🍁 Sheet; 17 🍁

738 52 7
                                    

Alur ini waktunya aku percepat

–––––

Banyak hal yang bisa di petik setelah kepergian si sulung Kim, banyak pula pelajaran yang lelaki itu tinggalkan, entah itu secara langsung dan tidak langsung. Meski sad ending untuk Junkyu, tetapi begitu melihat banyak orang di sekitarnya yang menjadi berbeda, dan banyak keadilan sudah mulai berpihak pada Junkyu, itu sudah menjadi suatu kepuasan, karena artinya… tidak ada yang sia-sia.

Memang tidak ada manusia yang bersih, meski satu pasti mereka memiliki noda.

Tapi itu semua sudah berlalu, sudah empat tahun yang lalu lah semua itu terjadi. Karena sekarang banyak kebahagiaan yang terpancarkan meski Junkyu tidak bisa merasakan kebahagiaan itu.

Kim Juho, sosok yang merupakan darah daging Jihoon dan Junkyu, seorang anak yang teramat aktif serta anak yang sudah berprestasi meski usianya masih teramat muda. Tapi tenang saja, Juho sudah tau kalau ayahnya (kandung) sudah tiada, karena Jihoon tidak ingin berbohong pada anak semata wayangnya.

"Papi, Ayah Binnie pulangnya kapan ya??" Tanya Juho dengan polosnya, mata bulatnya menatap Jihoon yang sedang menyiapkan bekal untuk si anak tampannya.

"Papi kurang tau sih. Memang Juho mau ngapain sama Ayah??" Balas serta tanya Jihoon pada putranya.

Juho berdengung panjang, dia kembali menatap Papinya dengan tatapan penuh binary dan kepolosan. "Juho-kan sebentar lagi umur empat tahun, Juho pengen ngerayain ultah bareng Papi, Ayah dan Daddy… biar Daddy tau kalau aku udah gede hehe" Ucap Juho dengan senyum manisnya.

Jihoon tersenyum kecil, tangannya mengusak rambut sang anak dengan lembut, "anak baik deh, pasti Daddy bangga sama anaknya ini" Balas Jihoon, sekuat tenaga ia tidak meneteskan air mata di depan putranya.

"Eumm, Papi, Papi. Juho berangkat sekolah bareng kak Yosha boleh kan??" Tanya Juho tiba-tiba, ada sedikit senyum malu-malu yang anak itu berikan, membuat Jihoon terkekeh kecil melihat anaknya dan anak Asahi seperti saling menyukai satu sama lain.

"Boleh dong, nanti kalau Papi larang, anak Papi yang manis ini galau brutal" Goda Jihoon ngebuat pipi sang anak sedikit memerah.

"Ishh, Papi nyebelin deh, tapi… makasih deh, doain jodoh" Ucap Juho dengan angkuh, wajah manisnya yang memang hampir sebelas dua belas dengan Jihoon terlihat angkuh seperti Daddy-nya dulu, bahkan jiwa pede dan beberapa tingkahnya hampir meniru Daddy-nya.

.

.

.

"Happy birthday anak ayah".

Sapaan dari arah belakang membuat Juho menoleh dengan senyum merekah, tangannya di rentangkan untuk meminta pelukan dari Ayahnya. "Ayah sudah sembuh lagi kan?" Tanyanya dengan mata berkedip-kedip polos.

"Iya dong, Ayah sudah sembuh, jadi sekarang bisa main dengan normal, bisa nemenin Juho kemanapun dan anter jemput Juho juga" Balas Yoonbin dengan senyum gemas, ia memang sangat menyayangi Juho.

"Yeayy, pasti Daddy bahagia karena orang-orang kesayangannya bisa kembali seperti dulu" Ucap Juho dengan senyum gemas.

Beberapa orang ikut tertawa kecil. Juho langsung melepas pelukannya dari Yoonbin, kakinya melangkah mendekat ke arah makan Junkyu, foto besar yang di letakan di sana di elus dengan pelan, bunya yang sedari tadi ia bawa di letakan di sana, bahkan ia mencium nisan yang terpasang membuat orang-orang yang memang ikut datang merasa sendu sekaligus bangga pada anak kecil itu.

Don't be fooled || Kyuhoon Ft YoonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang