01~

12.2K 566 4
                                    


•••
~•~•~•

"Hal-hal sederhana dalam hidup memang yang paling luar biasa, hanya orang-orang yang bijak yang dapat memahaminya."

*
***


🌼🌼🌼



plakk....

"lu aja yang kagak bisa main bego!" ujar Jovan setelah menggeplak kepala Darren agak keras.

Darren meringis kesakitan tapi tidak menyangkal perkataan Jovan, dia memang agak sulit saat memainkan permainan itu.

Elliot hanya terkekeh pelan melihat betapa bodohnya Darren bermain uno, Darren hanya pintar mlincur dari sekolah saja, pikir Elliot.

Tanpa mereka sadari guru yang dari tadi sibuk menerangkan materi berjalan menuju meja mereka yang berada dipojok lalu langsung menggebraknya.

Brakk.....

"Jovan, Darren, Alvaro, Gio, Elliot! Keluar kalian semua, berdiri didepan tiang bendera sampai pulang!" ucap pak Seno guru yang mengajar dikelas itu.

Kelima pemuda itu kaget dan langsung berdiri menatap pak Seno.

"masa sampe pulang pak, kita cuma main Uno loh" ujar Darren sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia sedikut tidak terima dengan gurunya itu, pasalnya dia tau jika itu hanya pelanggaran ringan tidak seperti jika ketahuan merokok disekolah, dia sudah sering dihukum oleh guru² maka dari itu dia tau hukuman macam apa saja di setiap pelanggaran.

"gak ada penawaran, cepat keluar dari kelas!" sentak pak Seno sembari menunjuk pintu keluar.

"kalian itu sudah menjadi kakak kelas akhir masih saja berandal, harusnya bisa menjadi contoh bagi adek kelasnya.
kamu Elliot kamu itu ketua OSIS, harusnya menjadi contoh yang baik untuk murid lainnya." omel pak Seno sembari melihat kelima anak muridnya yang mulai melangkahkan kakinya keluar kelas.

"lagian saya juga udah mau turun jabatan pak." jawab Elliot sembari melangkahkan kakinya keluar dari kelas.
pak Seno hanya menggelengkan kepala saja, beruntung masih kelima anak itu adalah murid yang paling pintar dijurusannya, jika tidak mungkin pihak sekolah sudah men-DO mereka karena terlalu berandal dan diluar nalar.

Kelima pemuda itu akhirnya mau tak mau tetap berbaris didepan tiang bendera seraya hormat, untung mereka semua selalu membawa topi untuk menutupi kepalanya, jika tidak mungkin kepala mereka akan kepanasan dan gosong.

.
.
.

Setelah sekian lama menikmati sinar matahari yang panas, bel istirahat berbunyi dan semua murid berhamburan keluar kelas.

para murid itu menatap ke arah lima remaja yang sedang dijemur ditengah lapangan itu, mayoritas dari mereka sudah dapat menebak sebab dari kelima pemuda itu dijemur, apalagi jika tidak membuat kerusuhan disekolah.

ereka berlima adalah murid kebanggaan SMK cakrawala dan juga murid paling berandalan disekolah, tak heran jika semua orang mengenalnya.

"panas cokk, si seno gk punya hati." ujar Darren sambil sesekali mengelap keringat yang berjatuhan di pelipisnya.

"Lah kalo ga punya hati kan mati ren." celetuk Gio sembari menoleh menatap Darren dengan wajah polosnya yang minta di tampol.

"Dahlah, lu bocil kagak bakal tau bahasa orang dewasa." sanggah Darren jengah.

𝐇𝐞'𝐬 𝐏𝐫𝐚𝐝𝐢𝐩𝐭𝐚? [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang