DIsuatu desa kecil, tinggalah sepasang pengantin baru bernama Wahyu (27 thn) dan Maya (24 thn). Mereka berdua baru pindah ke desa itu lantaran suami Maya, yaitu Wahyu mendapat pekerjaan sebagai mandor diperkebunan milik juragan Brata. Kehidupuan rumah tangga mereka pun harmonis dan bahagia, tidak pernah terdengar keributan apapun dalam rumah tangga mereka. Namun, berselang 1,5 tahun mereka tinggal disana, mulai muncul nyinyiran tetangga tentang rumah tangga Maya dan Wahyu. Sudah 1,5 tahun lamanya mereka tinggal didesa itu, akan tetapi pasangan Maya dan Wahyu belum dikaruniai momongan juga dan hal itulah yang menjadi bahan pergunjingan oleh warga/tetangga sekitar mereka. Namun, nyinyiran tetangga-tetangga mereka itu tidak digubris oleh Maya ataupun Wahyu, merekapun tetap hidup harmonis seperti biasa.
Suatu hari, tetiba orang tua Wahyu atau mertua Maya datang mengunjungi mereka tanpa pemberitahuan. Alasan kedatangan mereka yang tba-tiba itu karena rindu dengan anak laki-laki mereka yaitu Wahyu, sekaligus ingin menjenguk maya. Sebenarnya mertua Maya itu adalah tipe mertua idaman, baik, perhatian dan tidak suka ikut campur akan urusan rumah tangga anak-anaknya. Akan tetapi, dalam kunjungan mereka itu, tiba-tiba ibu mertua menanyakan kepada Maya, "bagaimana May, apakah kamu sudah isi?". Jelas pertanyaan itu membuat Maya sedikit kaget dan berfikir "kok tiba-tiba ibu mertuaku menanyakan hal itu?". Maya yang bingung harus menjawab apa hanya bisa memberikan jawaban "belum bu, do'a kan saja semoga kami bisa segera diberikan momongan". Mendengar jawaban Maya yang seperti menganggap enteng pertanyaan ibu mertuanya itu, pelan-pelan ibu mertuanya itu memberikan tanggapan yang bisa dibilang agak "nyelekit" dihati Maya. "Maya, dulu ketika bapak dan ibu baru menikah hanya dalam waktu 2 bulan ibu sudah hamil anak pertama, begitupun kaka ipar mu mas Tomo, dia dan istrinya baru 5 bulan menikah istrinya sudah mengandung, lah kok kalian sudah mau 2 tahun belum ada tanda-tanda punya anak? May, kita sebagai wanita adalah makhluk yang dimuliakan karena dapat mengandung dan melahirkan, tapi ketika sudah menikah saja kita tidak dapat menjalankan tugas kita sebagai wanita, apakah kita masih bisa disebut sebagai wanita yang sempurna?". Mendengar hal itu Maya pun merasa tertohok, pasalnya ibu mertuanya tidak biasanya berbicara seperti itu. Jauh didalam hati Maya dia merasa sangat sedih, karena secara tidak langsung ibu mertuanya menganggap bahwa Maya bukanlan wanita yang "sempurna". 3 hari kemudian, kedua mertua Maya izin pamit untuk pulang dengan diantar suaminya, Wahyu ke terminal bis terdekat. Setelah Wahyu selesai mengantarkan kedua orang tuanya ke terminal bis, dia pun kembali kerumah. Disaat waktu berdua itu Maya mulai mengajak suaminya untuk berbicara serius.
Maya: mas
Wahyu: apa
Maya: bisa kita bicara sebentar
Wahyu: mau ngomong apa? Sebentar lagi mas mesti balik ke kebun pak Brata.
Maya: sebentar aja loh mas
Wahyu: iya udah ngomong aja
Maya: mas minggu depan kita ke rumah sakit yu
Wahyu: kerumah sakit, ngapain?
Maya: anu mas,,, kita cek kesuburan kita berdua
Wahyu: hah buat apa?
Maya: yaa cuma biar kita tahu aja mas, soalnya kita udah lama menikah tapi belum ada tanda-tanda aku hamil.
Wahyu: kamu sudah mulai kepancing omongan-omongan tetangga ya?
Maya: bukan begitu mas, tapi....
Wahyu: ah sudah lah May, kamu ga usah dengerin omongan-omongan yang gak penting dari orang-orang sekitar, percuma buang-buang tenaga aja || Lalu tiba-tiba Maya dengan nada tinggi menyela omongan Wahyu
Maya: bukan omongan dari tetangga mas, melainkan omongan dari ibu dan bapakmu, mereka ingin aku dan kamu segera memberikan mereka cucuSesaat Wahyu terdiam dan terasa seperti ada benda keras yang menghantam dadanya. Wahyu yang tidak dapat berkata apa-apa, segera pamit pada Maya dan pergi meninggalkan rumah menuju perkebunan. Maya ditinggal dirumah yang dalam keadaan menangis, sedangkan Wahyu dia pergi ke perkebunan dengan pikiran yang berkecamuk. Sekitar seminggu kemudian, tiba-tiba saja Wahyu mengajak Maya pergi ke kota, ketika Maya bertanya mau apa ke kota, Wahyu menjawab "kita kerumah sakit, katanya kamu mau kita check kesuburan". Mendengar itu Maya kaget dan segera mengiyakan ajakan suaminya itu. Sesampainya dirumah sakit, segera mereka melakukan registrasi administratif, setelah proses registrasi selesai mereka tinggal mengikuti arahan dari perawat apa saja yang mesti mereka lakukan. Sekitar 3 jam lamanya, mereka dirumah sakit. Berbagai macam test mereka lalui, hingga akhirnya selesai dan mereka hanya tinggal menunggu hasil dari berbagai test yang mereka jalani. Sekitar 20 menit mereka munggu akhirnya suster memanggil nama Maya dan meminta pasangan itu untuk masuk ke ruang dokter. Mereka masuk ke ruangan dokter yang sejuk dan harum itu, didepannya ada seorang dokter muda, seorang wanita yang ditaksir umurnya sama dengan Wahyu. Dokter itu bernama dokter Nia.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot Stories
No FicciónHi readers,,, kali ini aku membuat One Shoot story atau cerita sekali tamat, ada juga beberapa yang berseries, jadi tiap chapternya akan berbeda-beda ceritanya. ' ' ' SELAMAT MEMBACA.