15-satu tahun usia pernikahan

979 58 6
                                    

Di jam siang. Fira kembali menidurkan si kembar di kamarnya. Fira bersholawat agar si kembar bisa tidur dengan nyenyak.

Fira menyunggingkan senyumnya saat melihat si kembar sudah tertidur di kasur. Fira langsung memindahkan mereka berdua ke keranjang bayi setelah itu.

"Udah tidur mereka? " celetuk bunda Shella yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.

"Iya bun, " sahut Fira sembari tersenyum.

"Yasudah, kamu makan siang dulu gih! Bunda udah siapin makanan, " tutur bunda Shella sembari memegang bahu Fira.

"Siap bun, "

Keduanya pun keluar dari kamar untuk menuju meja makan. Selama Fira menjadi ibu, Fira hampir tidak pernah masak lagi, karena selalu keduluan dengan bunda Shella. Meskipun begitu, bunda Shella sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, karena bunda Shella tau betapa sulitnya menjadi new mom, apalagi yang di rawat Fira adalah bayi kembar.

"Bunda, nanti sore aku mau ziarah ke makam ka Zafi dulu ya? Boleh titip kembar sebentar kan? " izin Fira saat selesai makan.

"Boleh dong, justru bunda senang karena bisa main sama si kembar, " sahut bunda Shella sembari membereskan piring sisa makanan.

Fira tersenyum, kemudian ikut membantu bunda Shella untuk mencuci piring. Setelah itu Fira kembali lagi ke kamarnya.

Saat di dalam kamar. Fira berjalan menuju kursi kerja gus Zafi dan duduk di sana. Fira menelungkup kan kepalanya di meja sembari menatap foto gus Zafi.

"Aku sangat merindukan senyum manis mu seperti di foto ini ka, " Fira sedikit tersenyum ke arah foto gus Zafi.

"Di foto ini sangat terlihat kamu begitu bahagia, "

"Ka, katanya kalau orang baik, itu akan lebih cepat di ambil sama Tuhan ya? "

"Kalau benar, aku mau jadi orang baik deh, agar Tuhan bisa menjemput ku, dan aku tak perlu lagi merasa sesaknya rindu yang tiada habis ini, "

"Eh, tapi engga deh! Kalau aku nyusul kamu, kasian bayi kita dong? "

"Hmm, gapapa deh aku harus menjalani hidup dengan di iringi rasa kerinduan yang begitu menyakitkan ini, yang penting aku bisa merawat si kembar sampai besar, " lagi-lagi Fira tersenyum tipis sembari menghembuskan nafasnya.

Di kamar itu sangat sunyi, hanya ada suara jam dinding yang terus berdetak, yang membuat Fira menjadi sangat mengantuk dan akhirnya Fira tertidur di sana.

"Tutt tuuutttt, "

Di sela-sela Fira tidur tiba-tiba handphone nya berbunyi. Dengan nyawa belum terkumpul Fira mengangkat telfon itu tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Halo, " ucap Fira dengan nada masih mengantuk.

"Kamu tidak akan pernah bisa mencari tau siapa saya! Siap-siap dengan kejutan selanjutnya, " sahut seorang laki-laki sembari tertawa.

Mendengar itu Fira langsung terkejut bukan kepalang. Saking syoknya Fira langsung mematikan telfon itu.

"Apa ini? Siapa dia? Apa dia masih pelaku yang sama? " begitu banyak pertanyaan yang muncul di kepala Fira saat itu.

Dengan raut syok. Fira mengusap kasar wajahnya. Dalam benak Fira sekarang tersirat kekhawatiran yang sangat mendalam. Fira takut orang itu akan mencelakai si kembar, atau mungkin keluarganya dan santri-santri nya.

Fira kembali mengambil handphone nya untuk menelfon teman-temannya agar no tidak di kenal itu bisa di lacak.

"Halo Siska, "

"Iya Fira? Ada apa? "

"Gua baru saja dapat ancaman dari no tidak di kenal, kamu bisa lacak no itu gak? "

"Kirim no nya, nanti gua coba usaha in, semoga bisa, "

"Btw, dia ngancem gimana? "

"Kata dia, gua ga akan bisa menemukan dalang dari ini semua dan siap-siap dengan kejutan yang bisa di bilang membahayakan bagi gua, keluarga, bahkan santri-santri gua, gua takut banget Sis, " ucap Fira dengan nada frustasi.

"Ya ampun, ini gua dan anak-anak juga selalu menyelidiki gerak-gerik tante lu, tapi sampai sekarang, ga ada yang mencurigakan dari tante lu, " sahut Siska kepada Fira.

"Duh, siapa sih pelaku dari semua ini? "

"Tenang aja Fira, gua dan anak-anak yang lain akan selalu jaga lu dan keluarga lu, kami ada di sini untuk lu, kalau ada apa-apa langsung kabarin ya! "

"Iya, makasih Sis, "

Setelah itu Fira kembali menutup telfonnya. Mata Fira tertuju ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 15.30. Fira segera berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Beberapa saat kemudian Fira sudah selesai mandi dan sudah berpakaian gamis serta kerudung dengan rapi. Seperti yang tadi Fira di awal, Fira menitipkan kembar sebentar kepada neneknya karena ingin berziarah ke makam suaminya.

Fira berangkat menggunakan mobil sendirian. Selama di perjalanan pikiran Fira hanya terpikir semua kenangannya dengan Gus Zafi. Fira sangat tidak sabar untuk sampai di makam Gus Zafi, karena Fira memang se kangen itu.

Saat sampai di makam Gus Zafi. Fira tersenyum tipis kemudian duduk di samping makam sembari membawa kue kecil, karena hari ini adalah hari tepat satu tahun pernikahan mereka.

"Assalamu'alaikum suami ku, " salam Fira dengan senyum lebarnya sembari memegang batu nisan Gus Zafi.

"Ingat dengan hari ini? Yaps, hari ini adalah hari dimana kamu menikahi ku secara negara dan hari dimana kamu mengakui bahwa aku adalah istri mu, "

"Tidak terasa sudah satu tahun aja ya? "

"Hari ini, tepat satu tahun usia pernikahan kita, aku tidak ingin mengatakan banyak hal, yang ingin ku sampaikan saat ini, hanyalah rindu, aku sangat rindu dengan mu, dengan tingkah laku mu, senyum mu, dan semua tentang mu, aku memang sudah ikhlas, tapi rindu ini tidak akan pernah bisa hilang dari diri ku, ka! Tolong bilang ke Tuhan untuk kuat kan aku ya? Aku sangat ingin melihat si kembar berhasil menjadi penerus pesantren yang sangat bertanggungjawab seperti diri mu, " Fira merebahkan kepalanya di batu nisan suaminya dengan air mata yang berlinang.

Saat Fira merebahkan kepalanya di batu nisan Gus Zafi. Fira seakan-akan kembali merasakan pelukan hangat Gus Zafi. Fira terus menangis di batu nisan Gus Zafi sampai setengah jam lamanya.

Fira kembali membangunkan dirinya. Kemudian membuka kue yang tadi ia beli sebelum pergi ke makam.

"Andai saja kamu masih di sini, pasti kamu udah nyuapin aku kan? "

"Tapi apa daya? Sekarang aku hanya bisa memakan kue ini sendirian, " Fira tersenyum getir dengan air mata yang masih terus turun membasahi pipinya sembari memakan kue itu.

Percayalah, makan sesuatu sambil menangis itu rasanya sangat sakit. Tapi Fira menguatkan dirinya sendiri akan hal itu dan terus memakan kue itu di hadapan makam Gus Zafi. Sesekali Fira menawari kue itu kepada Gus Zafi, meskipun itu seperti perbuatan yang sangat konyol, tapi hanya dengan cara seperti itu, Fira kembali merasakan kehadiran sosok Gus Zafi.

________

Kuat banget si Fira 🥺

Happy reading say

Jangan lupa vote dan komennya sebentar ya🙂

Kehidupan Usai Kepergian MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang