03-orang baik ujiannya besar

805 55 1
                                    

Semakin tinggi pohon nya semakin kuat anginnya, semakin banyak ujian semakin tinggi derajatnya.

_Zhafira Senaya

🌻🌻🌻🌻🌻

Kini siang sudah berganti malam. Fira berjalan ke arah balkon kamarnya untuk menikmati angin malam sebentar.

"Ternyata ada bulan, sepertinya bulan mengetahui bahwa aku sedang rindu dengan mu, " Fira menatap ke arah langit sembari sedikit tersenyum.

"Seindah itu sekarang bulan di mata ku, karena ia selalu mengingat ku dengan mu, " tutur Fira yang berhenti menatap bulan.

"Mah, pah! Apa kalian sudah bertemu dengan menantu kalian di sana? "

"Orangnya baik kan mah? Bukan hanya sekedar baik tapi dia juga memiliki hati yang begitu lembut, dia satu-satunya laki-laki yang menerima dan mencintai ku dengan tulus, "

"Pah, dia laki-laki hebat ku setelah papah dan papah pasti tau itu bukan? "

"Tolong sampaikan kepadanya bahwa aku akan terus mencintanya sampai aku menghembuskan nafas terakhir ku, " tutur Fira yang tanpa sengaja meneteskan air bening di matanya.

Merasa sudah begitu lama Fira berada di luar. Fira kembali masuk ke dalam kamarnya kemudian langsung beristirahat.

Di jam 03.00 pagi. Fira kembali terbangun. Yang dulunya selalu tahajjud bersama gus Zafi sekarang hanya Fira sendiri yang sholat tahajjud. Di dalam sujud terakhir, Fira selalu meminta agar hatinya selalu di kuatkan dan bisa menerima dengan lapang sesuatu yang terjadi di luar perkiraan nya, selain itu tentu Fira mendoakan suami dan anaknya.

Fira tidak lagi tidur setelah itu karena dia ingin menerapkan rutinitas gus Zafi yaitu dengan tidak tidur kembali setelah sholat tahajjud.

Di jam 06.00 pagi. Fira sudah berada di dapur untuk menyiapkan sarapan. Fira mulai kembali melakukan aktivitas seperti biasa, meskipun masih terasa sangat berat. Setelah sarapan, Fira keluar rumah untuk menyirami tanaman.

"Assalamu'alaikum Fira, " salam seorang wanita dari arah belakang.

Mendengar ada yang memanggil, Fira langsung menoleh ke arah belakang dan menjawab salam dari seseorang yang ternyata adalah Felisha.

"Eh, kirain siapa tadi, ternyata kaka, " ucap Fira sembari tersenyum tipis.

"Gimana keadaan mu sekarang Fira? " tanya Felisha sambil tersenyum tipis.

"Alhamdulillah ka, aku baik-baik aja, duduk sini dulu ka! " ajak Fira untuk duduk di kursi taman depan rumah.

"Alhamdulillah, aku tau ini pasti berat untuk mu, tapi kamu hebat loh karena tak mau terus terpuruk dan sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasa, " puji Fira sambil memegang bahu Fira.

"Iya, aku memulai aktivitas seperti biasa juga agar aku tak selalu sedih lagi, "

"Oh iya Fira, nih aku bawa in buah-buahan untuk kamu, di makan ya! Supaya si kembar sehat, " Felisha menyunggingkan bibirnya sembari memegang perut Fira.

"Makasih ka, padahal mah ga usah repot-repot tau! " ucap Fira sembari menerima pemberian Felisha.

"Ga repot, kalau untuk si kembar mah! "

"Oh iya ka, ini kan ka Arya pasti akan lebih sibuk daripada sebelumnya untuk mengurus pondok ini, dan bisa jadi itu membuat waktu ka Arya bersama kamu dan anak kamu berkurang, apa kaka tidak apa-apa? " tanya Fira dengan raut serius.

"Gapapa dong, Mas Arya dia masih bisa untuk bagi waktu kok, " sahut Felisha tidak masalah.

"Gimana kalau kalian tinggal di sini aja? Itu kan ada rumah kosong yang kemarin niatnya untuk pengurus asrama tapi ga jadi di tempatin karena orangnya dah berhenti, biar ka Arya ga capek bolak-balik juga, " saran Fira kepada Felisha.

Kehidupan Usai Kepergian MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang