Sudah seminggu lebih sejak kejadian itu. Aku terus merutuki diriku sendiri dan sebisa mungkin menghindar darinya, aku merasa sangat malu dengan diriku sendiri, aku benar-benar gila saat itu dan irene tak lebih gilanya dariku.
Andai saja waktu itu aku mendorong dan menamparnya, mungkin tidak akan ada kejadian seperti itu. Tapi apakah aku rela untuk menampar wajah cantiknya? Ku rasa aku terlalu terbuai oleh permainannya, memikirkan tentang kejadian itu membuat hatiku terasa aneh
Aku merasakan ada tangan yang melingkar di pinggangku, ya setiap malam irene selalu memeluk pinggangku meskipun aku selalu memunggunginya
"Aku tau kau belum tidur"
"Ayo berbicara sebentar"
"Kau mendiamiku selama 1 minggu ini"
"Kau yang bilang anggap kejadian itu tak pernah ada dan bersikap biasa saja, tapi kau sendiri menghindariku seolah aku lah yang paling salah disini"
"Aku minta maaf, kau sendiri menikmatinya waktu itu dan aku tidak mendapat pukulan atau penolakan darimu, makanya aku berani melakukan itu"
Ya irene perkataanmu benar dan itu membuatku merutuki diriku sendiri, entah setan apa yang merasuki diriku saat itu
"Seulgiya ini semua salahku tapi kau juga salah karena malah menikmatinya"
"Kau mengaku salah tapi sambil menyalahkanku juga" ucapku
"Ini memang kesalahan kita berdua" balasnya
Aku berbalik menghadap ke arahnya dan menatap matanya
"Dari awal kau sudah salah! Kau tidak ingat kalau kau melakukan hal yang tidak senonoh kepadaku? Di awal pertemuan kita kau meraba pantatku, kau juga mencuri first kiss ku dan mencium leherku dan yang terakhir kau--" aku tidak sanggup melanjutkan perkataanku dan mengatur nafasku
"Mianhae" ucapnya
"Mianhae seulgiya.."
"Aku harus apa agar kau memaafkanku?"
"Kau boleh membalas perbuatanku, lakukanlah seperti aku memperlakukanmu" aku melotot saat irene membawa tangan kananku menyentuh bagian bawahnya dan tangan kiriku ia bawa untuk menangkup buah dadanya
Aku menarik tanganku tapi ditahan dan malah semakin menekan bagian tubuhnya yang terasa ditanganku
"Jangan gila irene!!! Aku tidak akan membalasmu seperti itu!!" Aku menarik kedua tanganku dengan kasar
"Tidak semua hal harus dibalas dengan serupa!"
"Cukup aku saja yang diperlakukan seperti itu olehmu, jangan kepada orang lain!" Aku menatap tajam padanya
Aku beranjak bangun dan keluar kamar
"Maafkan aku seulgiya~" aku mendengarnya menangis meminta maaf sebelum benar-benar keluar kamar, membiarkan dia untuk merenungkan perbuatannya
Aku membuka kulkas mencari minuman yang semestinya bisa meredakan panas di otakku lalu duduk di kursi meja makan, meminumnya dengan memikirkan dirinya
Apa dia sering melakukan itu kepada orang lain? Mencium sembarang orang dan melakukan hal gila lainnya juga? Jika iya, aku tidak habis pikir dengannya, bagaimana bisa dia seperti itu? Dengan berkedok wajah yang cantik tegas dingin berwibawa sesuai dengan jabatannya di sekolah, dibalik itu dia sering melakukan hal tidak senonoh kepadaku, dan bodohnya aku menikmatinya
SIALAN. Aku harus bagaimana sekarang? Aku tidak menyukainya kan? Kenapa aku merasa tidak tega melihatnya menangis tadi? Itu hanya rasa ibaku kan bukan hal lainnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
But I Love You!
RomanceTerinspirasi dari anime yang berjudul Citrus, ini versi seulrene nya Harap bijak dalam membaca Area g×g 🔞🔞