🍁 Sheet; 12 🍁

424 46 0
                                    

Seminggu sebelum Junkyu mendatangi rumah sakit tempat adiknya di rawat, ia mendatangi rumah megah milik keluarga Yoon untuk makan bersama, mereka hanya makan biasa dan makan malam itu tidak sepesial juga, hanya untuk berkumpul biasa saja, sesekali mengobrol sedikit mungkin.

"Bagaimana hari kamu Jun?" Tuan Yoon yang merupakan si pemilik rumah menayapa ponakan istrinya dengan ramah, ranumnya juga menyematkan senyum menawan.

Junkyu membalas dengan tatapan datarnya, tak ada senyum yang tersemat di ranumnya entah itu hanya senyum segaris tipis. "Hari saya seperti biasanya" Balasnya dengan nada datar dan dingin.

"Saya dengar kamu di jodohkan dengan keluarga Jung?, keluarga besar yang memiliki anak bungsu bernama Jung Lia?, apa itu benar?" Tanya tuan Yoon masih dengan lembut, tak sedikitpun merasa keberatan dengan sifat dingin ponakannya.

Junkyu mendengus malas, ia tak membalas sedikitpun membuat keluarga kecil yang duduk di depannya tersenyum tipis, sudah menduga bahwa Junkyu tidak  tertarik sedikitpun dengan tunangan hasil perjodohan dari keluarga Kim.

Jaehyuk, sosok lelaki manis yang sudah Junkyu anggap adik sendiri terkekeh kecil, "kakak gak tertarik sama sekali kah?, padahal kakak udah gede, gak malu kalau jomblo sampai tua?" Ledeknya hingga jitakan sayang mengenai kepalanya membuat Jaehyuk mengaduh kesakitan.

Nyonya Yoon yang merupakan Bibi Junkyu tersenyum, ia bangkit berdiri untuk mendekati posisi duduk sang ponakan, tangannya dengan lembut menepuk kepala si sulung Kim dengan penuh kasih sayang. "Junkyu… gak ada salahnya kalau kamu mau mencoba, dia belum tentu anak yang buruk loh…" Ucapnya dengan lembut, mencoba mencari pengertian dari sang ponakan yang terlihat malas dengan urusan percintaan.

Junkyu menatap Bibinya dengan tatapan yang sulit di artikan, ia melengos sebentar dan akhirnya ia kembali memindai ketiga manusia di depannya. "Saya tak suka dengan hubungan perjodohan, dan saya benci dengan hubungan semacam itu" Ucapnya dingin.

Tuan Yoon mengangguk mengerti, "tapi kamu harus mencobanya, setidaknya untuk kali ini" Sahutnya membuat Junkyu menatap sang paman dengan tatapan membunuh miliknya.

"Begitu?, kalau begitu kenapa paman dan bibi menolak perjodohan dari orang tua kalian?" Tanyanya dengan nada tajam, tatapannya juga semakin menusuk.

Jaehyuk berdehem kecil, ia mengisyaratkan ibunya agar kembali duduk di kursi, lalu akhirnya ia menatap si kakak sepupu dengan tatapan lembutnya. "Kakak gak pengen ngerasain pacaran kah?" Tanyanya dengan hati-hati.

Junkyu terkekeh sinis, "cinta?, saya juga sudah merasakannya saat saya baru menginjakan kaki di bangku SD, dan tidak ada seorang pun yang wajib menggantikannya, karena saya juga tidak ingin menggantikan namanya dengan nama orang lain" Ucapnya dengan sinis.

Jaehyuk menyerjap, ia sedikit memiringkan kepalanya begitu si kakak kakunya juga pernah merasakan apa itu cinta, meski itu tak jelas cinta seperti apa yang Junkyu maksud. "Kakak pernah berpacaran?!" Tanyanya dengan antusias, sedikit kepo sosok seperti apa yang lelaki itu puja, sosok seperti apa yang membuat seorang lelaki sedatar Junkyu dengan mudah jatuh hati.

Cukup lama Junkyu terdiam, dan Jaehyuk sudah pasrah kalaupun Junkyu tak membalas pertanyaannya. Cukup lama hingga akhirnya Jaehyuk menatap kedua kelopak Junkyu yang memancarkan cahaya ketajaman dan sedikit memancarkan binary yang indah untuk di pandang.

"Tidak ada kata pacaran yang tersemat antara saya dan dia, kita hanya kenal sebatas dia adik kelas dan saya kakak kelas" Balasnya membuat ketiga Yoon di depannya mengulas senyum yang memancarkan ketenangan. "Dan begitu bertemu dia bukan lagi adik kelas saya, tetapi menjadi calon adik ipar saya" Lanjutnya dengan wajah yang sangat sulit di artikan.

Jaehyuk melongo, ia mengingat siapa sosok yang merupakan kekas– ohh tidak bukan maksudnya tunangan dari Kim Yoonbin. Kepalanya mengingat nama tunangan Yoonbin tetapi tak ada satu huruf pun yang ia ingat di kepalanya, membuat Jaehyuk menghela nafas kecil merasa kesal dengan ingatan pendeknya.

"Kenapa gak cari penggantinya kak?" Tanyanya penasaran dengan mengapa Junkyu terlihat tak ingin menggantikan sosok yang lelaki itu sukai.

"Saya gak mau merasakan cinta-cintaan lagi yang membuat diri saya menjadi pendosa karena melukai mereka, ada sebuah pepatah yang mengatakan cinta tak harus memiliki, dan kata-kata itu akan terus berulang kali terputar di ingatan saya" Ucap Junkyu membuat Jaehyuk mengkerut kan keningnya penuh kebingungan. "Jaehyuk-ah, kakak gak mau menghadirkan cinta di hati dia, kakak gak mau membuat dia terluka karena kakak, dia malaikat yang harus saya jaga bukan saya buat menangis".

"Yoonbin akan saya beri jalan agar terus bersama kesayangan saya, tetapi bayaran yang harus keduanya balas memang harus besar atau bisa di bilang sangat besar…?" Ucapnya dengan nada tidak yakin.

Mata Jaehyuk memicing, Tuan Yoon juga menatap Junkyu dengan kening mengkerut penuh kebingungan, sedangkan Nyonya Yoon terlihat terdiam di tempat.

"Kak…" Lirih Jaehyuk ia menatap Junkyu tepat di mata tajam lelaki itu, "bukan kakak kan yang nyuruh orang untuk nabrak kak Yoonbin kan…?" Tanyanya pelan, juga sedikit ada nada yang tersirat kekhawatiran.

Kening Junkyu mengkerut, "tidak!" Pekiknya kesal, "pembayaran yang saya maksud bukan Yoonbin harus kehilangan nyawa karena saya malah ingin Yoonbin tetap sehat-sehat saja sampai sekarang" Jelasnya dengan nada sinis, merasa kesal dengan dugaan orang-orang yang mengira dirinya melukai adiknya sendiri hanya demi kepuasan.

"Sebagai bayarannya adalah, tunangan Yoonbin harus mengandung anak saya, bukan Yoonbin meninggal" Jelasnya lagi tetapi kini hanya sedikit nada kesal yang tersemat di nada bicaranya, ranum tebalnya juga menyeringai puas dengan skenario di otak jeniusnya.

Rahang Jaehyuk seperti menghantam ke lantai dingin yang ia injak, kedua orang tuanya juga sama saja terkejutnya hingga sepersekian detik hanya terdengar suara jarum jam yang mengisi keheningan. Sedangkan ketiga Yoon itu masih mematung dengan apa yang mereka dengar barusan.

"Brengsek!!, kak!. Tolong jangan berperilaku bodoh hanya demi kesenangan kakak, tolong jangan bersifat iblis, kakak berani melakukan itu jangan harap aku anggap sebagai kakak lagi!" Sentak Jaehyuk, ia mulai melangkahkan menjauh dari ruang keluarga, baru tiga langkah ia kembali berbalik menatap Junkyu yang menatapnya dengan tatapan sulit di artikan. "Mari kita hidup sebagai orang asing kalau kakak berani bersifat kurang ajar" Lanjutnya dengan kesal, ia pergi ke kamarnya dengan kekesalan yang membuncah di dadanya.

Junkyu tidak ada respon sedikit pun, ia menatap sang Bibi dan Pamannya dengan tatapan datarnya. "Jangan ikut campur paman, maaf kalau kali ini saya membuat kesalahan yang kemungkinan tidak bisa kalian maafkan, saya janji hanya satu ini kesalahan saya, bila kalian ingin membenci saya silahkan saya gak peduli sedikit pun" Ucapnya datar. "Dan saya harap kalian membenci saya seumur hidup, karena saya sudah malas, lelah, dan muak pada kalian" Ucapnya lagi yang mana membuat sang Bibi menatap Junkyu dengan tatapan sendu dan terkejutnya, sedangkan sang Paman menatap Junkyu dengan wajah yang tidak bisa di baca.

Setelahnya Junkyu pergi dari sana meninggalkan keluarga Yoon yang termenung dengan ucapannya, bahkan Jaehyuk ikut menatap kepergian Junkyu yang mulai menjauh dari pekarangan rumah, ia melihat kepergian kakak sepupunya dari balkon kamar.

#$#$#$#$#$

TBC

Don't be fooled || Kyuhoon Ft YoonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang