Esa POV
Inilah saatnya. Mereka nggak langsung menelepon Bunda sehari setelah mereka menculikku. Mereka menghabiskan empat hari. Penculikku akan meminta uang tebusan dari Bunda. Aku nggak tahu harus berbuat apa. Badanku sakit karena nggak bisa bergerak karena diikat. Sulit untuk dirasakan. Ketiga pria itu masuk dan Kas mengambil ponselnya. Itu adalah kode mereka untukku.
"Pemilik Aurora Spa sedang dipanggil.", Hen memberitahuku. Kas berbicara setelah beberapa saat. Dia sedang berbicara dengan Bunda.
"Halo.", sapa Kas. Dia menutup telepon dan seseorang berbicara di telepon. Dia menyalakannya dengan pengeras suara.
"Halo. Siapa ini?", tanya Bunda tapi aku nggak bicara.
“Mahesa Akihiro Ogawa bersama kami.”, Jawab Kas.
"Kamu nggak punya rasa malu! Bebaskan anakku!", teriak Bunda. Dia tampak sangat khawatir.
“Kami akan membebaskan Mahesa dengan satu syarat. Pergi ke gudang tua dekat klub terkenal. Bawa seratus juta dan nggak ada polisi. Nggak akan terjadi apa-apa pada Mahesa.", kata Hen.
“Bagaimana saya bisa yakin?”, tanya Bunda. Kas menyerahkan ponselnya padaku.
“Bicaralah.”, Don memerintahkanku. Aku nggak bisa berbuat apa-apa selain menurut.
"Bund. I’m fine."
“Esa. Sayangku. Apa mereka melakukan sesuatu padamu?", tanya Bunda. Don menatapku seolah berkata jangan jatuhkan mereka.
"Nggak Bun.", jawabku.
"Aku pergi ke sana."
"Bun, jangan kasih tahu Abang.", perintahku tapi Hen mengambil ponselnya dan menutup panggilan.
Sam POV
Aku pergi ke sekolah. Aku tinggal bersama Joanna. Sejujurnya, aku juga merindukan Esa. Dia adalah adikku, apakah aku diadopsi atau tidak. Aku marah karena dia merahasiakannya dariku.
Aku ingat proyek kami. Mungkin aku meninggalkannya di rumah Joanna. Aku mencari ke dalam tasku dan ketika aku membukanya, aku melihat sebuah kertas terlipat.
Abang Samudra
Aku mengambil kertas itu dan membukanya. Esa membuat surat untukku dan aku membacanya.
#35 Jalan A. Yani.
2 September 2017
Dear Bang Samudra,
First of all, I would like to apologize. I know that you hate English but this is our output in English so this is the language I’ll use.
Bang Sam, you are the first and only person that comes to my mind when I knew that we have to write a letter. You are the person I really loved the most. I can’t feel this love to anyone. You don’t know how I love you so much because you are my brother. And as a brother, you make me feel that I am loved. Without you, I can’t feel love from anyone. You understand everything I do. You are forgiving me easily when I’ve done a mistake. I’m glad that I have you. I hope that you are glad too that you have me as your younger brother. I’m willing to do everything just to settle oir friendship and brotherhood when problems started to arrive. I really love you, Bang Sam.
Your brother,
Mahesa Akihiro Ogawa
Aku tersentuh dengan suratnya yang membuatku menangis. Aku ingin melihat adikku. Aku tahu dia ingin bertemu denganku juga. Aku mengalihkan pandangan dari surat itu dan menyembunyikannya di tasku. Aku melihat lurus ke depan dan melihat brosur seseorang dipasang di tiang. Aku mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Abang ✓
FanfictionMahesa Akihiro Ogawa adalah putra kedua dari pasangan Ogawa. Dia mempunyai banyak masalah di hidupnya termasuk para pengganggu di sekolah dan orang tuanya yang tegas. Untungnya, dia memiliki Abang, Samudra Akihiko Ogawa namanya. Sam selalu berada di...