"gue capek" ucap Aulia lirih, dia menundukkan kepalanya
"Maksud lo?" Tanya Muksin
"Gue capek, gue gak pengen bunuh orang lagi" ucap Aulia dia mendongak menatap Muksin dengan mata yang berkaca-kaca
"Gue gak pengen bunuh orang lagi, gue gak pengen makan organ manusia lagi. Gue pengen berhenti" lanjutnya dia menangis di hadapan Muksin, berharap Muksin mengerti dirinya
"Lo yakin?" Tanya Muksin
Aulia mengangguk mantap
"Lo gak mau balas dendam sama sekolah ini? Lo gak mau ngebalas perbuatan mereka yang udah ngebikin mama lo mati?" Tanya Muksin kembali, mencoba menghayutkan Aulia agar mau melakukan pembunuhan lagi
"Gue tau, apa yang terjadi sama mama gue. Tapi.... Gue gak pengen ngelampiasin ke anak-anak yang gak bersalah" ucap Aulia
"Andai mama gue gak jadi wali kelas sembilan B, dan mama gue gak ikut rekreasi waktu itu. Mungkin mama gue gak akan ikut kecelakaan bus waktu itu" lanjutnya
"Kejadian itu udah lama, udah nasib mama lo mati" ucap Muksin
"Terus? Gimana sama lo? Orang tua lo dan abang lo? Kan kejadiannya udah lama, setahun yang lalu" ucap Aulia
"Gue beda, gue pengen balas dendam sama orang yang terlibat dari kecelakaan orang tua dan abang gue" ucap Muksin tak terima
"Gue juga gak terima sin, tapi kita gak boleh lampiasin sama anak-anak yang gak bersalah, mereka itu yang salah sin. Mereka hanyalah seorang murid yang gak tau apa-apa tentang masalah ini" ucap Aulia
"Tapi Ismi ada" elak Muksin
"Tapi anak yang lain gak ada, teman Ismi gak bersalah sin. Setelah gue pikirin gue ngerasa bersalah telah membunuh mereka yang gak bersalah" ucap Aulia
"Setelah mendengar omongan Ismi tadi, gue berpikir, apa yang di omongin sama Ismi itu benar. Kalo lo punya dendam sama seseorang, lampiasin ke orang tua atau keluarga orang itu, jangan sama orang yang gak punya salah" lanjutnya
"Terus? Kalo gue maunya gitu gimana? Kalo gue maunya mereka semua mati gimana?" Tanya Muksin dengan tersenyum miring dan mengangat sebelah alisnya
"Sin, lo udah benar-benar kelewatan. Apa yang akan dirasakan oleh keluarga lo, kalo keluarga lo yang di atas itu ngelihat lo kaya gini. Mereka pasti kecewa banget sama lo" ucap Aulia, kembali meneteskan air matanya
"Gue dah cape sin, gue nyerah" lirih Aulia
"Serah lo mau ngelakuin gue apa, gue udah gak mau bantuin lo lagi. Maaf gue ngelanggar perjanjian kita, gue siap kalo lo mau bunuh gue" lanjut Aulia menundukkan kepalanya menangis dalam diam
"......" Muksin diam, dia menatap Aulia dengan tatapan datar, mungkin ini saatnya?.....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Pisah yuk, kita bagi kelompok buat cari Ismi" ucap Fangky memecah keheningan diantara mereka bertujuh
Mereka saat ini berada di depan ruang perpustakaan, mereka beristirahat sejenak untuk merilekskan otot kaki mereka yang sedari tadi terus berjalan
"Yaudah, gue setuju. Kita bagi kelompok aja biar cepet ketemu Isminya" lanjut Ria
"Oke, kita kan bertujuh, jadi ada yang berempat dan ada yang bertiga" ucap Fangky
"Gue bertiga aja, siapa dua orang yang mau ikut gue?" Tanya Tomy menatap keenam temannya
"Gue sama Asifa bareng lo aja Tom gimana?" Tanya Emilia memegang tangan Asifa yang sedari tadi diam saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Kelas IX
Horor"Ternyata selama ini lo hantunya?" "iya dan bukan gue" . . . . . "Bagaimana mungkin, lo telah membohongi kita semua selama ini" "maafkan gue, tapi jujur bukan gue yang membuat mereka mati" "Jadi siapa lo sebenarnya?" "Gue......." . . . . . . . . ...