11

191 20 7
                                    













Hufttt harusnya aku senang kan irene pergi dari rumah ini? Terlebih kamarku seutuhnya menjadi milikku huwaaa kasur besarku iniii akhirnya aku dapat berguling kesana kemari dengan bebas yeayyy

Tapi kenapa aku merasa sedih?

"Ugh anniya anniya!!!" Aku menggelengkan kepalaku seperti orang gila

Huft daripada aku gila karena memikirkannya, lebih baik aku bersiap-siap untuk mengerjakan tugas bareng joy

Aku menggunakan bus ke tempatnya, sebelumnya aku dan joy memutuskan untuk mengerjakannya di cafe, tapi karena joy tidak enak badan jadi aku yang akan pergi ke rumahnya. Bagaimanapun tugas ini harus segera diselesaikan

Setelah mencari alamat yang sesuai, aku kini berada di depan rumah yang menurutku lumayan bagus, aku tidak menyangka joy sekaya ini, tidak bisa menghitung kira-kira berapa harga rumahnya berapa biaya listrik dan air terutama pajaknya. Biaya properti di negaraku sangatlah mahal, makanya ibuku yang sebagai pegawai kantoran biasa hanya mampu menyewa 1 petak apartemen yang biasa saja di kota ini. Tapi aku sangat bersyukur masih bisa tinggal bersama ibuku.

Sudah terlalu lama berdiri di depan pagar ini, aku terkejut saat pagar dibuka dari dalam dan muncul seorang ahjumma cantik

"Kamu temannya joy ya?"

"A-ah ye"

"Aigooo kenapa tidak memencet bel nya....kajja masuk, joy sudah menunggumu di dalam" ahjumma itu tersenyum

"Kamsahamnida, maaf merepotkan" aku membungkuk kepadanya

"Tidak usah terlalu kaku, aku eomma nya joy, aku malah berterima kasih kau mau berteman dengan anakku dan jauh-jauh datang kesini untuk mengerjakan tugas"

"Ah itu tidak masalah mmm----"  aku bingung harus memanggil apa kepadanya

"Panggil saja aku ahjumma" aku mengangguk ternyata dia peka sekali

"Ye ahjumma"

"Aigooo sudah kubilang jangan terlalu kaku, santai saja kau tidak pernah bergaul dengan para ahjumma ya?"

"A-ah itu..." aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, ahjumma itu tertawa

"Sudahlah kajja masuk" aku mengekorinya berjalan di halaman depan yang lumayan luas

"Ah siapa namamu?"

"Seulgi imnida"

"Araseo seulgiya silahkan masuk" dia membuka pintunya lebar-lebar

"Kamsahamnida"

"Seulgiya!" Sapa joy dari dalam rumah

"Oh annyeong!"

"Maaf merepotkanmu datang jauh kesini"

"Anniya gwenchana....yha kamu baik-baik saja?" Aku melihat wajah joy yang agak pucat

"Hanya sedikit pusing"

"Aigo mianhae kita mengerjakan tugas dulu sebentar setelah itu kau bisa beristirahat kembali"

"Neee gwenchana, kajja.." joy membawaku ke ruang keluarganya

Aku melihat isi rumahnya yang mewah, lalu menatap joy

"Yha aku tidak tau kau sekaya ini" bisikku padanya

"Kenapa kau tidak pernah bilang kalau kau anak orang kaya" bisikku lagi

"Memangnya kenapa?" Tanyanya

"Kalau tau begitu aku akan memerasmu" bisikku lagi dan membuatnya memukul kepalaku

"Yha! Aw aw apooo aduh aku hanya bercanda" aku mengaduh sambil tertawa

"Yha jangan memukul temanmu!" Ahjumma mengomeli joy sambil membawa nampan yang berisi minuman dan cemilan

"Aish eomma dia kurang ajar! Eomma tau? Dia bilang dia akan me----" aku membekap mulutnya panik, ck ternyata dia orangnya cepu

"Anniya! Yha aku hanya bercanda" ucapku dengan membisik di akhir

"Aigooo kalian ini"

"Ini silahkan diminum seulgiya"

"Ne kamsahamnida ahjumma" dia tersenyum lalu pergi meninggalkan kita






















Tak terasa hari sudah sore bahkan hampir gelap, aku meninggalkan rumah joy dengan tugas yang sudah selesai. Aku berinisiatif mampir ke minimarket dulu karena aku merasa lapar. Sebelumnya tadi juga joy menawariku untuk makan dulu tapi aku menolaknya karena merasa tak enak, jadi aku cuma memakan makanan ringan yang disediakan di rumahnya itu.

Aku membeli 1 cup ramyeon dan cola. Setelah membayarnya, aku menyeduh ramyeon itu dan membawanya ke meja yang tersedia di depan minimarket ini. Aku sangat lapar dan tidak sabar menunggu mie nya matang

Aku memakan lahap mie nya dan menyeruput kuahnya tidak peduli dengan sekitarku

"Ackk panasss huahhh" aku mengibaskan tanganku merasakan panas menyerang didalam lidahku

Aku segera membuka cola itu, tapi pandanganku terhenti ketika menatap ke restoran di seberang minimarket ini.

Di seberang sana aku melihat irene keluar dari restoran itu tidak sendiri, disana ada suho ssaem yang merangkul pinggangnya posesif berjalan menuju mobilnya yang terparkir. Aku melihat mereka berciuman sebelum masuk ke mobilnya lalu pergi dari sana

Aishhh itu membuatku mual!

Aku meminum cola ku sampai habis dan meremas botol kaleng itu. Jinjja romantis sekali hingga membuatku mual melihatnya! Mwoya menyukaiku? Omong kosong! Apa-apaan senyumannya itu lebar sekali?! Menyebalkan! Arghhhh!!! Bajingan.

Aku berdiri dengan cepat dan kembali masuk ke minimarket, dengan kesal aku membeli 2 botol air mineral lalu meminumnya hampir habis 1 botol, dan kembali menghabiskan mie sampai habis tak tersisa

"Yha kau seperti orang yang belum makan dalam seminggu"

Aku melirik sinis orang yang baru saja mengomentariku, oh ternyata dia si rambut pendek cebol itu

"Yha aku tersinggung dengan tatapanmu itu!"

"Diamlah"

"Ck dasar orang yang tidak punya sopan santun"

"Tolong berkaca lah! Kau yang pertama mengomentariku! Kita bukan teman, berhenti so akrab denganku" aku beranjak dari sana

"Haishhh jinjja! Awas saja aku akan melaporkanmu ke ketua!" Kesalnya

"Laporkan saja, aku tidak takut! Lagipula ini bukan ranah sekolah! Dasar cebol pengecut!"




•TBC•







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

But I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang