Hampir enam bulan berlalu. Kami masih dipisahkan jarak dan waktu.
Bukan lagi aku tidak cinta, tapi bayang-bayang dirinya di tempat yang jauh, bertemu dengan seseorang yang selalu ada didekatnya, selalu bersamanya dan mungkin perasaan bisa tumbuh karena selalu bersama.
Perasaan itu muncul, tiap kali kami bertemu. Tidak aku sampaikan. Namun entah kenapa. Dia mengerti.
" Kak, beberapa waktu, aku liat kamu udah engga semangat lagi terima Video Callku?" tanyanya.
" Engga kok. Bukan ga semangat. Tapi ngantuk." Aku menahan untuk tidak tertawa, karena mungkin ini bukan lelucon bagi dia.
" Sorry ya. Baru akhir tahun aku bisa pulang. Itupun, aku belum tahu juga."
" Menyempatkan singgah sebentar ya di Jakarta." kataku.
" Iya, pasti. Karena pesawatku bakalan transit di Jakara, atau aku akan singgah sehari, untuk ketemu sama kamu. Lalu ke Medan."
" Kak, coba ceritain teman kamu disana?"
" Kan sering."
" Boleh aku cerita, kekhawatiran aku?"
" Boleh dong. kenapa?"
" ....." Aku terdiam. Dia menunggu dengan sabar aku memulai cerita.
" Di kantor, ada rekan kerja yang single? Perempuan?"
Tersenyum.
" Kenapa kalo ada?"
" Cantik?"
" Cantik."
aku menggangguk.
" Lalu?" tanyanya.
" Sering ngobrol?"
" Sering."
" Kakak, jangan sungkan bilang, kalau ada perempuan yang lagi disukain disana."
" Kenapa?" raut mukanya berubah menjadi serius dan nada bicaranya mulai datar.
" Orang yang dekat, sering ketemu dan ada selalu setiap saat dibutuhkan, lebih baik dari pada dia yang jauh, Kak."
" Kakak cukup bilang aja, jangan sembunyi-sembunyi. Supaya aku tahu, apa yang harus aku lakuin."
" Lalu, apa aku boleh bertanya hal yang sama? Disana, siapa yang ada untuk kamu saat ini?"
" Aku pastikan ga ada kak. Aku suka kamu dari awal. Dan aku senang sekali bisa jadi perempuan kamu. Buat apa aku sia-siakan apa yang aku suka. dapatnya susah."
" Kamu takut, aku ada perempuan lain disini?"
" Iya."
" Kamu, dapatnya juga susah. Buat apa cari yang lain. Hubungan ini cuma butuh sabar saja."
Mataku berkaca.
" Rindu sekali kak." kataku.
" Aku jauh lebih rindu." balasnya.
air mataku tak terbendung. Menangis dalam video call adalah hal yang memalukan.
" AKu mengirim sesuatu untuk kamu. Semoga sampai."
" Eh. Aku lupa. Ternyata sudah ada di receptionist. Besok aku ambil."
" Semoga suka."
Keesokan harinya.
" Mas, ada kiriman untuk saya sepertinya." tanyaku pada receptionist kantor.
" Iya, mbak. Kemarin mbak lupa ambil."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Imagine
RandomKumpulan imagine. Dari Romantis sampai ngakak. Terserah author mau apa.