7. Pembunuh

362 11 0
                                    

Mereka sampai di rumah milik liam yang entah ke berapa, mereka sampai dua jam yang lalu mereka juga sudah beres-beres. Dibantu pelayan dan anak buah liam. Rumah mereka kali ini sedikit jauh dari kampus, membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam untuk sampai di kampus.

Mereka berdua duduk di balkon kamar, yang langsung menghadap ke laut yang sangat indah. Viza yang memang sangat menyukai Laut, tentunya senang ia akan menikmati suasana laut. Walaupun, dari jarak yang jauh.

Liam menatap istrinya yang terus menatap laut sore, setiap harinya liam terpesona dengan kecantikan istrinya. Ini pertama kalinya ia merasakan cinta, dalam hidupnya.

"Boleh nanya?." Izin liam.

Viza menoleh menatap liam. "Biasanya juga enggak pernah nanaya boleh nanya." Ucap viza.

Liam mendengus kasar. "Sayang, aku lagi serius kamu harus jawab yang benar." Kesal liam.

"Iya-iya, mau nanya apa?." Viza membuka buku novelnya yang ia bawa dari apartemen lamanya.

"Kenapa kamu tidak terlihat sedih saat kamu tahu calon anak kita keguguran?." Tanya liam hati-hati.

Ucapan liam mampu membuat viza berhenti membaca, diam beberapa detik sebelum ia menatap liam. "Kenapa nanya gitu?." Tanya balik viza.

"Nanya aja, pengen tahu." Jawab liam cepat.

Viza menutup novelnya, menatap lekat liam. "Walaupun aku belum mau hamil, aku tetap seorang wanita dan calon ibu. Tentunya aku ada rasa sedih saat tahu aku keguguran, bahkan sebelum aku tahu kalau aku sedang hamil. Tapi, menurut aku. Tuhan tidak akan mengambil sesuatu dari kita, kecuali. akan mengembalikan sesuatu yang tuhan ambil itu lebih dari itu." Jelas viza.

Memang benar ada rasa sedih yang ia rasakan saat ia tahu ia keguguran, padahal dirinya sendiri tidak tahu kalau dia sedang hamil. Walaupun ia membenci liam, tapi. Bukan berarti ia membenci anak kandungnya sendiri.

Ucapan viza mampu membuat liam diam, menatap lekat viza. "Saya kira kamu tidak sedih." Cicit liam. Yang masih terdengar viza, yang langsung mengabaikan ucapan liam memilih untuk membaca novel kembali.

***

Karena liam masih sibuk mengobrol dengan teman-temannya di lantai bawah, dan liam tidak mengizinkan istrinya gabung mengobrol. Viza memilih untuk menyiapkan pakaian liam, viza yakin liam pasti menyuruh teman-temannya pulang, karena. Hari sudah mulai malam.

Viza mengambil kaos polos, dan celana pendek liam. Mata viza tidak sengaja melihat kotak yang berukuran sedang. "Apa ini?." Tanya viza pada dirinya sendiri.

Viza mengambil kotak itu ia membukanya, matanya melotot sempurna melihat ada banyak model pisau dan pistol. Tubuhnya bergetar ia takut melihat benda yang sangat mengerikan baginya, rasa penasarannya kembali melihat ada foto seseorang yang wajahnya tertutup pistol.

Lagi dan lagi matanya membulat sempurna melihat foto seorang wanita. "K-kenapa ada foto aku di sini?." Tanya viza pada dirinya sendiri. Viza membalikkan foto itu Matanya kembali membulat sempurna. 'Nama: Viza Ardelia felizi. target meninggal 17-05-2024' tubuhnya lemas, napasnya seakan berhenti detik itu juga. Ditambah hari ini tanggal 16 mei. Berarti ini terakhir hidupnya.

Cklek.

Liam menatap kaget viza memegang foto dan kotak itu. "Jangan sentuh kotak ini." Ucap liam merebut kotak dan foto itu dari tangan viza.

Viza menoleh menatap liam dengan tatapan tidak percaya. "M-maksudnya ap------"

Liam memasukkan kotak itu ke laci, menguncinya rapat-rapat menatap viza. "Jangan sentuh barang-barang disekitar sini, tanpa izin dari saya." Marah liam.

obsession DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang