14

5K 401 14
                                    

Satu bulan kemudian...

Satu bulan kemudian sejak semua kejadian itu terjadi, semua ancaman yang dilontarkan oleh Jack the ripper itu hanyalah bohongan semuanya nyatanya dia hanya menakut nakuti pak andika untuk menyerah kepada polisi

Tapi adel masih saja tidak tau siapa pelaku pembunuhan yang asli semua kasus ini, dari segi lain dia baik tapi dari segi satu nya dia juga jahat karena dia sudah memakan banyak korban di kota ini

Puk~

"Hey ngapain ngelamun di balkon pagi pagi kayak gini? Biasanya aja masih tidur jam segini kalo hari minggu" Ashel bergabung duduk di samping adel, entah kenapa sejak tadi malam adel tidak bisa tidur

"Aku nggak bisa tidur dari tadi malem, biasanya kalo nggak bisa tidur malem bisa tidur pagi sampai siang tapi hari ini nggak bisa, pikiran ku berisik banget dari tadi malam" Adel meminum secangkir kopi yang ia buat tadi padahal belum sarapan:)

"Udah minum kopi? Nggak takut punya penyakit asam lambung?" Adel menggeleng

"Nggak kok, kan ini pertama kali nya lagipula aku nggak terlalu sering minum kopi pagi pagi kayak gini, kamu kan selalu bikinin aku susu daripada kopi" Ashel baru sadar dengan hal itu jadi dia hanya bisa tertawa sendiri

"Shel"

"Kenapa del?" Tanya ashel

"Kita sampai kapan gini terus shel? Apa kamu masih belum menerima cinta ku shel? Ini sudah lima bulan dari acara pernikahan kita shel" Ashel hanya diam, dia tidak bisa menjawab nya

"Aku ingin mengakui sesuatu sama kamu kalo aku sebenarnya cemburu kalo lihat kamu deket deket sama hero, kamu itu kayak nyaman banget nyender di pundak hero sedangkan aku sibuk menahan rasa cemburu ini"

"Del..."

"Belum shel aku belum selesai bicara sama kamu, aku sebenarnya suka sama kamu sejak kita bertemu shel meskipun saat itu aku ngerasa insecure karena aku hanya manusia miskin yang dibeli layaknya barang buangan"

"Tapi aku bersyukur bisa selalu ada di sampingmu, aku mencintaimu ashel"

"Aku juga cinta sama kamu kok del" Jawab ashel pelan tapi masih terdengar di telinga adel, adel yang mendengar itu langsung menoleh ke arah ashel

"Aku jelasin dulu ya, sebenarnya aku sama hero itu cuma sahabatan dari kecil dan hero itu udah punya tunangan dan sebentar lagi akan menikah, aku dekat dekat sama dia cuma pengen tau gimana reaksi kamu kalo aku dekat dekat sama dia"

"Ternyata kamu kayak cuek gitu makanya akhir akhir ini aku nggak sama hero karena dia lagi sibuk nyiapin pernikahan kita, jadi jangan salah paham dulu ya"

"Aku juga sayang kamu kok del, cuma karena gengsi ku yang terlalu tinggi makanya aku sering pura pura cuek dan pura pura nggak peduli sama kamu"

Adel langsung memeluk ashel di saat itu juga, pelukan nya sangar erat tidak ada celah di antara mereka, ashel membalas nya tak kalah erat, adel tidak tau ingin bicara apalagi sangking senang nya

"Makasih adzana eh aku boleh nggak manggil itu sama kamu? Nanti aku dimarahin lagi kalo aku manggil kamu kayak gitu" Ashel terkekeh lalu mengangguk

"Nggak papa kok reva, aku suka kok kalo kamu manggil aku itu tapi aku juga harus manggil kamu reva biar adil" Adel mengangguk keras, hari ini adalah hari paling beruntung bagi adel sejak beberapa tahun ini

"Jadi kalo aku minta...." Ia mencoba mengode ashel dan tentu ashel mengerti apa yang dimaksud adel

"Boleh kok"

"Oke oke, eh sebentar kok aku kayak lupain sesuatu ya"

"Kebiasaan banget, coba dipikirin lagi kamu ngelupain apa?" Adel terdiam sambil memikirkan apa yang ia lupakan

I LOVE YOU [End]√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang