Mereka baru saja selesai makan. Valerie lekas mengangkat piring kotor dan berjalan menuju wastafel untuk mencucinya. Sementara itu, pada saat yang sama, Gabriel terus memerhatikan tiap gerik Valerie seraya kepalanya berkelana. Sambil memikirkan moment yang tepat untuk menyuruh Valerie memenuhi permintaannya.Sebuah fantasi liar yang menghasilkan kenikmatan tiada tara.
"Aduh El, ini kayaknya keran airnya bermasalah lagi deh. Tolong kamu cek kesini!" Keluh Valerie. Tapi tidak ada sahutan dari Gabriel.
Valerie menoleh ke belakang. Menatap Gabriel yang masih berkutik dengan pemikirannya.
"El.." panggil Valerie.
Sekali ia masih bisa sabar.
Dua kali. Kekesalan Valerie menumpuk.
Ketiga kalinya. Kesabaran Valerie sudah habis.
"GABRIEL!" Bentak Valerie yang kini sudah berada di hadapan Gabriel.
Spontan, Gabriel terperanjat dari duduknya. Ia terkejut bukan main. Valerie berdiri seraya berkacak pinggang.
"Eh, Val.."
"Kamu lagi mikirin apa sih! Aku panggilin dari tadi gak dengar-dengar!" omel Valerie.
Gabriel mengusap wajahnya yang sedikit mengeluarkan keringat.
Valerie mengerutkan alis. Lantas meletakkan telapak tangannya di kening Gabriel.
Bagai tersengat aliran listrik tubuh Gabriel menegang. Ditambah Gabriel menatap terang-terangan tubuh bagian depan Valerie yang basah hingga menampakkan bra yang wanita itu kenakan.
Sialan! Gabriel meneguk ludah kasar.
"El kamu sakit?" tanya Valerie.
Gabriel langsung menepis tangan Valerie dari wajahnya.
"Gak kok, gak. Aku nggak sakit. Tadi kamu ngomong apa Vale?" Gabriel berusaha menormalkan suaranya.
Valerie mendengus kesal. "Itu kayaknya keran air nya bocor lagi. Bisa kamu baikin gak? Aku mau panggil tukang service udah malam. Gak enak juga."
Gabriel langsung mengangguk, berjalan ke wastafel. Dan Valerie menunjuk pipa air yang memang mengeluarkan bocoran kecil itu ternyata sudah muncrat kemana-mana.
"Ada tali nggak?" tanya Gabriel sambil menahan pipa keran air yang bocor dengan satu tangannya.
"Ada di lemari bawah. Sebentar biar aku ambilin."
"Jangan!" teriak Gabriel tanpa sadar saat Valerie menundukkan badannya.
Valerie mengernyit bingung melihat tinggal Gabriel yang aneh.
"Ma.. Maksud aku, biar aku aja yang ambil talinya. Kamu bantu pegang keran air yang bocor ini. Tahan. Biar aku ambil dulu tali nya di bawah!" perintah Gabriel.
Valerie mengangguk tanpa banyak bicara. Gabriel segera menunduk membuka lemari. Mengambil tali rafia yang ia butuhkan. Namun, melihat kaki jenjang Valerie yang hanya mengenakan rok span membuat Gabriel harus menahan ludahnya mati-matian.
Nafsu sialan! Lo harus bisa nahan diri El! Sadar Lo sadar. Ini bukan waktu yang tepat buat Bubu masuk kandang. Batin Gabriel.
Gabriel memejamkan mata melihat kaki jenjang mulus Valerie yang menggoda iman.
Pikirannya sudah tidak fokus.
"El ketemu gak talinya? Ini baju aku tambah basah tau!" pekik Valerie.
"Iya-iya. Bentar. Udah dapat kok." Gabriel berdiri. Gantian dia yang memegang pipa bocor itu dan mulai memperbaikinya pelan-pelan. Tidak butuh waktu lama, pipa tersebut berhenti mengeluarkan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Sugar
RomanceGabriel Zacharie mencintai Valerie Anatasya sejak pertama kali ia bertemu dengan wanita itu disebuah kafe kecil tidak jauh dari kampusnya. Wanita lugu nan polos yang memiliki banyak luka rahasia di dalamnya. Tidak peduli dengan latar belakang gadis...