3. Pria idaman viza.

575 15 0
                                    

Viza mengerjapkan matanya menyesuaikan sinar matahari yang menerobos masuk kedalam kamarnya. Viza menoleh melihat suaminya yang sedang duduk sambil main ponselnya.

Viza merebut paksa ponselnya menatap kesal suaminya, bisa-bisanya liam membuka ponselnya tanpa izin dari sang pemilik. Ponsel benda privasi menurutnya.

Liam kembali merebut ponsel viza. Mereka sama-sama tidak bicara namun mereka sama-sama saling rebutan ponsel. "Lepas atau saya---"

"Apa? Aku enggak takut" Sewot viza menantang liam, walaupun dirinya sangat takut melihat tatapan tajam liam yang seakan mau membunuhnya hidup-hidup.

Liam yang ditantang ia tersenyum miring, melepaskan ponsel viza menatap menatap viza dengan tatapan misterius. Ia langsung menindih tubuh viza. "Kau sudah berani menantang saya, sepertinya kau harus di hukum" Bisik liam tersenyum miring.

Viza menahan wajah liam yang hendak menciumnya. "J-jangan, aku harus kuliah" ucap viza ketakutan.

Liam terkekeh kecil. "Kenapa panik seperti itu?, kita sudah melakukannya berkali-kali." Ucap liam membelai rambut viza.

"Apaan sih, minggir" Usir viza panik.

Liam Menggeleng membelai wajah viza. "Awal pagi kita harus bersenang-senang, masih ada dua jam sebelum masuk kuliah" Ucap liam.

Viza menggeleng cepat. "Enggak! Aku enggak mau" Tolak viza cepat.

"Fine!." Kesal liam.

***

Viza duduk paling belakang menatap lurus depan, mendengarkan penjelasan dosen nya sekaligus suaminya sendiri. Mata liam sesekali meliriknya Membuat viza kesal, ia takut teman kelasnya curiga.

Viza berusaha fokus dengan catatan di bukunya, mengerjakan tugas yang dikasih dosen yang sangat menyebalkan baginya. Saking fokusnya sampai tidak menyadari kalau dosen sekaligus suaminya duduk di sampingnya menatap viza.

"Fokus amat" Bisik liam.

Viza menoleh kaget melihat liam ada disampingnya sambil tersenyum tipis menatapnya. "M-mau apa? S-sana pergi" Usir viza.

Liam Menggeleng menyandarkan kepalanya di pundak viza. "Saya mau dekat-dekat kamu terus sepertinya saya menginginkan mu" Bisik liam.

Viza melotot sempurna ia mendorong wajah liam menjauh. "Apaan sih, sana aku mau ngerjain tugas dulu" Kesal viza.

"Jangan ada yang celingukan kerjakan masing-masing" Ucap liam pada mahasiswa-mahasiswi nya. Liam mengelus perut rata viza. "Saya tiba-tiba pengen punya anak dari kamu" lirihnya.

Viza menepis tangan liam. "Apaan sih mesum banget jadi orang, ini lagi di kampus tempatnya belajar bukan mesum"

Liam terkekeh kecil. "Berarti kalau di rumah boleh dong?" Goda liam.

"Bole----eh, enggak lah" Jawab viza.

Liam terkekeh kecil mengusap rambut viza. "Yasudah saya profesional, kerjakan yang benar" Setelah mengatakan itu dan mencium singkat bibir viza Membuat sang empu kaget. liam langsung berjalan ke depan, Meninggalkan istrinya yang melotot marah.

***

Liam baru pulang jam sembilan malam sedangkan viza pulang lebih awal. Liam masuk kedalam apartemen menghampiri istrinya yang sudah tidur pulas, mengelus pipi viza lembut setelah puas mengelus pipi viza. Liam langsung mandi rasanya ia tidak sabar memeluk viza.

Liam selesai mandi ia langsung merebahkan tubuhnya di samping viza, tanpa memakai baju, hanya handuk yang melilit di pinggangnya. "Sayang" Panggil liam menepuk-nepuk pipi viza lembut.

"Hmm" Gumam viza, menepis tangan liam yang dingin saat menyentuh kulit pipinya.

"Ambilkan baju" Pinta liam mencium pipi viza gemas.

Viza mendengus kasar menoleh menatap liam yang tersenyum manis menatapnya. "Ambil sendiri-----"

"Yasudah kalau kamu tidak mau, saya tidur gini aja" Potong liam santai.

Viza Menatap liam dari atas sampai bawah matanya melotot sempurna ia menutup matanya. "Ish. Aku ambilkan baju dulu minggir." Usir viza, mendorong tubuh liam.

Liam menggeleng pelan. "Enggak usah. Saya suka gini" Tolak liam mengelus pipi viza.

"Ish apaan sih----eh mau apa?" Panik viza menahan tangan liam yang hendak membuka bajunya.

Liam menahan tangan viza. "Saya menginginkan mu" Jawab liam langsung melepas paksa pakaian viza walaupun sang empu terus memberontak. "Diam, takutnya saya kasar sama kamu" Ucap liam sedikit kesal. Liam langsung melakukannya walaupun viza terus memberontak minta di lepaskan.

"M-mesum banget jadi orang" kesal viza menahan suara yang aneh, yang memaksanya untuk mengeluarkan.

Liam Terkekeh kecil ia mencium leher viza. "Mesum sama istri sendiri enggak apa-apa, kecuali mesum sama istri orang, enggak boleh" Jawab liam.

Viza mendorong wajah liam. "Stop! Aku mau tidur" kesal viza.

Liam mengangguk ia merebahkan tubuhnya di samping viza memeluk viza dari samping. "Hari ini saya benar-benar capek banget, ternyata jadi dosen sekaligus jadi CEO sangat pusing. Waktu saya menjadi dosen saya hanya iseng-iseng saja, bahkan satu hari setelah saya jadi dosen saya mau risen. Tapi, setelah saya kenal kamu di kelas waktu itu saya tidak jadi, entah kenapa saya langsung jatuh cinta sama kamu. mungkin ini yang dinamakan cinta pandangan pertama" lirih liam sambil mengelus pipi viza lembut.

Viza diam mendengar ucapan liam, ada rasa tidak tega melihat wajah lelah liam. "Yasudah kalau capek tidur" Ucap viza ketus.

Liam terkekeh ia mencubit pipi viza. "Ketus banget jadi istri giliran suaminya di ambil orang nangis" godya liam.

"Terserah diambil orang juga itu yang aku mau" Sinis viza.

Liam mendengus kasar, lebih baik ia tidur saja daripada harus berdebat dengan viza yang akan mengurus tenaganya, memejamkan matanya menghirup aroma tubuh viza yang menurutnya sangat menengkan. Mengelus punggung polos viza Membuat sang empu bergidik geli.

Viza Menatap wajah liam ia akui kalau liam sangat tampan, namun. ia tidak bisa mencintai liam karena menurutnya liam pria playboy dan sangat mesum viza tidak suka itu. Ia menyukai pria yang romantis, baik, penyayang, lemah lembut, dan pengertian. Tidak seperti Liam yang sangat egois dan menyebalkan.

Bayangkan saja kenal dua Minggu itupun hanya satu hari setelah kejadian itu, tiba-tiba diajak menikah secara paksa. Dan lebih parahnya lagi. Liam menyandera kedua orang tua viza sebagai jaminan viza tidak kabur. Walhasil viza mengikuti kemauan liam menikah dihari itu juga.

Viza mengelus hidung mancung liam lembut, terdengar deru napas lian yang teratur menandakan liam sudah tidur pulas. "Pak liam tampan, CEO, tapi kenapa mau sama gadis seperti aku ini, aku tuh sukanya pria baik, sopan santun, penyayang, romantis. Bukan seperti. Kamu" Gumam viza.

Puas memandangi wajah liam ia menyembunyikan wajahnya di dada liam rasanya nyaman ditambah harum parfum yang masih menempel di tubuh liam Membuat viza tenang.

Sedangkan liam diam-diam tersenyum tipis, sebenarnya ia belum tidur sepenuhnya. Ia ingin mendengar curahan isi hati istrinya. tentang dirinya, dengan begitu liam bisa belajar menjadi pria yang viza idam-idamkan. Walaupun bukan liam banget.

"sedikit geli tapi akan saya coba." Bisik liam.

***

obsession DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang