prolog

2.8K 82 6
                                    

Kembali lagi dengan sosok bernama Zhafira Senaya si pemilik mata indah nan tajam, wajah yang sangat cantik, dan memiliki senyum yang manis.

Fira kembali dengan tanpa ada belahan jiwanya di sini. Lalu bagaimana kehidupan Fira untuk saat ini?

Awalnya ini sangat lah berat bagi Fira. Bahkan ia sering kali menangis dan menangis ketika ingat dengan suaminya. Tiada hari yang Fira lalui tanpa menangis.

"Maafin bunda ya nak, ternyata bunda tidak sekuat itu setelah di tinggal baba mu pergi, " tutur Fira sembari mengusap perut nya dengan air mata yang sudah bercucuran deras.

"Bunda benar-benar tidak ingin kamu ikut sedih di dalam sana, tapi bunda juga tak dapat menahan perasaan bunda, " tutur Fira dengan suara bergetar.

"Bunda ikhlas sayang, sangat ikhlas akan kepergian baba mu, tapi bunda rindu dengan kehadirannya, dan yang bisa bunda lakukan sekarang hanya lah berdoa dan menangis, "

"Maaf sayang, kamu harus kehilangan baba mu saat kamu masih di dalam perut, " lagi dan lagi tangisan Fira kembali pecah saat itu.

"Kita berjuang bersama ya nak, kita pasti bisa kok! "

Suasana rumah maupun pondok pesantren masih di selimuti dengan duka yang begitu mendalam, meskipun sudah 40 hari kepergian gus Zafi. Rasanya semua sangat kosong dan benar-benar berubah. Gus Zafi merupakan pilar yang begitu kuat di pesantren, jadi wajar saja saat gus Zafi pergi, pilar yang lain menjadi melemah.

Meskipun begitu. Arya terus berusaha membalikkan keadaan seperti semula. Arya terus berusaha untuk membuat para santri menjadi semangat belajar lagi.

"Kalau diumpamakan gus Zafi itu seperti pilar terkuat pesantren kita dan kita adalah pilar kecil yang ikut membantu gus Zafi untuk menopang bangunan agar tetep berdiri kokoh, " ucap Arya mengumpamakan dengan suara bergetar.

"Lalu, bagaimana jika pilar terkuat kita sudah tiada? Tentu kita tidak boleh rapuh akan hal itu, justru saat kita kehilangan pilar terkuat, kita harus bangkit dan bekerja sama untuk menopang semuanya agar tetep bisa berdiri kokoh, "

"Saya tau, kebaikan-kebaikan Gus Zafi yang membuat kalian sangat kehilangan beliau, tapi kalian tidak bisa rapuh begini, "

"Saya juga sangat kehilangan Gus Zafi, bahkan sangat-sangat kehilangan, karena bagaimana pun saya sudah sangat dekat dengan beliau, tapi rapuh nya kita tidak akan mengembalikan Gus Zafi bukan? "

"Mulai sekarang, ayok bangkit dan kembali semangat menuntut ilmu nya! Tunjukkan pada Gus Zafi bahwa kalian adalah santri beliau yang sangat berkualitas, " tutur Arya menyemangati para santrinya dengan sedikit tersenyum.

"Iya tadz, kami akan bangkit dan kembali bersemangat untuk menuntut ilmu, ustadz juga harus kuat, karena kami tau sebenarnya ustadz juga sangat rapuh bukan? " sahut salah satu santri sembari membalas senyum Arya.

Mendengar ucapan itu membuat mata Arya berkaca-kaca. Arya tertunduk sembari tersenyum getir. Arya menunjukkan kepada santri nya bahwa ia tidak apa-apa. Meskipun sebenarnya hati Arya terasa sangat sesak.

Orang tua gus Zafi juga tak kalah kehilangan atas kepergian anak mereka. Bahkan ayah gus Zafi yang sudah semakin berumur sempat sakit dan masuk ke rumah sakit setelah kepergian gus Zafi. Bukan perihal mereka tidak ikhlas, tapi namanya manusia pasti ada sakit saat kehilangan orang yang sangat di sayang, terlebih gus Zafi adalah anak satu-satunya yang mereka miliki dan tak pernah tersirat di pikiran mereka bahwa gus Zafi akan secepat ini pergi meninggalkan mereka.

Fira dan orang tua gus Zafi saling menguatkan satu sama lain. Hari demi hari waktu berjalan seperti semula, meskipun ada yang kurang dan terasa sangat hampa. Fira juga sudah bisa beraktivitas keluar rumah, karena masa iddah sudah habis.

Untuk pertama kali. Fira kembali datang ke makam gus Zafi setelah 40 hari tidak bisa keluar dari rumah.

"Assalamu'alaikum ka, aku datang lagi bersama anak kita, " salam Fira sembari tersenyum ke arah batu nisan gus Zafi.

"Maaf ya, selama ini aku masih cengeng, maaf aku masih sering menangisi mu, " mata Fira sudah mulai berkaca-kaca.

"Ka, aku rindu! Apa kau tidak rindu dengan ku? Apa kau tidak rindu saat menyuruh ku untuk hafalan dan hafalan? "

"Ka, bisa kah kau datang ke dalam mimpi ku? Sebentar saja, aku sangat ingin memeluk mu, " air mata Fira sudah tak bisa tertahan lagi.

Fira menangis sambil memegang batu nisan gus Zafi dengan tubuh bergetar hebat. Suara tangisan Fira begitu pilu sampai membuat seseorang wanita paruh baya yang sedang berziarah tepat di samping Fira menjadi ikut prihatin.

"Aku tidak tahu akan seperti apa menjalankan hidup tanpa kehadiran mu, aku tidak tau apakah aku bisa nantinya, "

"Ka, yang ku pinta sekarang, tolong doa kan aku, bilang kepada Tuhan agar aku bisa kuat untuk pesantren dan anak kita, "

"Ini berat bagi ku ka, " Fira menangis tersedu-sedu di atas batu nisan gus Zafi.

Fira menangis begitu lama di sana sendirian. Saat dirinya sudah lumayan tenang. Fira kembali pulang ke rumah. Serapuh-rapuh nya Fira sekarang ia harus tetap kuat demi anak dalam kandungannya. Bukan hanya itu, Fira juga mulai sekarang ikut turun tangan untuk mengurus pesantren.

Meskipun sebenarnya Fira di izinkan turun tangan setelah melahirkan. Fira tetap saja kekeh untuk turun tangan sebelum melahirkan, padahal sudah di larang oleh Arya. Dan semenjak itulah konflik pesantren terus berdatangan dari seseorang yang misterius.

Teror demi teror menghampiri keluarga gus Zafi yang entah siapa pelakunya. Dan semenjak ada teror itu. Fira semakin bulat untuk turun tangan menjaga pondok pesantren suaminya.

"Nak, bunda mohon kerja samanya sayang! Kita pasti bisa mengalahkan mereka, " tutur Fira sambil mengusap perutnya saat bunda Shella di culik oleh seseorang yang masih misterius.

Arya dan Fira terus melawan penculik itu dengan sekuat tenaga mereka. Dengan kehendak Allah, akhirnya mereka berdua bisa mengalahkan 10 penculik. Dan langsung membawa bunda Shella kabur dari sana.

"Fira, kamu gapapa? Keadaan perut mu? " tanya bunda Shella khawatir.

"Gapapa bun, perut ku tidak sakit sama sekali, "

"Tapi tetap saja, nanti harus periksa ke dokter, bunda ga mau cucu bunda kenapa-kenapa, " tutur bunda Shella yang lebih mengkhawatirkan cucunya di banding dirinya sendiri.

"Iya bun, " sahut Fira sembari menganggukkan kepalanya.

Tidak hanya sampai di situ. Perjuangan Fira terus berlanjut sampai ia melahirkan anaknya.


Penasaran? Follow akun aku agar tidak ketinggalan update.

Jangan lupa follow ig @grizelle_zxl

Dan ig pemain karakter:@gus_Zafi
                                               @Zhafira_she

Jangan jadi silent reader ya cintah, hargai author, kasih vote dan komen hanya sebentar kok🤗

Satu komen dan vote kalian sangat berarti bagi author agar tetep semangat.

See you besok 👋

Kehidupan Usai Kepergian MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang