03

5.3K 483 22
                                    

"Eh tunggu tunggu kenapa banyak banget kanvas sama alat alatku buat ngelukis, siapa yang pesan semua ini? Perasaan saya nggak pernah pesan lagi sama kalian deh" Adel terkejut karena tiba tiba saja ruang tamu rumah nya itu banyak kanvas dan cat maupun alat lain

"Nona ini semua adalah pesanan dari nyonya anin karena nyonya tau jika nona sangat menyukai melukis jadi ruangan itu sekarang milik nona"

Adel bahkan tidak tau ruangan apa itu karena dia baru kemarin datang ke sini sebagai anggota keluarga bukan sebagai tamu lagi. Ridwan mengajak adel untuk masuk ke dalam

"Wow kenapa banyak sekali lukisan? Dan bagaimana bisa lukisan lukisan klasik ini berada di sini?" Tanya adel dengan kagum melihat seisi ruangan itu

"Ini dulunya adalah ruangan ayah nya tuan aran dan karena tidak pernah dipakai lagi, tuan aran mempercayakan ruangan ini kepada nona jadi nona bisa mengubah tataan ruangan ini sesuai kemauan nona"

"Tapi bagaimana jika ashel mengetahui ini? Apakah tidak apa apa?" Ridwan mengangguk

"Nona ashel tidak terlalu peduli soal ini nona jadi jangan khawatir, oh ya barang barang nya akan segera di bawa masuk, mari kita keluar nona"

Mereka kembali keluar dan membiarkan orang orang itu menata barang barang nya, nanti biar adel dan ridwan saja yang menata nya orang orang itu hanya akan membantu membawa nya

"Ini uang cash buat kalian untuk pembayaran nya tuan aran akan transfer ke bos kalian" Ucap ridwan dan mereka berterimakasih lalu pergi

"Ayo menata nya nona"

Sebenarnya ruangan itu sangat berantakan dan adel ingin menata nya tapi ia takut mengubah tataan yang sudah ditata sejak dulu tapi karena aran mengijinkan nya jadi dia bisa menata nya

"Beberapa kanvas ini ditaruh di mana nona? Dipojok sini atau sana" Tanya ridwan sambil mengangkat beberapa kanvas secara bersamaan

"Di samping laci itu saja biar tidak terlalu memenuhi bagian tengah ruangan ini, dan tunggu rak rak ini isinya buku apa saja?" Tanya adel penasaran

"Oh itu adalah koleksi novel nona ashel jika nona ashel bosan dengan novel yang ada di ruangan kerja nya dia akan mengambil yang ada di sini" Jawab ridwan

"Oh baiklah"

Adel kembali menata beberapa cat dan kuas kuas itu dan ternyata dengan dua orang saja bisa secepat ini selesai nya.

"Cepat juga ya selesai nya" Adel menyeka keringat nya dengan lengan nya.

"Salah satu impian gue" Batin adel

"Oh ya ketinggalan satu hal" Adel pergi keluar untuk mengambil sesuatu itu dan ternyata adalah gitar kesayangan nya

"Sejak kapan nona memiliki gitar?"

"Sejak lima tahun yang lalu bisa dibilang sebelum ibu angkat ku meninggalkan ku" Lirih adel

"Saya minta maaf nona"

"Tidak apa apa" Adel meletakkan gitar itu di samping rak rak buku itu lalu mengajak ridwan untuk keluar dari ruangan itu

"Saya izin kembali ke pos nona"

"Ya emang ini waktu nya kamu istirahat, beristirahat lah pak nanti kalo ada apa apa aku panggil" Ridwan mengangguk lalu meninggalkan adel sendiri di sana

"Tumben ashel belum pulang"

.
.
.

.
.
.

Ternyata ashel dan lain nya masih ada di mall, mereka setelah makan siang memilih untuk shoping atau pun pergi ke toko brand terkenal Indonesia maupun dunia ya biasalah holang kaya

I LOVE YOU [End]√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang