Esa POV
Abang pergi. Dia bilang dia mau pergi ke sekolah. Dia bilang dia akan melakukan sesuatu di perpustakaan. Bang Sam adalah petugas perpustakaan. Aku melihat jam dinding besar kami.
Sekarang jam 12:30. Ini sudah siang jadi kita harus makan.
“Bi Ina!”, panggilku pada salah satu pelayan kami. Dia segera mendatangiku.
"Ada apa, Tuan Esa?"
"Bibi sudah masak?”, tanyaku.
"Ah iya Tuan. makanannya ada di meja makan.", jawabnya.
"Baiklah. Terima kasih.", Bi Ina memunggungiku tapi aku teringat sesuatu.
“Bi Ina.”, panggilku dan dia menghadapku lagi.
"Iya Tuan?"
“Bi Inem, dimana dia?, tanyaku lagi.
"Dia sedang berbicara dengan Nyonya besar."
“Apa yang dibicarakan Bunda dan Bi Inem?”, Banyak pertanyaan yang kulontarkan.
"Iya! Ada sesuatu, Tuan Mahesa, Anda tidak bisa memberi tahu Tuan Samudra.", Aku bertanya-tanya. Apa mereka menyembunyikan sesuatu? Aku perlu tahu itu.
Bi Ina telah pergi. Aku harus tahu apa yang mereka sembunyikan dariku. Setiap sore, Bunda ada di kamar. Aku akan menemuinya.
01.00
Ini sudah siang. Mungkin Bunda sudah ada di kamar. Aku menaiki tangga dan langsung menuju kamar Bunda. Kamarnya nggak terkunci. Aku segera memasuki kamarnya. Bunda nggak ada di sana. Di mana dia berada? Laci itu menarik perhatianku. Karena sedikit terbuka. Aku mendekat dan membuka laci pertama. Aku nggak melihat apa pun kecuali dokumen di Aurora Spa.
Aku melihat yang kedua. Yang kulihat hanyalah surat-surat dari Perusahaan Ogawa. Aku membaca kalo Ayah akan mewariskan perusahaannya kepadaku saat aku berusia 21 tahun. Dan dia sudah menandatanganinya.
Aku membuka laci terakhir. Aku melihat beberapa kertas di sana. Aku nggak tahu apa itu. Aku mengambilnya dan membacanya.
Ny. Ogawa
Selamat pagi!!!
Surat ini untuk memberitahukan kepada anda bahwa anda dan suami anda, Tn. Ogawa sekarang menjadi orang tua angkat sah Samudra.
Kami dengan senang hati memberi tahu anda bahwa meneruskan pengetahuan dan properti anda termasuk Aurora Spa kepada Samudra kini sah dan diizinkan oleh hukum.
Selamat!
Apakah Bang Sam anak adopsi? Dalam surat tersebut tertulis, mereka kini menjadi orang tua angkat sah dari Bang Sam. Hari ini adalah hari ulang tahunku dan begitulah cara aku mengetahuinya.
“Apa yang kamu lakukan di kamar Bunda, Esa?”, Aku menoleh ke arah pembicara. Bunda.
"Bun! Apa maksudnya ini?", tanyaku sambil menunjukkan surat dari pengadilan itu. Matanya melebar.
“Kenapa kamu mengambil barang-barang Bunda?!”, teriaknya padaku sambil meraih tanganku.
"Bang Sam diadopsi? Kenapa Bunda merahasiakannya?"
“Esa. Kita perlu….”, Ucapannya terputus karena aku berbicara.
"Apa? Apa Bunda perlu merahasiakannya? Agar Abang setuju untuk menjalankan Aurora Spa ditangannya?”
"Esa! Jangan katakan ini pada Abangmu."
“Aku setuju untuk tidak memberitahunya. Tapi dia nggak setuju untuk menjalankan Aurora Spa. Aku nggak ingin menyakitinya.", setelah mengatakan itu aku pun berjalan keluar.
Aku langsung menuju kamarku. Bagaimanapun juga, aku seharusnya menjadi anak tunggal. Seharusnya, aku akan mewarisi Aurora Spa dan Ogawa Company. Aku menangis di kamarku. Tapi aku senang karena mereka mengadopsi Abang karena aku selalu punya teman. Jika dia nggak diadopsi, aku akan merasa sendirian di dunia ini.
Aku nggak akan memberitahu Abang karena itu hanya akan menyakitinya. Ini mungkin akan menjadi lebih buruk kalo aku memberitahumu. Tapi sekarang, aku terluka demi Abang.
✨To Be Continue💫
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Abang ✓
FanfictionMahesa Akihiro Ogawa adalah putra kedua dari pasangan Ogawa. Dia mempunyai banyak masalah di hidupnya termasuk para pengganggu di sekolah dan orang tuanya yang tegas. Untungnya, dia memiliki Abang, Samudra Akihiko Ogawa namanya. Sam selalu berada di...