★Hai gayss, makasih banget
Buat kalian yang selalu nunggu
Aku up ini cerita★★Happy Reading★
Pagi hari yang cerah di kediaman kiara, saat ini gadis itu sedang berada di taman belakang rumah nya. Ntah lah seperti nya gadis itu memiliki banyak fikiran.
Lama gadis itu melamun, tiba-tiba ada sesorang yang menepuk pundak gadis itu. Kiara terkejut, ia mulai membalik kan badannya guna melihat siapa yang saat ini menepuk pundak nya.
Setelah Kiara membalik kan badan, ternyata sosok yang saat ini menepuk pundak nya itu adalah Winda mama Kiara.
Winda mulai duduk di samping anaknya itu, yang saat ini sedang duduk di kursi taman.
"Ngapain di sini"
Tidak ada jawaban dari Kiara, hingga semenit kemudian gadis itu mulai berbicara.
"Kira-kira Kiara bisa pakai seragam putih abu gak ya" Kiara menjeda perkataannya "kia, bisa rangking satu ga ya" ucap gadis itu yang saat ini sudah menatap mamanya.
Winda yang awalnya melihat ke sembarang tempat, kini mulai beralih menatap anaknya. Dapat di lihat bahwa tatapan gadis itu cemas dan tidak percaya diri.
Tapi malah bukannya Winda menjawab pertanyaan dari anaknya, ia malah melontarkan sebuah pertanyaan.
"Kiara, mau jadi dokter kan" ucap Winda, yang saat ini hanya di jawab anggukan saja oleh Kiara.
"Kalau mau jadi dokter itu harus percaya diri, biar bisa menyelamatkan mereka yang butuh bantuan dari dokter, Kiara" ucapnya seraya mencubit hidung gadis itu pelan.
"Kalau kia mau mencapai di titik itu, kia harus percaya diri bahwa kia pasti bisa"
"Tapi itu semua mustahil, ma" ucap Kiara yang kini menahan mati-matian agar air mata tidak muncul.
Winda mulai memeluk Kiara, ia bahkan mengusap rambut gadis itu pelan.
"Gak ada yang gak mustahil di dunia ini, kalau kia mau berusaha" jeda Winda "ayo bangkit, mama gak suka anak mama yang gak percaya diri ini kayak gini" bisik Winda lembut.
Kini air mata tak bisa di bendung lagi, Kiara mulai menangis di pelukan Winda. Sudah kedua kalinya ia menangis di pelukan mamanya.
"Kia, bakal berusaha biar bisa rangking satu dan bisa mencapai cita-cita kia, ma" ucapnya sedikit bergetar karena tangisanya yang menjadi-jadi.
Winda pun mulai menghapus air mata Kiara, ia mulai mengulas senyuman manis. Senyuman itu seperti menyemangati Kiara, dia jadi tidak cemas lagi sekarang.
★★★★Kiara yang saat ini sedang di depan cermin, seraya membenarkan baju yang ia kenakaan saat ini.
Saat ia sedang fokus melihat ke arah cermin itu, tiba-tiba ada yang mengetok pintu kamarnya.
TOK TOK!
"Iya masuk aja"
Ternyata yang mengetok pintu tersebut adalah winda, ia pun mulai masuk ke dalam kamar anaknya itu.
"Anak mama udah cantik aja, mau ke mana si" tanya Winda merasa heran, tumben sekali anaknya ini ber penampilan rapi malam-malam seperti ini.
"Mau ke rumah temen, ma"
"Papa gak ada di rumah kan, ma?" tanya gadis itu, jika papanya ada di rumah pasti dia tidak akan di ijinkan keluar.
Winda menggelengkan kepala,pertanda bahwa papanya itu tidak ada di rumah. Toh memang benar kan saat ini Ardi sedang sibuk di kantor nya, mungkin akan pulang larut malam sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIARA [END]
Short Story"Ra, are you okey?" tanya Aksa. "I'm fine" "Gak usah bohong, maaf kalau kesannya gak sopan" jeda Aksa "tadi gue sempet denger kata-kata bokap lo". "Udah biasa kok" "Kalau mau nangis.. Nangis aja, ra" jeda Aksa "lo anak baik, lo udah berusaha. Janga...