10.JANJI

31 19 0
                                    

Sebuah pelayan mengantarkan minuman di meja lima belas, yang kini sedang di duduk ki oleh dua anak remaja. Dua orang remaja itu bernama Kiara dan aksa.

Mereka memang mampir terlebih dahulu di cafe dekat sekolahannya, mereka pulang bersama. Toh Kiara tidak akan di jemput karena Ardi sedang sibuk sekarang.

"Sa" panggil Kiara.

"Hem?"

Kiara terdiam sejenak, ia mulai memandangi wajah cowok itu sendu.seperti nya aksa nampak bingung sekarang, dengan tingkah Kiara yang aneh.

"Lo harus janji sama gue"

Mendengar perkataan Kiara yang mulai ngawur, Aksa semakin bingung dan khawatir. Apa gadis itu sedang tidak baik-baik saja.

"Lo ada masalah, ra" tanya Aksa semakin khawatir.

"Gue ngerasa lo bakal pergi jauh ninggalin gue, sa" kini kata-kata gadis itu mulai terdengar sendu.

Aksa semakin melihat sorot mata gadis itu, sorot mata nya benar-benar penuh dengan dendam dan luka. Jujur dia tidak suka kalau harus melihat Kiara seperti ini.

Tangan Aksa terangkat untuk membelai rambut panjang Kiara yang hampir menutupi wajahnya, ia tersenyum hangat sekarang.

"Gue bakal tetep di sini" jeda Aksa "menemani lo, dan gue akan selalu ada kalau lo lagi butuh gue, ra" ucapnya penuh keyakinan.

Air mata gadis itu sudah tidak bisa di bendung lagi, sial lagi-lagi ia menangis di depan Aksa. Padahal ia tidak mau terlihat lemah di depan cowok itu, tapi ntahlah lihat yang terjadi sekarang.

Seolah Aksa tau jalan pikir gadis itu, ia mulai menarik Kiara dalam pelukan nya.

"Gue.. Takut lo pergi, sa" jeda Kiara "G-gue takut.. " kini tangisanya semakin menyakitkan, ia terisak dalam pelukan Aksa.

Aksa mengelus punggung gadis itu yang nergetar hebat, lalu ia mulai membisikkan pelan.

"Kiara, gue gak akan ke mana-mana" jeda Aksa "Gue.. gue sayang sama lo, ra".

★★★★

Kini gadis itu telah sampai di rumah, Aksa yang memang saat ini sedang terburu-buru. Jadi ia tidak bisa mampir terlebih dahulu , dia harus segera pulang sekarang.

"Gue pulang dulu ya, Ra"

"Ati-ati ya"

Aksa tersenyum manis ke arah Kiara, ia mulai mengelus kepala gadis itu lembut.

"Iya, lo gak usah mikirin hal yang gak harus lo pikirin, ra" jeda Aksa "Gue gak mau ya kalau denger lo sakit nanti" ujar Aksa penuh penekanan.

Gadis itu hanya cengengesan,merasa geli kalau Aksa sedang kumat seperti ini. Biasanya cowok itu akan berlaku kaku, tapi lihat sekarang.

"Siap babang, Aksa" jawab Kiara, sembari hormat bak tentara.

"Oh ya, do'a ni gue rangking satu ya" ucapnya dengan senyum lima jarinya, itu terlihat manis di mata aksa.

"Hem... Gue janji kalau nanti lo berhasil rangking satu, gue bakal ngasih lo kejutan" ucap Aksa penuh keyakinan.

Gadis itu hanya tersenyum manis, tak butuh waktu lama montor yang Aksa naiki melaju pergi menjauh dari rumah kiara.

Kiara memasuki rumah dengan mengendab-endab, ia tidak mau papanya tau kalau Kiara baru pulang sekarang. Kini jam menunjukan pukul lima sore.

Baru gadis itu masuk ia sudah di kejutkan bahwa papanya itu tengah duduk di sofa, dapat di lihat dari sorot matanya bahwa Ardi sangat marah.

KIARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang