*hallo*
*Happy Reading*
Gadis yang menangis sesak di malam hari, tangisannya sangat menyakitkan. Kenapa hidup nya harus seperti ini? Apakah ia tidak pantas bahagia? Tuhan, gadis itu juga manusia biasa yang mempunyai rasa lelah.
Kiara hanya terus menangis, bahkan hampir 3 jam gadis itu menangis. Hati nya hancur karena mendengar kata-kata yang di lontarkan ayahnya, ya ayah kandungnya sendiri.FLASBACK
Kiara mengendab-endab ingin masuk ke rumahnya, gadis itu masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu. Ia hendak menaiki tangga dan masuk ke kamar.
Suasana di dalam sangat sunyi, ia fikir akan aman. Mungkin papa nya belum pulang, pikir Kiara saat itu.
Namun itu semua salah, baru dia melangkah kan kakinya ke arah tangga. Baru menaiki satu anak tangga, tiba-tiba tangan nya di seret seseorang.
"Ke mama saja kamu, kia!"ucap Ardi dengan nada meninggi, ya itu memang Ardi.
Dengan nada bicara yang bisa di bilang keras nan menakutkan itu, berhasil membuat Kiara bergetar hebat. Ntahlah mungkin papanya itu akan marah besar.
" jawab Kiara, dari mana kamu!" bentak Ardi merasa geram karena Kiara tak menjawab pertanyaan nya.
"Rumah t-temen, pa"
Gadis itu hanya bisa menunduk, ia sangat takut untuk menatap papanya.
Piarr!!
Suara nyaring itu terdengar di telinga Kiara, saat ini Ardi membanting vas bunga yang tak jauh dari Ardi berdiri.
Ardi mengangkat dagu Kiara, ia mencengkram pipi gadis itu kencang.
"Saya.. Minta kamu untuk belajar.. Bukan malah.. KELUYURAN, KIARA MACKENZIE!" ucap Ardi dengan nada menekannya, ia beralih menjambak rambut panjang gadis itu.
"Papa, lepasin. Sakit" adu gadis itu yang merasa kesakitan, ia tak berhenti menangis. Sungguh itu sangat menyakitkan.
Winda yang saat ini sedang berada di kamar bawah, ia mendengar teriakan anaknya itu langsung berlari menghampiri Kiara.
"Mas, lepasin. Udah! Sadar mas!" Winda berusaha melepaskan tangan Ardi yang masih setia menjambak rambut Kiara, ia berusaha merebut anaknya memdekap ke dalam pelukannya.
Kiara masih menangis sesegukan, ia menangis di pelukan mamanya.
"Dia anak kamu, mas!" bentak Winda menyadarkan Ardi.
Ardi hanya menatap keduanya dengan raut wajah kesetanan, ia menghembuskan nafas kasar.
"Urus anak kamu yang gak guna itu" ucapnya sambil berlalu pergi.
Apa katanya? Anak yang gak guna? Sungguh? Papanya benar-benar berucap seperti itu.
Kiara semakin menangis di pelukan mamanya, yang kini Winda pun ikut menangis. Mengapa suami nya itu sangat tega berbicara seperti itu kepada anaknya sendiri.
FLASBACK OF
"Urus anak kamu yang gak guna itu"
Kata-kata itu terus ber putar-putar di kepala gadis itu, ia terus menerus menangis. Sampai akhirnya gadis itu terlelap juga, mungkin karena lelah menangis.
★★★★
Pagi hari yang bisa di bilang hari yang cerah, Kiara saat itu sedang tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIARA [END]
Short Story"Ra, are you okey?" tanya Aksa. "I'm fine" "Gak usah bohong, maaf kalau kesannya gak sopan" jeda Aksa "tadi gue sempet denger kata-kata bokap lo". "Udah biasa kok" "Kalau mau nangis.. Nangis aja, ra" jeda Aksa "lo anak baik, lo udah berusaha. Janga...