10

154 21 3
                                    











"Uh kenapa sudah pulang lagi? Bahkan belum 15 menit sejak kau pamit tadi"

"Aku rindu kasurku eomma"

"Aigooo, seulgi dimana?" Aku mendengus

"Bertemu kekasihnya mungkin, eomma aku ingin kembali ke kasurku" aku langsung menuju ke kamar

Ya ini aku irene! Biarkan aku mengambil alih posisi seulgi dulu disini!

Aishhh jinjja kang seulgi!! Ani!!! Bae seulgi!!! Anak itu tidak peka sekali! Lihat!!! Dia bahkan tidak mengejarku dan milih berkencan dengan gadis so imut tadi!! Sangat menjengkelkan! Apa katanya? Kekasihnya? Seulgi kekasihnya?! Cihh ingin rasanya aku membakar rambutnya itu!

Aku membasuh mukaku dan menatap diriku di cermin. Sadarlah irene! Kau orang asing bagi seulgi bahkan semalam dia rela tidur di sofa sempit demi tidak tidur bersama orang kotor sepertimu.

Aku berjalan lunglai ke arah kasur dan menjatuhkan diriku begitu saja. Aku menatap langit kamarku, air mataku tiba-tiba keluar. Aku merasa sedih, kesal dan marah tapi tidak bisa meluapkannya sehingga air mataku yang selalu jadi sasarannya.

Haruskah aku pergi saja dari rumah ini? Haruskah aku berkemas sekarang? Haruskah aku menjauh dari seulgi? Aku meraih ponselku lalu menghubungi seseorang di seberang sana

"Jemput aku nanti siang..." ucapku lalu segera memutuskan sambungannya

Mungkin kalian tidak percaya aku menaruh perasaan kepada seulgi, tapi aku sungguh menyukainya bahkan saat kita pertama kali bertemu. Aku tidak bisa menahan diri ketika berada di dekatnya. Katakan saja aku brengsek karena sudah mengotori manusia suci seperti seulgi. Sungguh aku malu terhadap diriku sendiri. Tentu aku harus mengubahnya agar seulgi tidak membenciku kan? Tapi itu sudah terlambat karena dia sudah sangat membenciku.

Hahhh rasanya ingin sekali meledakkan kepalaku, biarkan aku tidur dulu sebelum itu terjadi.

"Hoy bangun gadis pemalas!"

"Omo kamjagiya!" Aku terkejut mendengar suara serta tepukan di kakiku

"Ireona! Kau menempati kasur bagianku aishh"

Aku langsung bangun dan melihat jam ternyata sudah jam 10.30, apa dia baru saja sampai dari kencannya itu? Cihh masa bodo lebih baik aku mandi untuk menjernihkan pikiranku

Dari sudut mataku terlihat seulgi keheranan melihatku mengabaikannya

Aku harus cepat-cepat mandi sebelum jam 11 karena aku sudah ada janji

Setelah selesai mandi aku mengeringkan rambutku di depan meja rias, ku lirik seulgi sedang menonton film di laptopnya diatas kasur sana.

"Kau mau kemana?" Oh ternyata dia memperhatikanku? Tahan irene tahan ingat kau sedang kesal kepadanya

"Pergi" jawabku tanpa menatapnya

"Kemana? Kenapa kau mengemas pakaianmu?"

"Kemana saja" balasku tanpa berhenti mengemas

"Ada apa denganmu irene?" Dia menghentikan tanganku

"Apa maksudmu?" Kulihat dia menghela nafas

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu, apa maksudmu dengan mengemas semua barang-barangmu disini?"

"Seseorang sudah menungguku di luar, mianhae aku harus pergi"

"Kamjagi???" Kulihat dia terkejut meminta penjelasan

"Sebenarnya dari awal presdir Bae tidak mengizinkanku tinggal disini"

Aku tidak bohong tentang ini, setiap aku mengunjunginya dia selalu menyuruhku pergi dari rumah ini dan dia menyuruh asistennya setiap hari menawarkan bantuan untuk mengangkut barang-barangku dari sini. Semuanya terjadi karena hubungan ayahku dan presdir Bae sangat buruk. Awalnya aku juga tidak ingin tinggal disini, tapi karena sudah muak dengan kelakuan kakekku itu, aku berusaha melarikan diri. Sebenarnya pernikahan ayahku dan ibunya seulgi juga tidak direstui olehnya. Dia sudah tidak menganggap ayahku sebagai anaknya lagi sejak ayahku lebih memilih untuk menjadi relawan di negeri orang dan meninggalkanku, dibanding dengan meneruskan aset yang sudah dibangun oleh kakekku. Rumit bukan?

"Jangan berbohong irene"

"Aku bersumpah dan ya maafkan atas sikapku selama ini kepadamu"

"Andwae!! Jangan pergi!"

"Waeyo? Tidak akan ada lagi yang kurang ajar kepadamu"

"A-anu eum bagaimanapun kita sudah menjadi keluarga! Anggota keluarga tidak boleh terpisah! Lagipula kau belum meminta izin kepada eomma ku" Aku terkekeh

"Aku sudah memberitahunya bahkan sebelum aku tinggal bersama kalian, dan ya eomma mu itu mengerti"

"Geunde wae?! Wae presdir Bae tidak mengizinkanmu?"

"Karena aku terlalu sempurna untuk dilepaskan begitu saja" ku dengar seulgi berdecih membuatku terkekeh

"Omo! Sudah jam 11 lebih! Aku terlambat!!!" Panikku

"Kau benar-benar akan pergi?" Aku mengangguk cepat

"Kalau begitu aku pamit dulu tuan Kim sudah menungguku di depan!" Aku buru-buru menyeret koperku keluar kamar

"Irene!" Ku rasakan seulgi menahan tanganku dan aku pun berbalik

"Seulgiya tenang saja aku akan tetap menyukaimu" bahkan mencintaimu

*chuu

"Kelancanganku untuk terakhir kalinya" ucapku setelah mengecup singkat bibirnya

"Neomu joahae..annyeong.." lanjutku lalu keluar kamar

•TBC•




























But I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang