Chapter 11

1.1K 43 3
                                    


"Minumlah dulu dan tunggu mekanik memeriksanya. Itu tidak akan tidak lebih dari 10 menit," Nick menyodorkan segelas air kepada pemuda yang membawa mobilnya ke garasi Neil untuk diperbaiki.

"Terima kasih banyak, dengan pelayanan yang baik seperti ini, aku pasti akan menjadi pelanggan tetap di sini," kata pemuda itu. Nick tersenyum manis, sebelum terdiam sejenak saat melihat tatapan gelap kekasihnya yang bersandar pada kusen pintu menatap tak percaya.

"Ada apa, Neil?" Nick langsung bertanya pada kekasihnya.

"Mobilnya sudah selesai, Khun pendekon. Kau bisa segera ke kasir untuk membayarnya," kata Neil kepada pelanggan muda itu.

"Terima kasih... Aku sangat terkesan dengan pelayanan di sini. Aku akan merekomendasikan bengkel ini kepada teman-teman ku," jawab pemuda itu sambil berbalik tersenyum pada Nick lagi.

"Aku permisi dulu Khun Nick, Khun Neil," ucap pemuda itu sebelum akhirnya bangkit dan berjalan menuju ruang kasir di sebelah.

Nick mengangkat alisnya sedikit ke arah Neil sebelum sosok jangkung itu memasuki kantor, Nick segera berdiri dan mengikutinya. Ia melihat sosok jangkung itu duduk diam di kursi kantor. Nick tersenyum dan berjalan untuk berdiri di belakang kursi, bersandar ke leher Neil.

"Kenapa kau marah?" tanya Nick.

"Pergilah, pendek," kata Neil, suaranya gelap.

"Kau cemburu?" tanya Nick sambil tertawa pelan. Neil menoleh ke arahnya dengan tatapan bingung.

"Jangan terlalu gegabah, pendek. Kalau tidak, kau akan terluka," ulang Neil.

"Aku merasa terganggu melihat kekasihku tersenyum pada pelanggan seperti tadi."

"Oh... sayang sekali, aku hanya melayani pelanggan, dan itu membuat mereka terkesan dengan bengkel kita, mereka akan kembali lagi dan bahkan sekarang, dia juga mengatakan akan merekomendasikan bengkel kita kepada teman-temannya," Nick menjelaskan.

Nick sebenarnya tidak ingin memikat siapa pun. Dia hanya ingin menarik pelanggan untuk kekasihnya.

"Terkesan dengan bengkel atau terkesan padamu?" tanya Neil pelan. Kemudian Nick berjalan mendekat dan mengangkangi pangkuan keras Neil, lalu membungkusnya dengan pelukan penuh kasih sayang.

"Hahaha... aku suka kalau kau cemburu seperti ini, kau menggemaskan," kata Nick sebelum mencium dagu Neil. Neil mengulurkan tangan untuk memeluk pinggang ramping Nick. Tapi, masih ada seringai di wajahnya. Dia tertawa di dalam.

"Hati-hati dengan tawamu," ancamnya.

"Neil-ah...Aku tidak akan memikirkan hal itu. Aku punya kekasih keren, kaya, tampan... dan milikmu sangat besar hingga aku sangat puas karenanya. Milik mereka tidak akan sebanding denganmu. Kenapa aku harus menggoda orang lain?" canda Nick. yang membuat Neil menggeleng lelah mendengar kejujuran Nick.

"Kau ini... Bagaimana bisa kau bicara tentang hal itu?," kata Neil, tidak menganggapnya serius.

"Yah, aku hanya mengatakan yang sebenarnya," kata Nick sambil menempelkan pantatnya ke perut Neil. Hingga Neil memberinya senyuman tipis, karena dia tahu Nick sedang berdamai dengan caranya. Sebuah tangan yang kuat meluncur ke bawah dan meremas bokongnya dengan erat.

"Kalau begitu, temui milikmu dan cari tahu rasa sakitmu..." ucap Neil sambil tersenyum memahami maksud kekasihnya.

"Aku ingin disakiti," ucap Nick dengan manis sambil mendekatkan wajahnya dengan menggoda ke bibir Neil. Neil dengan kasar membenturkan bibirnya ke bibir Nick. Sosok kecil Nick dengan cepat merespon dengan tugasnya. Lidah panas mereka saling terkait satu sama lain.

NEIL NICK STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang