13~

6.5K 357 12
                                    

"Tersenyumlah pada siapapun, siapa tahu kamu dapat mengobati hati yang sedang sedih."

~•~•~•
°°°

🌼🌼🌼

Hari ini adalah hari dimana ujian semester awal berlangsung, mayoritas pelajar pasti bangun lebih awal dan belajar dengan giat.

Kecuali mungkin Darren dan Jerry, kedua pemuda itu memulai pagi hari mereka dengan bertengkar.

Masalahnya sungguh berat, antara Jerry dan Darren berebut ingin mandi bersama.
Mereka cekcok tepat didepan pintu kamar mandi.

selesai masalah itu karena pada akhirnya Jerry yang mengalah dan lebih memilih membuat sarapan dulu.

Hingga.....

"Kan gw gak suka stoberi Jerr, lu gimana si?" ujar Darren sembari menatap Jerry garang.

"Selai lain habis Renn, kita belom belanja bulan ini." ujar Jerry berusaha memberi pemahaman.

"Ya kan bisa pake telur." sanggah Darren kesal.

"Kalo gamau gak usah dimakan!" ujar jerry yang sudah emosi itu.

Pemuda itu segera masuk ke kamar meninggalkan Darren yang menatapnya sendu.
Nesuan, ngambulan.

Akhirnya Darren melangkah keluar apartemen, dia berangkat ke sekolah tanpa sarapan seperti biasanya.


🌼🌼🌼

Sttt...sttt....

Elliot menolehkan kepalanya menghadap Darren dengan alis yang terangkat satu.

"jawabannya apa?" bisik darren sembari menatap Elliot yang juga menatapnya.

"bentar." jawab Elliot sembari kembali menulis jawaban.

Darren hanya mengangguk dan kemudian diam menunggu Elliot selesai mengerjakan.

dia melamun memikirkan hidupnya belakangan ini, ayahnya yang sudah mulai menerimanya, entah itu tulus atau hanya pura-pura, kedua anak Alex yang terus merecokinya, dan yang terakhir adalah Jerry.

Dia sempat bertengkar tadi pagi, padahal sebentar lagi liburan sudah mulai, dan janji Jerry akan mengajaknya ke kampung halaman pemuda itu.

Ahhh dia overthinking jika Jerry tidak jadi mengajaknya karena pertengkaran tadi pagi.

"nih." ujar Elliot membuyarkan lamunan darren.

Darren segera menarik pelan lembar jawaban milik Elliot dan segera menyalinnya di lembar jawaban sendiri.

"He cok cepetan! gw juga mau." bisik Alvaro sembari menusuk punggung Darren menggunakan pensil yang ia pegang.

"sabar suu!" jawab Darren sembari masih terus menulis.

Alvaro akhirnya hanya menunggu dan mengalihkan pandangannya kepada Gio.

"ngapain lu cil?" tanya Alvaro sembari melihat kearah lembar jawaban Gio.

"gw gambar kucing nih." jawab Gio sembari memperlihatkan hasil karya nya kepada Alvaro.

Alvaro yang melihat itu sontak menahan tawanya agar tidak didengar oleh pak Seno, guru yang sedang mengawasi kelas ini.

𝐇𝐞'𝐬 𝐏𝐫𝐚𝐝𝐢𝐩𝐭𝐚? [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang