"Jangan tinggalin gue lagi, yaa, Kak!"-
Langit ditemukan tak sadarkan diri dikamarnya, dengan keadaan pucat dan sebuah gelas yang pecah disebelahnya.
Naga yang melihat itu segera memapah tubuh kekar Langit, dan membawanya kerumah sakit. Sedikit sulit baginya, karena badan Langit yang lebih besar darinya. Namun dengan bantuan Chandra yang kebetulan sedang mampir, ia berhasil membawanya kerumah sakit.
Naga dan Chandra mondar-mandir didepan pintu ruangan yang masih tertutup itu. Mereka berharap harap cemas akan keadaan Langit. Tak lama kemudian, Alex dan Clarissa mendatangi mereka dengan sangat tergesa-gesa.
"Gimana keadaannya?" tanya Clarissa, terlihat raut khawatir tercetak jelas diwajah cantiknya.
"Gak tau, Mah. Dokternya belum keluar." sahut Naga dengan lirih.
Hal itu membuat Clarissa hampir terjatuh dari berdirinya, dengan sigap Alex membawa tubuh itu kedalam dekapannya.
"Tenang, dia kan kuat, dia pasti bisa." ucap Alex sembari mengusap punggung istrinya.
Suasana disana tampak hening. Yang ada hanya sebuah lantunan doa dan harapan yang selalu di panjatkan, berharap sang kuasa akan menurunkan pertolongannya.
Setelah menunggu sekian lama, akhirnya salah satu dokter keluar dari dalam. Terlihat raut lelah yang kentara diwajahnya, ia membenarkan kacamatanya, dan menghembuskan nafas berat.
"Gagal ginjal pasien sudah memasuki stadium 5." ucap Dokter itu.
Semua yang ada disana tak dapat menyembunyikan rasa terkejut nya, apalagi dengan Chandra, ia sampai menganga saking terkejutnya.
Clarissa terjatuh untuk keduakalinya, ia tak sanggup mendengar salah satu putranya terbaring tak berdaya didalam sana.
Buliran bening yang semua ia tahan akhirnya pecah juga. Sekuat apapun ia membangun benteng dihatinya, jika hal itu berurusan dengan putranya maka ia tak sanggup untuk menahannya.
Alex memeluk pundak yang bergetar itu. Suara isakan tangis pun lirih terdengar ditelinganya. Perempuan yang biasanya kuat akan segala hal, baik hati maupun fisiknya, bisa sejatuh ini jika berurusan dengan buah hatinya.
"Gapapa, Langit kuat, Mah." ujar Naga mencoba menenangkan Mamahnya itu.
Chandra hanya menatap sendu ketiga manusia didepannya.
"Gue nggak nyangka bakal separah ini akhirnya, yang gue tau lo baru sampe stadium awal, tapi ternyata semakin parah. Apapun itu lo harus kuat!" ucapnya dalam hati.
"Lo bisa balik, Ndra. Makasih udah bantu bawa Langit kesini." titah Naga yang datang menghampirinya.
Chandra hanya mengangguk. "Oke, kabarin kabar lanjutan nya, ya." sahut Chandra, kemudian ia berlalu pergi dari sana.
°°°
Disebuah ruangan yang bernuansa putih. Terdapat Seorang Dokter dengan name tag spesialis ginjal dimejanya, serta Alex dan juga Naga yang duduk sembari saling menatap penuh penasaran.
Pasalnya Langit selalu menjaga kesehatan selama ini, dari olahraga, makanan, jam tidur semua ia jaga. Namun kenapa justru semakin parah? Sampai mereka mencurigai salah satu obat yang selalu ia minum.
Naga menyodorkan obat itu kepada Dokter didepannya. Obat yang ia ambil dari nakas dikamar Langit. Memang sedikit mencurigakan, karena tak ada satupun ingredient yang seharusnya tertulis dibotol itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈𝐓 [ Revisi! ]
Non-Fiction"Apa gue gak pantes buat di cintai?" Tanya gadis itu. "Lo lebih dari pantes buat di cintai, Kiara." Ujar Langit. ...... HAPPY READING The Story!!