07-rindu yang tak ada obat penawar

658 46 1
                                    

"Aku terlalu rindu dengan mu, tapi hanya menangis yang bisa aku lakukan, "

_Zhafira Senaya

________

Fira menoleh ke arah ke arah jam yang ternyata sudah jam 03.00. Fira menenangkan dirinya kemudian beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Sembari berwudhu. Fira kembali kepikiran dengan mimpinya tadi. Fira menjadi bingung dan penasaran dengan orang jahat yang di maksud oleh gus Zafi.

Fira sudah tahap membasuh kaki. Tiba-tiba saja lampu di kamar Fira mati. Fira yang masih takut akan kegelapan langsung berteriak dan keluar dari kamar.

"Ka Zafi! Ka Zafi! Aku takut! " tutur Fira yang nafasnya sudah tak beraturan.

Fira menangis sejadi-jadinya sambil berjalan ke arah kasur untuk mencari handphone nya. Fira menangis karena trauma nya akan kegelapan dan juga teringat akan momen gus Zafi yang selalu menenangkan nya setiap kali mati lampu, tapi sekarang Fira hanya bisa menyebut nama gus Zafi tanpa merasakan dekapan hangat gus Zafi.

Fira sudah menemukan ponselnya dan langsung menyalakan sinter. Kemudian berjalan keluar dari kamar. Saat Fira membuka pintu kamarnya, ternyata yang mati lampu hanya di kamar Fira, karena ruang inti dari rumah itu lampu nya masih nyala.

"Kok cuman di kamar aku doang yang mati lampu? Apa ada kerusakan? " batin Fira sembari menghapus air matanya.

"Gimana ya? Ke kamar bunda atau tidak? Tapi biasanya jam segini bunda juga udah bangun sih, " ucap Fira yang masih berdiri di depan pintu kamar dengan perasaan bimbang.

"Ke sana aja deh, jujur aku masih takut, " batin Fira yang akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamar bunda Shella.

Dengan perasaan sedikit tidak enak karena takut menganggu. Fira memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar bunda Shella. Bunda Shella yang memang selalu bangun jam segini langsung berjalan menuju pintu kamar untuk mengetahui siapa yang mengetuk kamarnya.

"Fira? Kamu kenapa? " tanya bunda Shella khawatir saat melihat mata Fira sembab.

"Kamar aku tiba-tiba mati lampu bun, jadinya aku kaget dan takut, " jelas Fira sembari mengatur nafas nya.

"Ya ampun! Sini masuk kamar bunda dulu, tenangin diri kamu, " tutur bunda Shella yang langsung membawa Fira masuk ke dalam kamar.

Bunda Shella memberikan Fira segelas air putih dan langsung menyuruh ayahnya gus Zafi untuk memeriksa apakah ada kerusakan atau tidak.

Dan ternyata benar, ada kerusakan di bagian lampu kamar Fira. Tanpa berlama-lama Arya langsung memperbaiki kerusakan itu. Waktu terus berjalan hingga azan subuh. Fira yang merasa sudah tenang kembali lagi masuk ke dalam kamarnya.

Setelah sholat subuh. Fira yang sudah mandi dan berpakaian rapi langsung turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan. Hari ini Fira sangat rindu dengan Gus Zafi, itu sebabnya Fira ingin berziarah ke makam Gus Zafi setelah sarapan.

"Assalamu'alaikum Beruang ku, " salam Fira sembari tersenyum dan duduk di samping makam Gus Zafi.

"Ka, aku rindu! Aku rindu semua hal yang ada pada diri mu, "

"Kamu tau? Di jam tengah malam aku sangat ketakutan karena lampu kamar mati, biasanya kalau lampu kamar mati, kamu dengan sigap memeluk ku, tapi sekarang? Bayangan mu saja sudah tidak ada ka, "
"Bohong rasanya kalau aku tidak merindukan momen itu ka, " mata Fira sudah mulai berkaca-kaca.

Fira mendongakkan kepalanya agar air mata itu tidak jatuh. Tapi sayangnya air mata itu tetep terjatuh membasahi pipi nya.

"Kerinduan ku semakin bertambah, tapi aku tak menemukan penawar nya, "

Kehidupan Usai Kepergian MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang