Bertemu Langit

104 20 12
                                    


"Mba!" panggil Siska pada salah satu pelayan disana.

"Permisi apakah anda ingin memesan sesuatu?" tanya ramah sang pelayan.

Mereka kemudian memilih menu yang mereka inginkan.

"Baik, ditunggu." balas pelayan yang langsung meninggalkan mereka bertiga.

"Lo kenapa diem aja Kia?" tanya Flo.

"Gue ngerasa kayak ada yang merhatiin gue selama di sekolah, tapi mungkin perasaan gue doang kali yaa." gumam gadis itu yang masih jelas didengar oleh kedua temannya.

Sebenarnya dia memikirkan tentang siapa itu Langit dan apa hubungannya dengan dirinya. Kenapa baru baru ini dia memikirkan  seseorang yang bahkan tidak pernah dia temui.

Kiara membuang nafas kasar, tidak lama setelah itu pesanan mereka pun sampai.
Mereka menikmati itu semua dengan candaan konyol yang mereka ceritakan. Hingga tidak terasa sudah 3 jam mereka disana.

"Anjirr ini beneran udah jam 9 malem?" Kiara melirik ke jam yang ada di tangannya, dan sedikit terkejut melihat angka angka yang tertera disana.

"Yaelah, orang kita sempet nonton kok disini makannya gak kerasa tiba tiba udah malem aja." timpal Flo.

"Ya udah ayo balik." ajak Siska.

"Bye guys!! Sampai jumpa besok!!." teriak Siska sambil melambaikan tangannya.

"Dasar bocah." ucap Kia seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Lo balik sama siapa? Sama gue aja ayo." ajak Flo.

"Thanks, tapi gak perlu. Gue udah pesen taksi tadi." jawab Kia.

"Lo hati hati ya kiyot!"

"Lo juga."

Kia berjalan beberapa meter ke titik penjemputan taksi online nya, tapi tiba tiba perasaan nya mendadak tidak enak.

"Apa perasaan gue aja yaa?" ucap gadis itu dalam hati. Jalanan itu sangat sunyi, sebagian tempatnya juga gelap seperti tidak ada kehidupan disana. Dia masih berpikir positif mungkin orang-orang sudah tidur jam segini.

Dan benar, tidak lama setelahnya 3 laki laki bertubuh besar menghampiri nya.

"Hai cantik sendirian aja nih." ucap salah satu dari mereka.

"Pergi lo pada." sinisnya, yang masih memainkan ponsel walaupun begitu, jantungnya sudah berdetak kencang.

"Tapi sayang banget kalo model beginian di tinggalin." ucap laki laki tersebut berkaos putih tersebut.

"JANGAN MACEM MACEM YA BANGSAT." umpat gadis itu.

"Stttt jangan teriak teriak disini gak kan ada yang denger." Mereka pun tertawa seolah telah menemukan mainan barunya. Tapi Kiara tidak bodoh, dia mengambil parfum yang berisi cairan bubuk cabai dan lada, dia selalu membawanya kemana pun gadis itu pergi, tujuannya agar tidak ada yang berani macam-macam atau melindungi diri. Seperti situasi ini, dia mengambil ancang-ancang untuk menyemprotkan nya, "Aduh.. Sialan mata gue perih banget." Ujar salah seorang dari mereka yang terkena cairan itu tepat di matanya, disaat dua orang lainnya sibuk dengan lelaki yang matanya merah, Kiara langsung mengambil ancang-ancang untuk berlari kencang.

"Woy mau kenapa lo?!!" teriak salah satu dari mereka.

"KEJARRR!!"

Kiara tidak ingin membuang kesempatan dia pun langsung berlari sekuat tenaga. Tidak peduli kemana arah dia lari yang terpenting saat ini dia harus bisa lolos dari orang orang stress tadi.

𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈𝐓 [ Revisi! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang