6. Keguguran

548 15 0
                                    

Liam menatap istrinya yang masih pingsan liam tidak menyangka kalau kemarahannya tadi malam membuat viza keguguran, jujur ia tidak tahu kalau viza sedang hamil anaknya sendiri.

Viza membuka matanya menatap sekeliling yang bercat serba putih. Menoleh menatap liam yang tersenyum tipis. Tidak seperti tadi malam yang kesetanan, tubuhnya terasa remuk untuk digerakkan saja rasanya sakit.

"Ada yang sakit?" Tanya liam duduk di kursi menatap viza.

Viza memalingkan wajahnya enggan menatap wajah liam. "Tidak usah berpura-pura baik, kau yang membuat aku seperti ini" Jawab viza sinis.

"Suruh siapa kamu selingkuh dari saya" Ucap liam tidak kalah sinis.

"Aku tidak selingkuh. dia itu teman gebetan teman aku. Nana, aku udah tolak dia tapi maksa" Jawab viza kesal.

"Harusnya kamu bilang sama saya kal----"

"Masih mau nyalahin? Mending keluar aja deh jangan di sini, aku lagi sakit gara-gara om-----"

"Saya bukan om kamu, tapi. suami kamu" Potong liam tegas.

"Terserah" Kesal viza Memilih diam.

Liam menatap viza. "K-kamu memangnya sedang hamil?" Tanya liam hati-hati.

Viza langsung menoleh menatap liam heran. "Maksudnya?" Tanya balik viza.

"Kamu tahu kamu sedang hamil?" Ulang liam.

Viza menggeleng pelan. "T-tidak. Maksudnya apa sih? Aku enggak paham siapa yang hamil?" Tanya viza kesal.

Liam menghela napas berat. "Kamu keguguran" Jawab liam berat hati.

Deg

Reflek viza memegang perutnya yang rata. "H-hamil? K-keguguran?" Cicit viza.

Liam mengangguk.

"Kenapa aku tidak tahu kalau aku sedang hamil?" Tanya viza pada dirinya sendiri.

Liam masih diam.

Viza menatap liam. "J-jadi------"

Liam mengangguk. "M-maafkan saya, s-saya tidak tahu kalau kamu sedang hamil. S-saya emosi sama kamu makanya saya kasar" Potong liam, merasa sangat bersalah.

Viza diam menatap lekat liam untuk beberapa detik, sebelum ia menghela napas. "Lupakan, aku tidak menginginkan anak di usiaku yang masih muda" Ucap viza santai. Tapi tidak dengan liam yang langsung menatap viza tajam.

***

Liam memeluk istrinya erat sedangkan viza risih dipeluk erat seperti ini. "Kalau kamu telat menstruasi bilang sama saya" Ucap liam tiba-tiba.

"Lepas aku sesak nih" kesal viza berusaha melepaskan pelukan liam.

Liam menatap viza lekat. "Saya masih marah sama kamu jadi sebagai hukumannya, saya mau peluk kamu"

"Hukuman apa coba? Enggak jelas banget" kesal viza.

"Yasudah diam, lagian saya tidak lebih saya hanya peluk kamu doang" kesal liam.

Viza tidak menjawab wanita itu memilih untuk menonton televisi saja, mengabaikan suaminya yang terus memeluknya dari samping.

Liam mengelus perut rata viza lembut. "Ko malah saya yang ngantuk" Cicit liam.

"Tidur lah" Ucap viza sinis.

"Gantian elus-elus saya" Pinta liam menarik tangan viza ke pipinya. kepalanya ia taruh di lengan viza wajahnya ia sembunyikan di leher viza.

obsession DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang