02-bangkit dari keterpurukan

856 65 0
                                    

Mau seberapa terpuruk pun kamu, dunia akan tetap berjalan dan tidak akan bisa mengembalikan seseorang yang telah tiada🥀

_Zhafira Senaya

🌻🌻🌻🌻🌻

Fira terduduk dan menyenderkan belakangnya ke lemari. Dengan tatapan kosong Fira menatap baju gus Zafi yang ada di tangannya.

"Ayolah! Datang ke mimpi ku ka, aku mohon kali ini saja, " pinta Fira dengan meneteskan air mata sehingga air mata itu jatuh ke baju Gus Zafi.

"Andai aja aku tau waktu kita hanya sesingkat ini, pasti aku bakal selalu menghabiskan waktu ku dengan mu, "

"Seandainya saja waktu bisa di ulang, aku pasti bakal akan lebih peka terhadap mu, "

"Maafkan aku, aku benar-benar istri yang tidak becus, karena penyakit suami sendiri saja tidak tau, "

"Maaf, kau harus memiliki istri bodoh seperti ku ka, " tutur Fira dengan suara bergetar.

Fira menghapus air matanya dengan kasar, kemudian kembali menaruh baju gus Zafi ke lemari. Setelah menangis begitu lama, Fira menjadi sangat mengantuk dan akhirnya Fira memutuskan untuk tidur.

"Fira! " panggil seorang laki-laki yang suaranya tak asing di telinga Fira.

Ternyata Fira sudah berada di alam bawah sadarnya. Fira berada di sebuah tempat yang sangat terang sehingga membuat Fira tidak bisa melihat apa-apa selain hanya ada cahaya putih yang begitu terang.

"Fira! " suara laki-laki itu kembali memanggil Fira.

"Ka Zafi? Apa itu kamu? " tanya Fira yang sudah sangat kenal dengan suara gus Zafi.

"Iya, ini saya! " sahut Gus Zafi yang tiba-tiba muncul dari balik cahaya putih.

Di dalam mimpi Fira, di sana terlihat sangat jelas tubuh gus Zafi yang sangat gagah menggunakan pakaian serba putih sedang tersenyum ke arah Fira. Fira yang melihat gus Zafi sontak berlari dan memeluk gus Zafi sambil menangis.

"Aku ingin ikut kamu ka, tolong bawa aku! " pinta Fira dengan nada tersedu-sedu.

"Ini belum waktunya kamu untuk ikut saya Fira, "

"Kenapa harus secepat ini? Apa kau tidak tau betapa sakitnya aku saat melihat kepergian mu yang begitu mendadak? " tutur Fira sembari menangis di hadapan Gus Zafi.

"Kenapa harus aku? Aku ga sekuat itu ka! Tapi kenapa Tuhan memberi ku ujian sesakit ini? Apa dosa ku terlalu besar sehingga membuat bahagia ku tidak bisa bertahan lama? " air mata Fira tak berhenti turun saat ia berbicara dengan gus Zafi.

"Sayang, apa kamu lupa? Bahwa Tuhan tak akan memberikan ujian lewat dari batas kemampuan nya? " sahut Gus Zafi sambil memegang tangan Fira.

"Tapi aku ga yakin aku bisa ka, "

"Tuhan saja yakin akan diri mu, lalu apa yang membuat mu ragu akan diri mu sendiri? "

"Fir, yang meninggalkan mu hanya jasad saya, bukan saya nya! Karena saya selalu ada di hati mu, meskipun kamu sudah tak bisa melihat jasad saya, kamu masih bisa merasakan bahwa saya dekat sama kamu bukan? " tutur gus Zafi dengan mata berkaca-kaca.

"Tetap saja, aku ingin jasad mu ada di sini ka! Kamu satu-satu nya penguat ku, tapi sekarang? " mata gadis itu kembali meneteskan air bening.

"Saya tidak ingin meninggalkan mu, tapi saya tak punya kuasa untuk melawan kematian, "

"Percaya lah! Kamu masih punya Tuhan, manusia bisa meninggalkan mu kapan pun, tapi tidak dengan Tuhan mu, "

"Kamu pasti bisa, kamu pasti kuat! Saya yakin itu Fir, "

"Saya tidak melarang kamu menangis, tapi menangislah sewajarnya, jangan berlarut, nanti ada masa nya kita kembali bersama, "

"Jika kau lelah ngadu ke Tuhan, dan satu lagi pesan saya ke kamu, jika kamu rindu dengan saya, tatap saja bulan di malam hari, " gus Zafi menghapus air mata Fira sembari tersenyum.

Tidak lama setelah itu. Gus Zafi menghilang entah kemana. Fira langsung terbangun dari tidurnya dengan mata yang sudah sembab.

"Jika sekarang aku hanya bisa melihat mu di mimpi, apakah boleh aku tidur untuk selamanya? " tutur Fira yang sudah berada di hadapan cermin.

Fira menatap wajahnya sendiri di cermin dengan kondisi mata sembab, hidung merah, rambut sangat acak-acakan. Saat Fira melihat dirinya sendiri di kaca, ia seakan-akan tidak mengenali dirinya sendiri, karena saking memprihatinkan wajahnya.

"Aku tidak janji untuk tidak menangisi mu, tapi satu hal yang perlu kau tau, aku akan terus berusaha menerima kepergian mu dan aku tidak akan berlarut seperti ini, " Fira menghapus air matanya kemudian merapikan rambutnya.

Fira berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah beres mandi dan memakai baju gamis serta kerudung dengan rapi. Fira beranjak dari kamar menuju kantor.

"Ka Arya, kalau ada masalah langsung bilang ke aku ya! " perintah Fira saat berada di kantor.

"Siap ning, " sahut Arya sambil menganggukkan kepalanya.

"Satu lagi, urusan keuangan biar aku aja yang urus, biar aku ada kerjaan agar aku tak melulu mengingat kepergian ka Zafi, " pinta Fira kepada Arya.

Setelah Fira memimpikan Gus Zafi. Fira menjadi sadar, ia tidak bisa terus menerus terpuruk, ia harus bangkit, itu sebabnya sekarang Fira ingin sibuk membantu Arya mengurus pondok.

"Tapi itu sedikit berat ning, apa ga mau kerjain hal yang kecil saja? Ning kan lagi ngandung, takutnya nanti kecapean, " ucap Arya khawatir.

"Aman kok! " sahut Fira sembari tersenyum tipis.

"Yasudah, aku mau ke ruangan ka Zafi bentar ya! " pamit Fira kepada Arya kemudian beranjak menuju ruangan Gus Zafi.

Saat Fira membuka ruangan Gus Zafi. Fira menatap ke seluruh sisi ruangan yang sangat kosong dan sedikit berantakan. Fira berjalan masuk, kemudian membereskan beberapa berkas yang ada di atas meja Gus Zafi.

"Tak pernah terpikir oleh ku, kalau aku akan ikut mengurus pondok ini, aku janji ka! Aku akan jaga pondok ini, " tutur Fira sambil memegang beberapa berkas.

Fira terus merapikan ruangan Gus Zafi agar enak di pandang. Saat Fira membereskan ruangan Gus Zafi, tiba-tiba ada sebuah foto yang membuat Fira menjadi tersenyum. Foto itu ternyata adalah foto Fira yang Gus Zafi potret tanpa sepengetahuan Fira.

"Bisa-bisa nya dia ngambil foto dan aku baru tau sekarang, " ucap Fira sembari terkekeh.

Fira tersenyum kemudian kembali menyimpan foto itu di tempat semula. Di ruangan Gus Zafi ada banyak foto, bahkan foto Gus Zafi bersama Almarhumah istrinya pun masih terpampang di sana. Bukan hanya itu, Foto pernikahan Fira dan Gus Zafi juga ada di sana.

Arya yang tidak sengaja lewat di depan ruangan Gus Zafi langsung terhenti saat melihat Fira.

"Liat lah Gus! Hati istri mu masih hancur akan kepergian mu, tapi ia singkirkan rasa itu dan mulai ingin fokus mengurus pondok pesantren ini, " batin Arya sembari sedikit tersenyum.

"Dia sudah tidak ingin terpuruk meskipun sebenarnya hatinya sangat rapuh, "

"Sesuai dengan amanah mu, saya akan menjaga istri dan keluarga Gus sampai saya tutup usia, sepanjang saya masih memiliki umur saya akan tetep mengabdi di pondok ini, " tutur Arya sembari tersenyum kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

Fira sudah selesai membereskan ruangan Gus Zafi, Fira pun kembali beranjak dari sana untuk kembali ke rumah.

Happy reading

Jangan lupa vote dan komennya yaw

Vote dan komen kalian sangat berarti untuk ku🙃

Kehidupan Usai Kepergian MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang