Hallo, kalian datang dari mana nih
Happy Reading
Pembagian rapot semester satu di adakan di SMP Gajah Mada.
SMP Gajah Mada ini adalah sekolahnya Kiara.
Jujur dia takut, bukan apa-apa tapi dia takut nilai nya tidak sesuai dengan apa yang orang tua nya harapkan.
Gadis itu benar-benar pasrah sekarang, gadis itu sudah berusaha keras.
"Kiara anak nya baik, dia sopan dengan semua guru saya salut dengan anak bapak" ucap guru itu kepada orang tua Kiara.
"Tapi ada satu permasalahan dari, Kiara"
Kata-kata terakhir dari guru itu sukses membuat jantung gadis itu berdetak sangat kencang.
Jujur sekarang dia benar-benar takut, ada perasaan takut dan tidak percaya diri.
"Akhir-akhir ini nilai Kiara menurun" guru itu menjeda perkataannya "apa Kiara ada masalah di rumah nya, pak" tanya guru itu.
Ardi selaku papa dari gadis itu beralih menatap Kiara.
Dia memang tersenyum ke arah gadis itu, namun bisa di artikan dari sorot mata nya bahwa Ardi sedang menahan emosi nya.
Sebelum Ardi mengucapkan perkataannya dia merangkul bahu Kiara.
"Kamu kenapa sayang" tatapan nya membuat Kiara takut, jujur gadis itu hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Tatap papa, berlaku seperti biasa Kiara" bisik papa nya kepada gadis itu.
Karena tidak mau membuat papanya itu marah, gadis itu pun memberanikan diri untuk menatap Ardi.
Bisa di lihat sorot mata papanya itu sangat marah dan menakutkan.
"K-kiara gapapa kok, pah" jawab Kiara lirih namun masih bisa di dengar.
"Kamu bener gapapa sayang" kini giliran Winda yang bertanya.
Winda adalah mama kiara, dia kadang yang memisahkan suaminya saat memarahi kiara.
Tapi itu kadang-kadang, pernah juga kiara di hukum habis-habisan dengan papanya krena pulang terlambat.
Mamanya hanya diam saja, karena waktu itu beliau sedang sibuk.
Sesibuk itukah sampai membiarkan anaknya di siksa oleh suaminya sendiri.
"Nilai Kiara yang tadinya 100/90 sekarang menurun menjadi 80 sampai 70" ujar guru itu.
"Gapapa, yang penting anak saya sudah mau berusaha"
Ucap Ardi seraya merangkul Kiara, rangkulan nya semakin erat sampai membuat lengan Kiara sakit.
"Wah saya salut loh sama bapak, bapak masih mau mensupport anaknya, yang terpenting anak sudah mau berusaha" ucap guru itu tersenyum ke arah Ardi.
"Saya tidak pernah memaksa anak saya untuk mendapatkan nilai yang sempurna, yang terpenting Kiara tidak tertekan"
Sungguh berbeda sekali dengan kenyataannya.
Kata-kata yang di ucapkan oleh papanya itu, benar-benar berbanding dengan kenyataan.
★★★★
Setiba nya di rumah, Kiara langsung bisa merasakan aura tidak enak di rumahnya.
"Duduk" itulah yang pertama kali Ardi ucapkan.
Gadis itu pun duduk di samping papanya, namun masih ada jarak di antara mereka.
Semua badan gadis itu gemetar hebat, jantungnya berdetak sangat kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIARA [END]
Short Story"Ra, are you okey?" tanya Aksa. "I'm fine" "Gak usah bohong, maaf kalau kesannya gak sopan" jeda Aksa "tadi gue sempet denger kata-kata bokap lo". "Udah biasa kok" "Kalau mau nangis.. Nangis aja, ra" jeda Aksa "lo anak baik, lo udah berusaha. Janga...