonbin memilih dirinya. Selain si sulung Kim.
Setetes air mata mengalir dari pipi Nyonya Yoon, kepalanya menoleh ke arah kakak ipar dan kakaknya sendiri yang menatapnya tajam. "Bila kalian terus menentang keinginan anak, minimal pahami kebiasaan anak-anak kalian. Pilihan Junkyu untuk mengakhiri segalanya bukan salah dari Jihoon, sosok yang memang Junkyu bawa akhir-akhir ini. Salahkan diri kalian, yang menganggap sepele keluhan Junkyu, salahkan diri kalian, yang dari dahulu tetap berdiri dengan kasta yang di junjung, membuat jalan kalian terpisah dengan sendirinya" Ucap Nyonya Yoon dengan tatapan marahnya.
"Jangankan hal besar yang Junkyu inginkan, hal sekecil dia suka makan apa, dia hobi apa, dia kenapa. Kalian gak ada sama sekali untuk memperdulikannya!" Nyonya Yoon membuka tasnya, melemparkan dokumen yang berisi hasil tes diam-diam yang Junkyu lakukan tanpa sepengetahuan siapapun.
"Junkyu dari kecil sudah menderita, dia yang meminta adiknya untuk memilih keinginan hatinya agar tidak berurusan dengan manusia sekejam kalian, dari zaman dia kuliah, dia sudah menderita kanker, dan kalian dengan angkuhnya tetap menekan Junkyu agar bisa lebih baik dari lainnya" Jelas Nyonya Yoon tajam.
Nyonya Yoon menatap sosok yang baru muncul dengan kursi roda dengan tatapan tenangnya, sosok itu menatapnya dengan tatapan kosong, tetapi linangan air mata yang mengalir dari pipinya serta raut kecewa yang sosok itu tujukan, membuatnya tau apa isi otak dan hatinya.
Ia berjalan mendekat, satu tangan sosok itu ia tangkup dengan kedua tangannya. "Yoonbin… Junkyu memberimu indra penglihat agar kamu tidak merasa tak berguna terus-terusan, dia memiliki keinginan agar bisa menjadi ayah, tetapi dia sadar kalau umurnya tidak akan selama itu. Yang membuat Junkyu memilih Jihoon untuk di jadikan ibu dari anak-anaknya, itu juga karena Jihoon tunangan kamu. Junkyu hanya titip satu nyawa di dalam perut tunanganmu" Ucap Nyonya Yoon lembut.
"Kakakmu sudah menderita sayang, jadi Bibi mohon untuk kamu menerima ini, jadi apa kamu keberatan untuk menjaga bayi di kandungan tunanganmu??, kalau keberatan biar kita tunggu sampai lahir saja, setelah itu biar Bibi yang bawa dia" Ucap Nyonya Yoon, lagi.
Cukup lama Yoonbin terdiam, tangannya terulur ke arah Jihoon membuat si manis mendekat dengan kepala menunduk, usakan sayang nan lembut ia berikan di rambut halus cintanya, gerakannya turun untuk mengelus perut si manis yang membesar, setetes air mata mengaliri pipi tirusnya ketika merasakan gerakan pelan dari perut itu.
"Aku akan merawat anak itu hingga lahir dan dia besar, dia hanya seseorang yang tidak tau apapun, jadi tidak ada alasan mengapa aku harus benci dengan darah daging kakakku sendiri" Ucap Yoonbin dengan senyum tulus, mata teduhnya menatap cintanya dengan tatapan teduh, "kak Junkyu sudah membantuku untuk memperjuangkan sosok tangguh yang penuh ketulusan, aku tau kalau kak Junkyu selalu mendapat kata hinaan hanya karna memintaku memperjuangkan Jihoon, jadi aku harap… dengan ini, seluruh bala bantuan yang Junkyu berikan, aku bisa membalasnya dengan menuruti keinginannya" Ucap Yoonbin dengan suara lembut, ia bergerak mendekat untuk mencium perut yang sedikit membesar itu, senyumnya semakin tersemat indah walau sebenarnya dia cukup terluka dengan kenyataan, bahwa sosok yang menjadi panutannya, sudah tidak satu dunia dengannya.
Junkyu telah membantunya, jadi Yoonbin juga akan membantu Junkyu agar dia bisa menjadi seorang ayah.
✧✧✧
Jam di meja ia raih lalu ia kenakan di lengan putihnya, jas hitam juga ia kenakan membuat tampilannya terlihat sempurna. Parfumnya sedikit di semprotkan pada tubuhnya, cukup lama ia berkutat dengan penampilan, hingga tak sadar ada satu sosok yang menatapnya dengan tatapan penuh puja.
"Kenapa kamu bisa sesempurna ini" Ucap sosok itu membuat tubuhnya berjengit terkejut.
Senyum kecil keluar dari ranumnya, "ayo bodyguardku kita berangkat" Ucapnya jahil, membuat tatapan kesal terlihat jelas di mata sosok yang memperhatikannya, kecupan kecil ia berikan di ranum sosok itu, keduanya saling pandang dan akhirnya langsung berangkat menuju tempat tujuan.
.
.
.
Perjalanan itu cukup panjang, 40 menit kurang lebih, atau bisa saja 1 jam karena jalanan juga macet. Keduanya saling bergandengan, di setiap langkah kakinya yang di bawa masuk ke dalam gedung membuat semua orang menoleh dengan tatapan penuh kagum. Kata-kata penuh puja juga terdengar di telinga.
Seorang MC cantik langsung menaiki panggung, setelah menyapa semua orang yang di undang, ia bangkit untuk melangkah menaiki panggung. Matanya menatap ribuan orang yang mengangkat kamera, serta flash-flash yang mengarah untuk memfoto di setiap gerakannya.
"Selamat malam semua" Sapanya halus, senyumnya tersemat membuat ribuan orang semakin jatuh cinta dengan parasnya. "Banyak yang saya korbankan saat saya melakukan semua ini, banyak waktu yang saya lalui untuk bisa terlihat keren untuk kalian" Ucapnya tegas.
"Selain waktu istirahat yang tersita banyak, keseharian untuk makan dan aktivitas lain saja sampai saya batasi untuk menjalani ini. Beruntung saja, ada lelaki sejati yang terus mendampingiku dan memastikan agar aku tetap makan dengan teratur, walau hanya satu suap atau dua suap".
"Terus ingat perkataanku ini,"
"Setiap manusia pasti memiliki kelebihan entah secara terlihat atau yang tidak terlihat, dan di balik itu semua, manusia juga memiliki banyak kekurangan yang terkadang membuat orang gembar-gembor merasa jadi yang lebih baik dari orang-orang yang banyak kekurangan".
"Manusia memiliki banyak karakter pilihan, ada yang memandang rupa, kasta, latar belakang, tutur kata, dan kedisiplinan".
"Saya menerapkan itu di setiap kalimat yang saya tulis, karena manusia juga pasti ada kotornya, tidak mungkin selalu bersih. Manusia juga pasti punya masalah, tidak akan terus berjalan lurus tanpa lika-liku dan naik turunnya jalan".
"Yang harus kalian pegang teguh sekarang, jangan sampai terkecoh dengan setiap kata manis, jangan terkecoh dengan setiap perginya jalan dari alur itu".
#$#$#$#$#$
TBC (END)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't be fooled || Kyuhoon Ft Yoonbin
Romance❝ Kamu mendapatkan apa yang di butuhkan, dan Saya juga mendapatkan apa yang Saya inginkan. Bukankah itu adil??. ❞ Jihoon yang harus terjebak di dalam sangkar singa bernama Kim Junkyu yang merupakan Boss di tempat ia bekerja sekaligus calon kakak ipa...